Part 2

4 2 0
                                    

**

Sudah dua minggu Audrey menjalani aktivitas di sekolahnya. Hari-hari telah dia lewati dengan baik tanpa adanya masalah.


Jam weker Audrey pun berbunyi namun Audrey tak kunjung bangun. Tak lama kemudian mama Audrey pun masuk ke dalam kamarnya. Dan segera membangunkan Audrey.

"Audrey bangun sayang. Kamu hari ini sekolah." ucap Yanna sambil menggoyangkan tubuh mungil Audrey berkali-kali. Hingga akhirnya Audrey pun terbangun.

"Ih mama apaan sih masih pagi juga. Ganggu tidur Audrey aja, lagi mimpi nih." ucap Audrey kesal karna telah menganggu tidurnya.

"Audrey ini udah jam 06.30 sayang. Kamu ini gimana sih." ucap Yanna tak mau kalah.

"WHAT! UDAH JAM 06.30. AUDREY TELAT MAA. IH MAMA KENAPA GAK BANGUNIN AUDREY SIH MA." ucap Audrey terlonjak kaget dan segera bangun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. 

"Kamu daritadi mama bangunin tapi kamu yang gak bangun-bangun." teriak Yanna dari luar kamar Audrey.

Setelah 10 menit Audrey mandi dia pun langsung bersiap-siap dan turun ke bawah untuk menemui mamanya.

"Ma Audrey gak sarapan yah, gak keburu soalnya. Audrey bawa bekal aja ya ma. See you ma." ucap Audrey langsung pergi meninggalkan halaman rumah.

Audrey berlari dengan kencang menuju halte dekat rumah nya. Setelah 5 menit Audrey menunggu namun, tak kunjung datang.

Audrey panik seketika karna dia melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 06.55.

Tiba-tiba Audrey melihat ada motor ninja berwarna hitam berhenti di depannya. Ternyata laki-laki itu adalah Devano.

"Buruan naik. Bentar lagi gerbang sekolah udah mau ditutup." ucap Devano. Namun, Audrey melamun di tempat entah apa yang dipikirkan oleh nya.

"Woi cepetan naik. Kalo gak gue tinggal." ucap Devano membuat Audrey tersadar dari lamunannya.

"Iy-iya." ucap Audrey menaiki motor Devano.

Tanpa basa-basi Devano segera melajukan motornya dengan cepat. Audrey yang merasa ketakutan akibat kecepatan motor yang dibawa oleh Devano, memeluk erat tubuh Devano.

Devano yang merasa ada benda yang melingkar di pinggangnya, Devano pun menambah kecepatan motornya. Dia mengetahui bahwa Audrey sangat takut saat ini.

Tak lama kemudian mereka sampai dengan selamat dan untungnya mereka tidak terlambat. Dengan cepat Audrey melepas tangannya dan turun dari motor Devano.

"Lain kali kalo bawa motor jangan ngebut-ngebut apalagi bawa anak orang." ucap Audrey kesal dan meninggalkan Devano di parkiran.

Devano yang melihat tingkah Audrey hanya tersenyum miring. "manusia aneh." batin Devano.

Saat Audrey sedang berjalan menuju koridor tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Audrey pun mencari sumber suara tersebut ternyata Adeeva.

"Baru dateng lo, sama siapa?" ucap Adeeva.

"Iya gue kesiangan. Gue sama Devano." ucap Audrey yang membuat Adeeva terkejut membulatkan mata.

"Hah, serius lo? kok bisa " ucap Adeeva.

"Iya tadi, gue ketemu dia di halte waktu gue nunggu bus. Karna gak ada satu pun bus yang lewat jadi nya gue bareng dia." ucap Audrey.

"Kenapa harus Devano?" ucap Adeeva.

"Gak tau." jawab Audrey singkat.

"Jodoh kali." ucap Adeeva dengan muka watadosnya. Tanpa Audrey sadari pipinya pun memerah membuat Audrey menjadi salting.

"Cie merah." ucap Adeeva langsung berlari meninggalkan Audrey karena dia tahu bahwa Audrey akan mencubitnya.

Sesampainya Audrey dan Adeeva di kelas guru pun datang masuk ke dalam kelas. 

"Selamat pagi anak-anak ibu ingin memberikan pengumuman bahwa sekolah kita akan mengadakan berbagai lomba salah satu nya ada lomba musikalisasi puisi. Lomba tersebut diadakan 2 minggu lagi. Di dalam musikalisasi puisi ini diwakilkan dua orang perempuan dari kelas X dan dua orang laki-laki dari kelas XI yang nantinya kelas X dan kelas XI akan duet bersama. Apakah kalian ingin voting atau ibu yang menentukan?" tanya bu Rosa.

"Voting buk." sorak mereka serempak.

"Oke kalau gitu kamu Adeera bantu ibu untuk memotong kertas dan nanti kalian tulis nama yang kalian pilih di kertas ini setelah itu kalian kumpulkan ke depan." ucap Bu Rosa.

"Baik bu." sorak mereka dengan kompak.

"Baik anak-anak pemvotingan telah selesai dan yang terpilih adalah Acelin dan Audrey. Untuk kalian berdua nanti jangan lupa mengikuti TC atau Technical Meeting sepulang sekolah." ucap bu Rosa.

"Baik bu." ucap Acelin dan Audrey kompak.

Kringg....

Bel istirahat berbunyi. Audrey dan kedua temannya menuju ke kantin sekolah. Seperti biasanya mereka selalu mengambil tempat duduk di pojok.

Tiba-tiba Devano and the geng atau yang biasa disebut most wanted di SMA Internasional UMC 1 masuk ke kantin yang membuat mata para kaum wanita melihat kearahnya dengan tatapan yang menjijikan kecuali Audrey.

Devano adalah pria yang sangat diidam-idamkan oleh banyak kaum wanita selain dia pintar dan ganteng. Devano adalah anak pemilik dari sekolah Internasional UMC 1 yang terkenal di jakarta.

Devano duduk tepat di belakang meja Audrey. Disitulah tempat dimana Devano, Reuben, dan Alvin biasa duduk. Devano yang sifatnya pelit bicara, dan cuek beda dengan kedua temannya. Reuben yang humoris dan Alvin yang suka membuat para kaum wanita baper terhadapnya.

"Audrey, Alvin ganteng banget ya. Pengen deh gue jadi pacarnya." ucap Adeeva. Audrey yang merasa di ajak bicara menoleh ke arah Adeeva.

"Mimpi lo! Mending lo pesenin gue spaghetti chicken katsu pake saus carbonara sama jus melon satu." ucap Audrey yang sedang memainkan iphone nya.

"Gue juga ya." ucap Adeeva sambung.

"Lo berdua ya, gak bisa banget liat orang seneng, heran gue." ucap Acelin.

Acelin memesan makanan untuk kedua sahabatnya yang menyebalkan itu. Tak lupa dia pun memesan makanan dan minuman untuk dirinya juga.

"Selamat siang mbak. Ada yang bisa saya bantu." ucap pelayan kasir.

"Mbak saya pesen spaghetti chicken katsu pake saus carbonara dua, sandwich double leker nya satu, sama minum nya jus melon tiga." ucap Acelin.

"Baik mbak saya ulangi spaghetti chicken katsu pake saus carbonara dua, sandwich double leker nya satu, sama minum nya jus melon tiga. Itu aja mbak ada tambahan lain?" tanya pelayan kasir tersebut.

"Gak ada mbak." ucap Acelin.

"Jadi, total semuanya seratus dua puluh ribu rupiah mbak." ucap pelayan kasir.

"Ini uangnya mbak. Makasih mbak." ucap Aceline.

"Baik silahkan ditunggu pesanannya mbak." ucap pelayan kasir.

Acelin pun berjalan menuju mejanya tiba-tiba ada yang menabraknya. Semua baju nya terkena noda minuman. Audrey yang merasa kesal pun melihat siapa orang yang sudah bertindak ceroboh seperti itu.

Ternyata dia Alvin, orang yang membuat Acelin terpanah asmara. Seketika Acelin melamun menatap bola mata indah Alvin.

"Sorry gue gak sengaja. Aduh baju lo jadi kotor kan. Sayang banget cewek cantik tapi baju nya kotor" ucap Alvin yang bergegas mengambil tissue dan membersihkan noda yang ada di baju Acelin.

"U-udah gak papa kok. Cuman ketumpahan minuman sedikit. Kalo gitu gue duluan ya." ucap Acelin pergi meninggalkan Alvin.














Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eternal StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang