satu

7 1 0
                                    

"Kala malaam bersihkan wajaahnya dari bintang-bintaang, dan mulai turuun setetes air langiitt dari tubuhnyaa"

Itu suara Laluna.

"HEH BISA DIEM GAK SIH?"

Vivi, teman sebangku Laluna berusaha mengontrol emosi yang tengah hampir meledak disebabkan Laluna yang tidak berhenti bernyanyi dari tadi.

"kalo pengen konser dilapangan olahraga aja sono, biar banyak yang nontonin".

ujar Vito, yang bangku duduknya tepat didepan Laluna.

"Gue mendingan denger musik keroncong taun 45 daripada denger suara Laluna jerat-jerit fales kek gitu".
Bimo berkata sinis sembari memasangkan earphone ke telinganya.

"suara kucing pas naena lebih merdu kali dibanding suara lu" ejek Fergo sambil merekam apa yang dilakukan gadis itu dengan ponselnya.

Gadis itu bernyanyi tanpa memperdulikan caci maki yang dilontarkan oleh teman-teman disekitar. membuat Fergo semangat berniat untuk mempermalukan Laluna.


Entah suatu seperti apa yang mengganggu pikirannya, biasanya ia bernyanyi seadanya, bahkan hanya bersenandung.

tidak seperti sekarang. berteriak-teriak seperti dirasuki jin yang suka bernyanyi, sama seperti dirinya.

Bukan lagi suara 'fals' yang terdengar, melainkan suara cempreng menggelegar yang membuat siapa saja tidak tahan memdengarnya.

terdengar berlebihan memang, tapi itu anggapan yang berada pada pikiran teman-temannya.

"POKOKNYA GUE HARUS LOLOS AUDISI"
ucap Laluna tiba-tiba dengan nada yang tidak santai, sukses membuat siapa yang mendengar menatapnya dengan pandangan aneh.

"ikut audisi apaan lu?" Vivi bertanya dengan wajah datarnya.

ini mungkin kelebihan seorang Vivi yang mungkin tidak banyak orang mampu memahan emosi yang hampir meledak tadi.
maka dari itu, hanya Vivi lah yang selalu setia berteman dengan Laluna, semenyebalkan apa pun Laluna ia bisa menahan agar tidak menampar atau memilih bergaul dengan yang lain dan meninggalkan Laluna.

Sahabat sejati memang seperti itu, walau dalam keadaan PMS sekalipun.

"biasa, audisi biar jadi penyanyi terkenal kaya' teh rossa". jawab Laluna dengan bangga

"lo ikutan lagi?, bukannya tadi malem lo bilang udah nyerah terus berenti ngejar mimpi lo yang impossible itu?"
Vivi bertanya masih dengan nada malasnya

"iya itu kan tadi malem, terus pas paginya gue bangun kaya' dapet ilham gitu jadi makin semangat gue buat ikut audisi" jelasnya dengan nada bicaranya yang ceria

"Ilham smash pala lu peyang mana ada yang namanya begituan ckck".

Dari pada harus mendengarkan ocehan Laluna yang setiap hari tidak ada habisnya, ia memilih menelungkupkan wajahnya ke atas meja dengan tangan yang diletakkan sebagai tumpuan.

Tak lama kemudian nampak seorang pria setengah baya memasuki kelas dimana ada Laluna didalamnya, kelas 11 IPA1.

"LALUNA KEITH FEBIOLLAAA"

Hening..

Seketika tidak ada dari seorang pun yang mampu bersuara jika sudah mendengar suara Pak Anto berteriak. Guru konseling mereka.

Mendengar namanya disebut, Laluna gugup bukan main. ia mengingat-ngingat kesalahan apa yang telah ia perbuat hingga Pak Anto memanggilnya dengan begitu lantang.

"Ikut bapak ke ruang BK sekarang" seru pak Anto dari depan pintu kelas

Laluna semakin bingung, tidak kalah dengan teman-teman sekelas yang menatapnya dengan pandangan seolah-olah ingin berkata 'ada apa?', pertanyaan yang sama menari-nari dipikirannya.

...

iyuuhh baru chapter satu masa laluna tiba-tiba dipanggil ke ruang BK..

kira-kira kesalahan apa yang bikin laluna dipanggil Pak Anto?

aku usahakan update tiap hari deh kalo ada waktu eheheh, masi awal jadi konflik2 nya belum ada keliatan

ihihii yang vomment aku doain masuk surga😙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ADORABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang