untung sayang :")

15 4 1
                                    

Suasana malam yang hanya diterangi oleh beberapa lampu jalanan yang sedikit redup dan berjajar dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

Perlahan tetesan air jatuh dari langit yang terlihat gelap. Dan cahaya bulanpun ikut tertutup oleh kumpulan awan hitam. Keheningan malam hanya diiringi dengan suara langkah yang berasal dari dua orang.

“Eh gerimis nih, disamping jalan sana ada supermarket” Ujar Melani memecah keheningan. “Buat apaan ke supermarket? Oh Lani laper pengen nyari cemilan ? ” Jawab Audrey dengan santainya.

“KAGAK,GUA MAU BELI OBAT NYAMUK” Saut Melani dengan nada tinggi. “Lah Melani udah bosen idup? makan obat nyamuk bikin lani keracunan terus mati” Ucap Audrey dengan wajah sedih takut akan kehilangan temannya.

“chk, gampang amat ngomong mati-_-, Nih anak gini amat otaknya, ibunya pas ngandung ngidam ketombe bekicot kali ah” Batin Melani dengan mendengus kesal.

Lalu berjalan meninggalkan Audrey dengan langkah cepat, Audrey yang terdiam masih memasang wajah mata yang berkaca-kaca.

“Tungguin gue woi Melaniiii, jangan coba-coba makan obat nyamuk, Pempek Om Burhan depan sekolah masi enak woiii” Teriak Audrey sambil Berlari menyusul Melani yang menuju supermarket.

*wushhhhhh bruakkk* Dengan spontan Melani menoleh ke belakang. “Audreyyyyyy” Teriak Melani yang kaget melihat Audrey jatuh di pinggir jalan yang basah akibat guyuran hujan, lalu menghampiri Audrey dan membantunya untuk berdiri.

“lu gapapa drey? Kok bisa lu nyungsep si, udah tau licin juga ” tanya Melani yang khawatir dengan keadaan Audrey.

“Hehe gue gapapa kok mel kayak maen perosotan di Waterpark ^-^, Audrey malu mel diliatin banyak orang” Jawab Audrey meyakinkan Melani kalau dia baik-baik saja sambil bersembunyi di belakang tubuh melani karena malu.

Melani yang merasa heran dengan perlakuan Audrey mulai berbicara dengan pelan “Pengen gue hujat tapi gue kasian dia abis jatuh, dosa gue juga udah banyak ngehujat. ”

Ujar Melani menutup mata sambil mengelus dadanya agar sabar menghadapi temannya yang mempunyai otak hanya sebesar remahan kerupuk.

“Mel hujannya tambah deres nih, neduh dulu di supermarket itu yuk” Ucap Audrey dengan berlari kecil menuju supermarket.

“Ya itu maksud gue dari tadi njayyy, tapi lu malah ngira gue mau makan obat nyamuk dasar Audrey otak TOMEL *lemot* ” Jawab Melani sedikit berteriak agar Audrey yang 10 langkah di depannya mendengar perkataanya.

Lalu Melani menyusul Audrey yang sudah memasuki teras supermarket dan mencari tempat untuk duduk.

“Tadi Melani ngapain teriak-teriak sendiri di jalan?”Tanya Audrey dengan wajah polosnya. “Gue ngomong sama elu ANJ- ahhh” Jawab Melani dengan memutar bola matanya dengan malas.

“Maafkan pacar Sehun ini mel, Audrey tadi ga denger soalnya tadi tali gue lepas”. Ujar Audrey dengan wajah menyesal. “Apa hubungannya ama tali lu asw, BODO AH LISA BLEKPING NGAMBEK NICH” Saut Melani dengan wajah cemberut.

“Dih yang ada mbak Lisanya batin, “sejak kapan gue kembaran ama kaleng kerupuk” begitu” Ujar Audrey dengan bangganya.

“Kata-katamu neng membuat hati princess TERTOHOCK- TOHOCK” Balas Melani pergi meninggalkan Audrey, dan hujan pun sudah mereda.

Saat perjalanan pulang Audrey dan Melani membeli 5 es krim dan beberapa camilan untuk sahabatnya yang saat ini mereka berkumpul di rumah Audrey untuk mengerjakan tugas.

Saat Melani dan Audrey baru saja masuk dan masih melepas sepatu, Dira sudah berteriak duluan.

"Es krimmmmmmnya datanggg Gaesss" Dira berteriak kegirangan lalu berlari menghampiri Melani dan langsung mengambil es krim rasa coklat kacang kesukaanya.

Semua temannya hanya melihat tingkah Dira dengan heran. Lalu Dira membagikan es krim sesuai rasa yang disukai para temannya. Melani strawberry, Audrey chocolate, Vina Durian, Berlin Vanila.

"Kenapa lama banget beli jajannya?" Tanya Berlin sedikit khawatir.

"Iya lin tadi gerimis terus hujan. Terus gue ama Audrey neduh dulu di  supermarket" Jawab Melani dengan memakan es krimnya.

"Yah Dira kenapa? ada sesuatu yang terjadi? Hm?" Rasa penasaran Vina ke Berlin yang dari tadi bersama Dira sebelum Vina datang.

"Aku gatau, dia ga cerita apa-apa. Cuman... aku tadi liat dia jatuh dari tangga kepalanya kepentok pegangannya tangga, terus pas aku tanya apa yang sakit, dia malah ketawa-ketawa sambil bilang "ahhh sukak deh unch" gitu Vin"

"Waduhhh, gawat lin." Ujar Vina dengan cemas.

"Gawat kenapa Vinnn, Dira kenapa? Saraf nya putus? RSJ? Gangguan mental? " Berlin pun ikut kawatir dan takut apa yang terjadi pada Dira.

"Bukan itu lin. Dia.... kayaknya ... dia....ketempelan setan perawan dah. Lin cepet ambilin gue air putih. Cepetan!" Suruh Vina kepada Berlin untuk segera mengambilkan air putih. Dan tanpa basa-basi Berlin pun langsung memberikannya kepada Vina.

Vina menerima gelas yang berisikan air putih dan membacakan nya sesuatu lalu meminum nya.

Tidak, dia tidak meminumnya tetapi...
*brushhhhh* menyemburkannya ke Dira. Yang awalnya ramai kini semua membeku dan mata mereka tertuju pada Dira dan Vina.

Dira yang terkejut mulai membuka suara "ke... kenapa.. lu.. nyembur.. gu..gue?" Tanya Dira dengan sedikit gagap dan melihat baju nya yang agak basah akibat semburan Vina.

"Lu udah sadar? Tadi lu ketempelan setan perawan Dirrr. Katanya Berlin lu senyum-senyum sendiri terus bilang "ahhh sukak deh unchh" gitu " Jawab Vina sambil menirukan gaya Dira berbicara.

"Ahhh itu... khmm.. hmm... bwahahahaha ah jadi malu" Dira mulai berbicara dengan aneh.

"Hah setannya lengket amat ama lu Dir. Belum ilang juga ternyata. Gue  sembur lagi yak" Ujar Vina dengan kesal.

"Eh udah jangan di sembur lagi. Jadi gini gue tadi di kasih ama si Arga coklat. Terus dia bilang mau ngajak gue nge date ekhm" Dira menjelaskan dengan wajah yang malu-malu.

"Hahaha mampos salah sasaran Vin" ejek Melani pada Vina.

Tanpa berkata-kata Vina berjalan mendekati Melani lalu memberikan es krim pada pipi Melani. Sehingga Pipi Melani penuh dengan es krim.

Tak lama kemudian Melani dan  Vina berkejar-kejaran. Diikuti dengan kawan-kawannya yang bermain perang bantal. Dengan membentuk tim Melani & Vina Vs Audrey Dira.

Berlin yang sedang melihat kelakuan mereka yang lebih tua darinya merasa heran. Berlin lebih suka ketenangan. Tapi hidup nya sangat membosankan tanpa mereka sebagai pemanis hidup.

Dalam ruangan waktu berjalan dengan sangat cepat, malam  itu berakhir dengan penuh dengan canda tawa mereka ber-5 yang mengisi kekosongan dikamar Audrey.

 


Gimana ceritanya? Makasih ya yang sudah mau ngerelain waktunya untuk baca ceritaku. Dan makasih yang sudah mau mendukung💙💙💙
Maaf bnyak typonya^-^

BECOME IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang