CPDY 1

3.1K 56 6
                                    

Ketika memasuki hari ke-11 menjelang Ujian Semester ganjil di tahun terakhir ini, bersama dengan kedua teman, aku pergi ke salah satu Sekolah di bagian barat Kota Mukalla untuk melakukan "Musyahadah At-Tadris Fi Ash-Shufuf", yaitu program menyaksikan proses
pengajaran di kelas, setelah -seminggu sebelumnya- kami melakukan praktek "At-Tadris Al-Mushoghghor Fi Ash-Shof", atau biasa dikenal dengan istilah "Micro Teaching", sebuah program uji coba mengajar di kelas sendiri dengan durasi 20 menit.

Ketika uji coba mengajar di kelas sendiri, teman-teman berupaya ber-acting untuk menjadi siswa SD/SMP/SMA dengan pertanyaan dan sikap kekanak-kanakan. Di saat seorang teman mengajar, di antara kami ada yang melempar pulpen ke papan, ada yang mengambil buku temannya, ada yang tidur, ada pula yang caper dengan candaannya yang super garing. Nah, kondisi ini sengaja kami ciptakan untuk mengetahui sejauh mana reaksi teman kami yang sedang menjadi guru selama 20 menit ini.

Setelah proses Micro Teaching selesai, setiap Mahasiswa diberi kesempatan untuk memberi koreksi secara langsung, selain Form Penilaian yang sudah dibagikan sebelum program dimulai. Barulah nanti Professor memberi penilaian akhir dan memberi kesimpulan serta masukan, baik untuk yang baru saja atau akan mengajar, agar poin-poin penting tersebut diperhatikan lebih dan dipraktekkan.

Oh ya, Prof. DR. Ahmad As-Saggaf adalah dosen yang mengajar kami dalam makul "Tarbiyah Amaliyah", Praktek Mengajar. Pada semester-semester sebelumnya beliau juga memberikan materi serupa yang merupakan dasar-dasar penting Ilmu Pendidikan, mulai dari "Ushul At-Tadris" atau Lesson Planning yang merupakan ilmu dasar untuk mengajar. Setelah itu "Taqwim Bina' Al-Manhaj", yang merupakan tahap pembelajaran bagaimana kita mengoreksi "Metode Pendidikan" yang kita terapkan. Setelah itu berlanjut pada materi "Educational Phisycology", atau Pisikologi Pendidikan yang mempelajari pola kembang manusia dari berbagai segi dengan bagian inti materi adalah Perkembangan Kognitif (Pengetahuan). Ada juga pembahasan tentang jenis-jenis kecerdasaan manusia, salah satu teori menyebutkan ada 7 macam kecerdasan yang dimiliki manusia. Barulah setelah itu kami memasuki makul "Tarbiyah 'Amaliyah" di semester ganjil tahun terakhir ini.

Kesemua dari materi ini mengambil jatah satu Semester, setidaknya sudah 4 semester kami bertatap muka dengan Prof. Ahmad. Sebenarnya sebelum "Ushul At-Tadris", ada materi "Ushul At-Tarbiyah" yang memuat dasar-dasar Pendidikan Islam dan sejarah Sekolah di dunia Islam. Dahulu materi ini diajarkan oleh Dr. Abdul Qodir Al-Habsyi, Pimp. Bidang Ilmu Tarbiyah di Fak. Tarbiyah, Hadhramaut University (HU), Sewun.
Sedangkan Prof. DR. Ahmad As-Seggaf di Hadhramaut University - Mukalla.

Nah, ke-5 cabang Ilmu Tarbiyah yang dikemukakan di atas adalah 5 materi pokok yang diajarkan untuk mempersiapkan pengajar yang mumpuni. Setiap makulnya memakan porsi 1 semester. Jadi total selama 5 semester Mahasiswa di sini digembleng untuk dipersiapkan menjadi pengajar yang mumpuni.

Nah, saat uji coba Micro Teaching kemaren, Professor sangat mengapreasiasi atas pencapaian yang kami capai. Kata beliau: "Awalnya saya kira kualitas mengajar kalian belum terlalu mumpuni, tapi ternyata setelah menyaksikan secara saksama, saya rasa kalian sudah sangat cukup siap untuk mengajar, bahkan untuk langsung praktek mengajar ke sekolah umum juga saya rasa sudah cukup siap." Oh iya, untuk praktek mengajar ke sekolah, insya Allah akan dijadwalkan pada semester datang yang merupakan akhir semester dari perkuliahan kami di Imam Shafie College (ISC).

Prof. Ahmad, selain mengajar di HU, beliau juga mengajar di Al-Ahgaff University di Fak. Tarbiyah yang di fakultas inilah Mahasiswi Indonesia mendapatkan beasiswa, sedangkan untuk Mahasiswa di Fak. Syariah Wal Qonun. Beberapa kali beliau memuji Mahasiswi Indonesia yang sedang praktek mengajar, kualitas mereka -yang meski merupakan orang asing yang menggunakan pengantar Bahasa Arab- melebihi kualitas Mahasiswi HU.

Meskipun secara bahasa terkadang ada hal yang perlu dimaklumi. Untuk Banat Ahgaff kami ucapkan: Bravo! Bukan Prof. Ahmad saja yang memuji kualitas Mahasiswi Indonesia, tapi DR. Amin Basulaiman yang mengajar Balaghoh dan Sastra Arab di ISC dan Ahgaff juga memuji kualitas mereka. Yah, setidaknya kami dapat promosi calon, hei hei :D , soalnya di ISC cuma putra saja, ha ha ha. (Abaikan bagian terakhir ini)

***

Catatan Pendidikan Di YamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang