#5#

640 80 11
                                    

" kalau bisa memilih, manusia tetap akan memilih takdir indah dengan akhir yang bahagia. Tapi karena kita tak bisa memilihnya bukankah itu berarti kita hanya harus menerima dan menjalani ? "

*********

Changkyun semakin menarik topi hitamnya ke bawah untuk menutup identitasnya kala kaki itu sudah berada diantara kerumunan orang yang memang suka menghabiskan waktu di sungai Han.

Changkyun sudah mendatangi makam nenek mereka sebelum kemari. Tapi sosok Hanbin tak terlihat disana dan sesuai pemikirannya tadi, Changkyun memutuskan datang ke Sungai Han.

Suasana benar benar ramai dan ini buruk, ingin rasanya Changkyun mengumpati dirinya sendiri atas kebodohan yang ia lakukan. Ia tak membawa masker, bukannya merasa terlalu percaya diri akan orang orang yang mengenalnya. Hanya saja membawa masker adalah salah satu penyamaran dan antisipasi yang harus ia lakukan. Ia tak boleh menimbulkan masalah.

Changkyun berjalan dengan cepat sembari sekali menatap sekeliling. Matanya bergerak nyalang mencari sosok Hanbin yang sangat ia harapkan untuk terlihat di tempat ini.

Changkyun menghela nafas kala sudah 20 menit ia berkeliling tapi tak juga menemukan sosok itu. Namja itu mengusap wajahnya kasar sebelum meraih ponsel untuk mencoba menghubungi ponsel Hanbin.

"Kemana sebenarnya bocah itu" Changkyun kembali melihat sekeliling tapi pandangannya terpaku pada segerombolan siswi yang nampak familiar di matanya.

Salah seorang yang berada di tengah dengan sebuah botol minum ditangan itu menatap lekat lekat ke arah Changkyun yang langsung menunduk kala menyadari ia sudah melakukan sebuah kontak mata.

Lebih buruknya lagi Changkyun mengenal siswi itu, gadis yang pernah mendorong dan memukulnya di panggung hari itu. Final No Mercy. Changkyun lekas berbalik dan mencoba melangkah secepat mungkin kala menyadari gadis itu juga mengingatnya.

"Hey berhentilah. Kau I.M sialan itu bukan?" Changkyun sempat berhenti untuk seperkian detik sebelum kembali melangkahkan kakinya dengan lebih cepat.

"Hey berhenti. Aku belum selesai denganmu" dan Changkyun menyadari satu hal.

Ia berada dalam masalah, ada 5 gadis yang mengejarnya saat ini. Laki laki itu tak bisa berpikir selain berlari bersembunyi dan menghindar.

Orang orang menatap ke arah mereka, dan Changkyun semakin merutuki dirinya. Gadis itu berteriak penuh umpatan kepadanya, ini adalah hal buruk sungguh. Changkyun sempat berucap maaf pada beberapa orang yang sempat tertabrak oleh dirinya.

Sebisa mungkin Changkyun menjaga jarak agar ia tak tertangkap. Changkyun lelah tentu saja, keringat seukuran biji jagung mengalir di kening sampai menuruni pelipis dan juga pipi berisinya. Changkyun menoleh kebelakang dan mendapati jarak yang telah ia ciptakan sudah cukup jauh.

Tapi Changkyun tak bertekad untuk berhenti sekarang. Setidaknya ia harus bersembunyi sampai keadaan benar benar aman. Entah kenapa ia merasa begitu takut, Changkyun tak mengerti.

Srett

Seseorang menarik lengannya, menariknya berlari menelusuri gang kecil yang tercipta karena banyaknya kedai sederhana yang berjajar di tepian tempat menenangkan itu.

Changkyun mengernyit kala menyadari siapa yang menarik lengannya. Im Hanbin, pemuda dengan balutan hoodie hitam polos itu adalah seseorang yang menariknya. Hanbin hanya terus berlari tanpa menatap kearahnya meskipun Changkyun beberapa kali mencoba menghentikan langkah mereka.

Our SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang