The "Cupid"

7 0 0
                                    

Writting promp/Bahan cerita
writing.prompt.s
(instagram)

Aku adalah cupid, yah bukan yang "oh aku akan tembak panah cinta ke mereka, pow-pow-pow". Tapi lebih ke, cupid yang tembak panah yang tidak percaya diri. Sedihnya itu pekerjaan ku.

Terkadang aku kasat mata terkadang aku terlihat oleh mata manusia, sebenarnya itu keinginan ku sendiri. Tapi biasanya aku kasat mata. Aku sendiri pun tidak percaya diri untuk menampilkan diriku sendiri ke publik.

Sekarang aku ada di atas atap gedung, membawa papan nama yang berisi nama-nama yang harus aku "panahi" dengan panah ku. Di samping ku adalah cupid sebenarnya. Cupid yang memanah panah cinta pada saat yang tepat.

Kita berdua berbincang sampai akhirnya aku harus pergi duluan untuk mengerjakan tugas ku. Lambaian tangan kita tukarkan lalu aku pergi.

Ingat, aku kasat mata, jadi aku tidak perlu takut jika ada manusia yang melihatku.

Tugas yang sering aku dapatkan adalah memanah orang yang barusan di putuskan oleh pacarnya. Oh percayalah, ini adalah tugas yang sering aku dapatkan di keseharian ku.
Aku datang di taman kota.

Aku lihat papan nama yang selalu aku bawa dan melihat nama target ku untuk tugas pertama hari ini. Michael Agustinus. Nama yang bagus.

Ku lirik lingkungan yang sekarang aku tempati, mencari orang yang mungkin akan di "patahkan" hatinya. Di kursi taman, dekat air mancur, aku lihat sepasang manusia-
Yah begitulah, sedang mesra berduaan.

Aku senyum dengan kebahagiaan, dan kesedihan. Karena sebentar lagi, aku yakin lelaki itu akan patah hati. Di papan nama, aku lihat deskripsi untuk Michael.

Hari ini dia menggunakan hoodie (atau jaket lah) biru tua, celana abu-abu, dan sepati yang, menurutku, sangat stylish.

Aku perhatikan mereka berdua, namun waktu nya datang. Sang perempuan (aku panggil Gabriel), mulai menjadi diam. Dan laki-laki yang baik seperti Michael pasti bertanya kenapa.

Suara Gabriel terlalu pelan untuk aku dengar, tapi aku yakin, Gabriel bilang bahwa dia ingin putus dengan Michael. Michael, pasti, sangat sedih, namun menerima keputusan Gabriel.

"Tapi kita masi teman kan?" tanya Michael, suaranya lebih besar dari Gabriel.

Gabriel menggelengkan kepalanya, menandakan dia tidak ingin ada hubungan lagi. Michael mengela nafas panjang, namun menganggukkan kepala nya. Gabriel berdiri dan pergi meninggalkan Michael sendiri.

Aku sendiri menghela nafas, dan duduk di samping Michael (meskipun aku tidak terlihat).

Kejadian ini sangat sering terjadi. Terkadang, tugas untuk satu hari hanyalah tentang orang-orang yang sudah di patahkan hati nya.

"hey" aku berkata, tidak peduli siapa yang mendengar ataupun tidak, "hal ini sudah biasa, tenanglah, kau akan menemukan seseorang yang lebih spesial daripada Gabriel"

Setelah beberapa menit, aku putuskan untuk memanah Michael. Aku berdiri, dan berjalan sedikit jauh dari dia. Aku ambil panah dan busur ku, aku bidik Michael dengan panah ku dan ku lepaskan.

Panah itu sampai ke Michael, seketika itu, aku bersenyum.

Michael mulai tersenyum juga, lalu dia berdiri. "hey, tidak apa-apa kalo dia pergi.. Aku ingin beli es krim.. " dia pergi untuk mencari es krim. Aku mengela nafas lega. Aku telah membuat seseorang tersenyum lagi.

Singkat cerita, aku senang mempunyai pekerjaan ini..

.
.

Karena aku senang melihat orang lain tersenyum
Aku ingin mereka menyayangi diri mereka sendiri juga

.
.

~ End ~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Prompt Come Alive (INDO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang