Satu

25 2 0
                                    

11th, July

Kereta melaju dengan cepat dihadapan Seokjin. Ketika kereta tersebut berlalu, Seokjin melihat diseberangnya seorang gadis tampak terburu-buru menyeberangi rel kereta. Gadis itu melewatinya begitu saja, tanpa sadar telah menjatuhkan buku miliknya yang berwarna merah.

Awalnya Seokjin hanya diam menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh. Kemudian ia melangkah mendekati buku milik gadis itu dan mengambilnya.

Park Yoojung.

Seokjin tahu ini melanggar privasi gadis itu, tapi ia tetap membuka buku merah tersebut, membacanya perlahan, lembar demi lembar.

Seokjin kembali menatap ke arah gadis itu pergi, cukup lama. Lalu mengulas senyum tipis, beriringan dengan kereta lainnya yang melaju.

🌷

14th, Jun

Jungkook mempercepat laju kursi rodanya. Sengaja, ia berniat untuk kabur dari perawat yang selalu memaksanya untuk meminum obat. Sesekali ia menoleh ke belakang, memastikan perawat itu tak lagi mengejarnya.

Ketika Jungkook kembali menoleh, kontan ia berhenti mendadak karena hampir menabrak seorang gadis.

Kedua alis Jungkook menaut. Gadis dihadapannya ini mengulurkan tangannya.

"Annyeong, naneun Nam Eunji imnida." ucapnya sambil tersenyum.
(Halo, namaku Nam Eunji)

"Ah, Jeon Jungkook." Jungkook menyambut tangan gadis itu dan membalas senyumannya.

"Aku kebetulan sedang berjalan-jalan mencari udara segar. Kalau dilihat-lihat... kau sedang kabur dari perawat ya?" tebak Eunji.

Jungkook tersenyum kikuk, mengusap tengkuknya. "Yah, begitulah."

Eunji kembali tersenyum. "Ah ya, maaf sebelumnya kalau terkesan sok akrab. Tapi, apa kau mau menemaniku mencari udara segar?"

Jungkook bergumam panjang, dan mengangguk.

🌷

25th, May

"Aish,"

Yoongi mengacak rambutnya dan menyempilkan satu batang rokok ke bibirnya. Tangannya meraba atas piano, bermaksud mencari korek api. Tapi dengan sigap tangan mungil gadis di depannya mengambil korek itu dan tersenyum penuh kemenangan.

"Tidak untuk hari ini. Sudah berapa kali aku katakan? Jangan merokok, itu berbahaya untukmu."

Lalu gadis itu mengambil sebuah spidol yang entah darimana dan menuliskan sesuatu di permukaan putih korek tersebut.

Y.K.

Hah? Apa maksudnya? Pikir Suga ketika gadis itu melangkah menuju sofa dan mengambil gitarnya.

Suga menurunkan rokok dari bibirnya, mengamati setiap gerak-gerik Minji. Gadis itu tiba-tiba mengangkat sebuah permen tangkai berwarna kuning tanpa menoleh, seolah mengatakan 'makan ini dan jangan merokok'. Sudut bibir kanan Suga terangkat.

"Apa-apaan,"

🌷

5th, Jun

Namjoon menyandarkan punggungnya pada jaring-jaring besi sembari sibuk dengan permen tangkai di mulutnya. Matanya terus melihat ke arah gadis berbaju merah muda dengan rambutnya yang diikat asal. Gadis itu sedang membagi brosur, entah apa isinya.

Ia merapikan brosur ditangannya sebelum akhirnya beranjak pergi. Tetapi brosur yang dipegangnya tiba-tiba berterbangan karena ditiup angin.

Buru-buru Namjoon mendekatinya dan membantu gadis itu untuk mengumpulkan brosurnya yang berserakan.

"Kamsahamnida." ucapnya sedikit membungkuk dan pergi begitu saja meninggalkan Namjoon yang terus menatap punggungnya. Gadis itu sempat menoleh. Tatapan mereka hanya bertemu sekilas karena gadis itu kembali membalikkan wajahnya.

Namjoon akhirnya membalikkan badan dan beranjak pergi ke arah yang berlawanan dengan gadis itu.

🌷

18th, Jun

Taehyung sibuk menikmati ramennya. Ketika ia mengangkat kepala, matanya tak sengaja melihat ke arah kaca besar berbentuk bulat di atas sudut minimarket. Di kaca itu ia melihat seorang gadis yang diam-diam mengambil makanan dari rak dan memasukkannya ke dalam tas. Taehyung beranjak dari duduknya dan mencari gadis itu. Saat gadis itu ingin mengambil lagi, Taehyung menahan tangannya.

"Kenapa kau melakukan ini?"

Gadis pencuri itu hanya diam. Karena tak kunjung menjawab, akhirnya Taehyung mengambil tas gadis itu dan membawanya ke kasir untuk membayar semua makanan yang ingin dicurinya Saat hendak membayar, gadis itu keluar dari minimarket. Taehyung sempat terdiam. Ia cepat-cepat membayar kasir dan keluar dari minimarket. Ternyata gadis itu menunggunya di luar.

"Ini-"

Tidak ingin berlama-lama, gadis pencuri itu merampas tasnya dari Taehyung dan pergi begitu saja tanpa mengucap sepatah kata, membiarkan kalimat Taehyung yang menggantung. Dan oh, sebelumnya gadis itu sempat melirik sinis. Taehyung tak berkutik. Matanya yang menatap kepergian gadis pencuri itu menunjukkan kebingungan walau tidak kentara.

"Astaga,"

🌷

31st, May

Musik mengalun beriringan dengan gerakan lentur dan hentakan kecil yang memenuhi ruangan. Hoseok bergerak dengan lincah, seolah dirinya dan musik bercampur menjadi satu. Jimin hanya merekam sambil tersenyum tipis.

Tiba-tiba pintu terbuka. Seorang gadis memunculkan kepalanya dari balik pintu. Jimin yang menyadari itu segera memberi tahu Hoseok.

"J-Hope! J-Hope! Sepertinya Ryu Jin mencarimu."

Hoseok menghentikan gerakannya dan melihat ke arah pintu. Raut wajahnya berubah kaget ketika Ryu Jin datang menghampirinya sambil membawakan kue.

"Saengil chukhae Hoseokie!" ucap Ryu Jin dan menyodorkan kue itu pada Hoseok.

"Astaga, aku terharu. Terima kasih banyak!" senyum Hoseok sangat mengembang.

Jimin yang masih merekam dengan sengaja mengzoom out kamera tepat pada wajah Ryu Jin. Saat Ryu Jin menoleh, ia kelabakan dan pura-pura sedang memainkan ponselnya. Ryu Jin tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Jimin-ah, kemarilah." panggil Ryu Jin sambil tersenyum manis.

Dengan gugup Jimin menghampiri mereka. "Ada apa?"

"Apa kau sudah mengucapkan ulang tahun pada Hoseok?" bisik Ryu Jin.

Jimin menepuk dahinya. "Ah iya, astaga." pandangan Jimin beralih pada Hoseok. "Hyung, maafkan aku, aku benar-benar lupa. Saengil chukhae, hyung!"

Hoseok tersenyum lebar. "Tidak apa-apa. Terima kasih Jimin,"

Jimin hanya tersenyum membalasnya.

"Aku akan meniup lilinnya," ucap Hoseok yang masih tersenyum. Tapi senyumnya tiba-tiba hilang, dan perlahan menutup matanya.

-

"Hoseok-ah, eomma ingin pergi sebentar. Tunggu disini dan jangan kemana-mana ya,"

Hoseok kecil menahan tangan ibunya. "Apa eomma akan lama?"

Ibunya mengusap lembut pipi Hoseok. "Tidak kok. Ibu akan segera kembali. Tunggu disini ya,"

Hoseok mengangguk patuh dan menatap kepergian ibunya.

Sudah berjam-jam berlalu, namun ibunya tak kunjung kembali. Bahkan hingga hari hampir gelap pun tak ada tanda-tanda ibunya. Tempat wahana semakin sepi, dan Hoseok tetap setia menunggu ibunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Highlight ReelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang