Nancy. 1

47 7 4
                                    

Hujan menerpa kaca Bus yang menuju ke rumahku, Rumahku tak jauh dari sekolah hanya memumutari tiga blok saja.

Bagaimana bisa akhir dari sekolah menjelang Musim Panas ini hujan turun dengan lebat, Mungkin ini hujan penutupan Musim Panas pikirku dengan sedikit terkekeh.

Namaku Nancy willy. Willy adalah nama Ayahku, biasanya orang yang baru kenal aku menanyakan hal itu. Aku duduk dengan Bill dan Jessie, mereka adalah sahabatku sejak duduk dibangku Sekolah Dasar.

Aku duduk ditempat belakang dan disamping jendela
Teman-temanku seperti biasanya, Mereka bersenda gurau sebelum saling berpamitan. Aku duduk dengan tatapan menghadap keluar jendela. Aku hanya merasa kesal saja dengan Hujan ini.

Decitan Bus adalah pertanda aku sudah sampai dirumah.

"Hei!, Nancy apa kau tidak mau pulang?" panggil bill dengan sedikit mengejek.

Bill memang memiliki sifat itu tapi aku suka dengannya karena dia selalu membuat persahabatan kami semakin berwarna.

Aku berdiri dari dudukku dan mengambil Tas yang aku taruh dibawah kursiku.
Aku bersalaman dengan Bill kemudian dengan Jessie.

"Akan ku hubungi kalian untuk rencana liburan Musim Panas kita." seru ku.
sambil melambaikan tangan dan menuju ke pintu Bus.

Hujan segera menyambutku dengan dinginnya . Aku berlari menuju Rumah.

Bus sudah bergerak dan menghilang , Sebelum aku sempat berpamitan lagi dengan mereka.

Kubuka pintu rumahku dengan perlahan agar tidak mengganggu orang tuaku.

Rumahku tidak terlalu besar, Meskipun memiliki dua lantai.
Seperti rumah lainnya, Rumahku juga sama.

Saat aku masuk hanya suaraku saja yang terdengar. Mungkin Ibu sedang keluar dengan Ayah untuk pergi membeli bahan makanan. Biasanya dua Minggu sekali mereka mengisi stok makanan dirumah.

Aku masuk dan segera berlari kekamarku diatas.
Kubuka pintu kamarku dan langsung membersihkan badan.

*****

Selesai mandi, Aku mendengar suara Ibu masuk.
Jadi aku langsung menuruni tangga dengan cepat untuk bertemu dengan mereka.

"Halo bu, Darimana?"

"Hanya dari Supermarket untuk membeli makanan" jawabnya dengan senyum hangatnya itu.

Kemudian ia sibuk membuka tas, dan mengeluarkan barang dari tasnya.

Barang itu diberikannya kepadaku.

"Apa ini?" tanyaku bingung.
Karena barang itu dibungkus dengan kertas emas tanpa stiker nama atau label.

"Terimakasih.!" seruku.

Aku mengambil kursi dan langsung duduk diruang makan.

Kubuka kertas itu dengan semangat.
Ternyata hanya magnet kulkas saja, yang bertema musim panas dengan gambaran pantai dan ban karet berwarna kuning.

Aku hanya mengerutkan keningku saja pada ibuku.

"Kau suka kan?.." tanyanya sambil tersenyum.

Summer TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang