Miracle in December 2

6.4K 891 132
                                    

Huuuueeeeee.... Ntah lah bagaimana part ini. Ternyata menulis ala-ala orang luar negeri itu susah ciin 😭😭😭

Cuz baca, vote dan komen. Maaf mungkin belum bisa bales komen lagi repot 🙏

⛄⛄⛄

Langit pagi Manhattan terlihat berkabut, pekat hingga menghalangi pandangan menyertakan butiran-butiran salju memenuhi kota. Tumpukkan salju memenuhi penjuru kota hingga bagian tersudut sekalipun. Tak terdengar klakson kendaraan bersahutan seperti biasanya. Mereka melaju dalam kecepatan rendah menghindari tergelincirnya roda mobil mereka.

Atap-atap gedung, rumah dan jalanan pun tampak putih membuat sudut bibir Katherine mengukir senyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Atap-atap gedung, rumah dan jalanan pun tampak putih membuat sudut bibir Katherine mengukir senyum. Sesekali jari-jari lentiknya terulur menghapus butiran es lembut dari tanaman-tanaman pot di trotoar. Menengadah memandang langit putih, memejamkan mata bersiap menerima terpaan salju dingin pada wajahnya. Saat butiran-butiran putih itu menyentuh wajahnya, Katherine melebarkan senyumnya, meresapinya hingga perasaannya tenang.

Mata terpejam itu terbuka ketika pipinya merasakan kecupan hangat. Memandang ke depan tepat pada wajah Hugo. Katherine merona, wajahnya menghangat. Tak dapat ia pungkiri dalam sudut hatinya ia menyukai hal itu. Namun Katherine berusaha menepisnya sembari memasang raut wajah tak bersahabat. "Sungguh tidak sopan, Mr. Petterson." Katherine bergeser minggir dari hadapan Hugo, melanjutkan langkah kaki dalam ukuran kecil, mengabaikan Hugo di belakangnya. Ia melangkah dalam kehati-hatian dalam tumpukkan salju.

"Benar, kah? Bukankah itu hal biasa?" ucap Hugo tak percaya. Berjalan mengimbangi langkah kecil Katherine.

Menatapnya sejenak lalu kembali menatap lurus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menatapnya sejenak lalu kembali menatap lurus. "Tidak bagiku, apalagi itu denganmu Mr. Petterson. Dan jangan ulangi lagi."

Hugo tak percaya ini. Ciuman ringan darinya ditolak oleh wanita di sisinya. "Ada alasan khusus kenapa kau tak menyukainya? Apa aku ini virus bagimu?" Hugo menanti jawaban Katherine dengan mencekal lengan wanita itu.

Menghela napas kecil dalam waktu singkat, menatap tepat iris abu kebiruan yang menyesatkan di dalamnya sebelum menjawab Hugo. "Ya, kau virus yang perlu kuhindari. Jadi menjauhlah dariku." Mengurai cekalan lembut nan hangat Hugo sebelum melanjutkan langkahnya.

Kumpulan Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang