bagian dari kisah

16 2 0
                                    

         

         

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 

Waktu berlalu, tanpa sadar perasaan itu juga mulai pudar. Bukan karena apa, perasaan itu bukan punya siapa-siapa lagi. Perasaan itu memudar seakan waktu mengajarkan untuk mengikhlaskan apa saja yang terjadi pada kenangan yang mungkin ingin disudahi dan tidak dikenang lagi.

lalu, sudah sampai mana?

semoga sudah sampai ke rasa yang lain, dengan orang yang lebih mebahagiakan.








ya, semoga
semoga saja
tidak sepertimu










menunggu itu kegiatan yang paling menyebalkan buat sebagian orang, tapi tidak bagiku, menunggu itu menyenangkan, apalagi saat mencoba menunggumu kembali dengan segala keletihanmu.

aku tidak tahu apa kamu nanti akan mulai kembali menyapa atau memilih berpura-pura lupa, aku akan tetap menunggumu.

aku akan tetap menunggu meskipun itu berat karena, yang ku tunggu akan pasti kembali, seratus persen pasti kembali, aku seyakin itu padamu? iya jadi tolong yakinlah juga bahwa kamu akan kembali ya?

namun, jika memilih untuk tidak kembali, aku juga tidak apa-apa ya, mungkin aku sedih tapi, aku tidak bisa kecewa padamu, yang penting kamu senang sajalah, itu sudah sangat cukup.

aku akan tetap menguatkan hati agar bisa melihatmu senang lebih lama lagi.

sambil bertanya-tanya, kapan ya? kapan kamu kembali? kapan ya kamu pulang? ingat tidak? rumahmu ini selalu mencoba kuat walau sudah lama terombang-ambing angin topan sekalipun.

mungkin kamulah yang mampu menjawabnya dengan kepulanganmu.







jadi pulang ya?














©2020
by de-villcry

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[2] coming home.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang