Bab 2

12 1 0
                                    


Tecnology and Communication High School atau biasa disebut SMA TC adalah salah satu sekolah swasta terbesar di Jakarta. Sistem teknologi yang canggih membuat sekolah ini menjadi salah satu pilihan para remaja pada umumnya. Semua kegiatan pembelajaran diatas dasarkan dari penggunaan teknologi. Karena itu juga membuat sekolah ini memiliki biaya administrasi yang mahal.

Siswa di sini kebanyakan dari kalangan pejabat. Status keluarga menjadi prioritas utama untuk menjadi yang terkenal di lingkungan semua murid disekolah itu. Bagi memiliki status keluarga yang kurang layak terkadang menjadi objek tindakan bully. Oleh sebab itu, membuat murid di sekolah ini sering menyembunyikan status keluarga mereka yang sebenarnya.

Terlihat dari pintu gerbang sekolah masuk lah mobil bermerek Honda Jazz memasuki kawasan parkiran. Mobil itu terpakir disalah satu parkiran khusus.

Setelah mobil itu terparkir, keluarlah seorang cewek yang menjulang tinggi, dengan postur tubuh yang ideal membuat dirinya menjadi famous student. Apalagi dirinya memiliki bola mata berwarna kecoklatan dengan bulu mata yang lentik. Seketika itu membuat dirinya menjadi incaran cowok. Namun, cewek ini telah memiliki pacar yang merupakan salah satu pemilik saham terbesar disekolah itu.

Cewek ini berjalan ke bangunan utama sekolah, tiba-tiba datanglah seseorang menghampiri dirinya.

"Hai Cahya, baru datang yah lo?" tanya seorang siswi yang merupakan sahabat Cahya. Ia bernama Keisya Ramadhani. Keisya merupakan anak dari seorang direktur disalah satu perusahaan milik asing. Ayah keisya yang merupakan partner kerja papanya membuat mereka menjadi sahabat dari kecil. Keisya ahli dalam bidang hacking, apalagi kalau nge-hack akun media sosial orang. itu merupakan salah satu kebiasaanya.

"Gak, baru pulang. Yah baru datang lah! Pake nanya lagi," ketus Cahya, akhir-akhir ini Cahyani sering sensi sendiri.

"Yeah, lo kayak gak tau gue aja," ucap Keisya. keisya memiliki pipi yang tembem, wajah yang lucu, dan ditambah lagi kacamata yang terpasang jelas di wajahnya membuat ia semakin cubby.

"Emang lo kayak apa? Mak lampir? Atau mak comblang?" tanya Cahya yang sedari tadi menahan tawanya melihat mimik wajah Keisya berubah menjadi kesal.

"S*it lo," umpat Keisya "lo dari tadi kenapa sih? Sensi amat!" heran Keisya dengan tingkah laku Cahya akhir-akhir ini.

"Aelah, gue bercanda juga," ucap Cahya, "Gue gak tahu kenapa akhir-akhir ini gue selalu emosian sendiri, gak biasanya," sambung Cahya yang kebingungan terhadap dirinya sendiri. Dari kejauhan datang lah seorang pria menghampiri mereka.

***

Mobil BMW melajukan kecepatannya kearah sebuah gedung sekolah. Sekolah yang dilengkapi dengan fasilitas modern di Indonesia, juga merupakan sekolah yang menghasilkan generasi-generasi yang akan memajukan sistem teknologi negara indonesia. 


Diparkirlah mobil itu disisi kanan mobil Cahya. Beberapa menit kemudian, keluar seorang cowok yang bertubuh kekar dengan tampilan yang begitu klise. Tatapan kaum hawa begitu menghayati. Dia lah Reno yang merupakan pacar Cahya, juga cinta pertamanya. Sungguh merupakan pasangan yang saling menguntungkan membuat para remaja sekolah ini menjadi iri.

Reno yang merupakan anak seorang pemilik saham terbesar disekolah itu pastinya memiliki kepopuler-an tersendiri dikalangan para murid. Banyak diantara mereka mencoba mendekatinya, namun hati reno hanya terpaut oleh seorang cewek yang cantik, baik, juga cerdas. Siapa lagi kalau bukan Cahya? Seorang cewek yang terkenal akan kebaikan dan prestasinya yang menjulang tinggi ditingkat internasional. Cahya sangat ahli dalam pembuatan program robot. Bahkan program yang ia buat telah di perlombakan di negeri 'matahari terbit' beberapa bulan lalu dan meraih mendali perunggu. Tentunya itu prestasi yang sangat mengagumkan.

Tapi Cahya tidak pernah puas dengan prestasi yang ia raih. Menurutnya itu adalah awal mula dari masa depan yang akan lebih rumit. Ia memiliki prinsip 'memulai dari awal merupakan hal yang mudah. Namun, mempertahankan apa yang telah ada meruakan hal yang sangat sulit'. Hal itulah yang membuat Reno mencintai nya

Reno mulai masuki kawasan sekolah, dengan kacamata hitam yang melekat pada wajahnya membuat tampilannya sangat cool. Saat masuk ia mendapati Cahya dan sahabatnya yaitu Keisya di gedung utama, Ia pun segera meghampiri mereka.

"Hi my Star," sapa Reno kepada Cahya, Reno sering memanggil Cahya denga sebutan 'My Star' bintangku. Menurutnya julukan itu sangat cocok buat Cahya.

"Hi too my Sun," jawab Cahya, sama halnya dengan Reno. Cahya memanggil Reno dengan panggilan 'My Sun,' matahariku. Sungguh nick name yang serasi.

"Ekhem," tegur Keisya yang melihat best couple dihadapannya.

"Keselek apa lo?" tanya Reno kepada keisya yang sedang minum.

"Keselek lo berdua!" jawabnya yang sedari tadi menahan amarah, "gue kayak nyamuk aja disini. Anggap aja angin lewat, gak dipeduli-in," sambungnya kemudian pergi tanpa menoleh kearah Reno dan Cahya.

"Makanya, terima noh Ucup. Kasian dia ngarepin lo mulu!" teriak Cahya, tertawa nya pecah saat Keisya dengan siap melempar sepatu miliknya.

"Idih, Mules amat gue nerima dia. Kayak gak ada yang lain aja," sahut Keisya dari kejauhan, setelah itu sosokya tidak terlihat lagi.

"Cahya, Kamu baru datang atau udah lama datang?" tanya Reno kepada Cahya yang memperbaiki ikatan sepatunya.

"Baru datang," jawab Cahya. "Oh ya Re, boleh gak nemenin aku ke toko buku?" sambungnya yang sedang bertanya kepada Reno.

"Boleh sih, tapi kapan? Dan buat apa ke toko buku?" tanya Reno sambil mengenggam tangan Cahya dan berjalan menuju X IPA 1.

"Besok sore. Yah mau beli buku lah, masa iya mau beli pizza!" kesel Cahya, tidak terasa mereka telah sampai didepan kelasnya.

"Iya, iya. Nanti aku kabarin yah kalau aku bisa," ucap Reno sambil menatap Bola mata indah milik Cahya, "aku pergi ke kelas dulu My Star, Bye." Reno mengucak rambut hitam Cahya kemudian berlalu pergi meninggalkan kelasnya.

"Reno!!! Nyebelin banget sih!!!" teriak Cahya dengan suara khasnya yang agak cempreng, lalu memperbaiki rambutnya yang telah kusut karena ulah Reno.

Tanpa sadar, seseorang mendengar percakapan mereka. Tatapannya terlihat memiliki dendam yang sangat ia pendam, juga sorotan mata yang begitu sinis melihat keduanya. Sosoknya tertutupi oleh tembok pembatas yang terletak di sebelah kelas Cahya. Ia mengepalkan tangannya dengan begitu kuat menggambarkan seseorang yang cemburu dengan Reno dan Cahya. Kemuadian terbesit dipikirannya untuk membututi mereka.

TRINGG....

Bel masuk berdering, murid yang berada di halaman sekolah segera memasuki kelasnya masing-masing.

Kegiatan disekolah itu berlangsung. Para siswa sibuk memainkan teknologi yang disediakan oleh sekolah. Namun, banyak diantara nya membawa alat komunikasinya sendiri, Sama halnya dengan Cahya. Cahya adalah seorang cewek yang lebis suka memakai yang memang ia punya. Ia mulai memainkan PC Apple dengan kapasitas RAM 16 G membuat Cahya dapat melakukan apapun dengan PC miliknya.

Tangan yang mungil miik Cahya dengan lincahnya mengetik kembali materi yang sedang disampaikan oleh guru. Semua aktifitas yang berada pada SMA TC, semuannya menggunakan teknologi. Para murid tidak perlu membawa buku atau alat tulis lainnya. Mereka mencatat semuanya dalam PC, Tab, ataupun jenis alat komunikasi yang ada, baik disediakan oleh sekolah maupun milik pribadi. Hal itu yang membuat murid sekolah lain inigin bersekolah disana.

DORR....

Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu kelas X IPA 1 yang merupakan kelas Cahya dengan kasar, semua murid tersebut sontak terkejut dan merasa heran akan kedatangan direktur utama yayasan. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 07, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Blue IceWhere stories live. Discover now