A Royal Guest

2.8K 236 33
                                    

Naruto tidak peduli jika tak tahu situasi yang sebenarnya. Dia hanya tak terima gendongannya ditolak mentah-mentah oleh Hinata dan kenapa juga mantan istrinya itu mau menerima gendongan Shikamaru dengan tangan terbuka, bahkan terlalu intens menurutnya.

"Shikamaru, turunkan dia"

Shikamaru berbalik secara perlahan dan menatap langsung sapphire Naruto, tanpa ada rasa hormat disana. Bibir tipisnya mengulas ukiran remeh.

"Menurunkannya?" Shikamaru membeo seraya menaikan sebelah alisnya, bermaksud meminta penjelasan yang lebih untuk dimengertinya atas perintah Naruto tadi.

Shikamaru tidak bodoh hanya saja dia membutuhkan penjelasan langsung atas kalimat tak berdasar Naruto.

Naruto lebih memilih diam dalam menananggapi Sekretarisnya. Dia terdiam bukan karena tak berkutik tapi saking marahnya atas kelancangan sikap Shikamaru padanya. Pria rendahan itu berani menyentuh wanita miliknya.

"Turunkan dia dan Pergilah dari sini sebelum kau menyesali perbuatan-mu" rahang Naruto tertarik keras dan menonjol jelas dibawah kulitnya. Giginya berdecitan satu-sama lain hanya karena dia menahan diri untuk tidak mengamuk dan menghabisi sekretarisnya ditempat.

"Siapa kau berani memerintah-ku begitu. Kau memang boss-ku dikantor tapi tidak diluar kantor" ucapan tegas tanpa ragu Shikamaru membulatkan Naruto, ini pertama kalinya harga dirinya dicoreng oleh bawahannya. Fakta Itu semakin menaik pitamkan denyutan darahnya yang sudah terlalu mendidih.

Kesabaran Naruto tidak pernah mampir 2 kali, cukup sekali dia memaklumi kelancangan Shikamaru terhadapnya. Dia diam bukan untuk mengalah, tapi berusaha sabar agar Hinata tak melihat sisi buasnya.

Langkah cepat nyaris bayangan Naruto menghantam Shikamaru.

"Buaaghhhh.....!! Beraninya kau membantah-ku!!!" Pukulan telak dilayangkan oleh Naruto pada rahang kokoh Shikamaru.

Akhirnya emosi yang memenangkan diri Naruto kali ini. Menurutnya Dia harus memperingati sekretarisnya bahwa tindakannya itu ada batasnya.

Pria berjambul nanas itu terhempas jatuh bersamaan dengan wanita yang digendongnya.

Hinata yang ada dalam gendongan Shikamaru ikut terjatuh akibat pukulan keras Naruto. Untunglah Shikamaru tidak melepaskan gendongannya pada Hinata hingga tak harus membuatnya mengalami banyak lecet. Hanya sedikit tergesek dengan lantai.

Naruto membatu mendapati perbuatannya telah menyakiti Hinata tanpa sengaja. jujur, sesaat tadi otaknya buntung tak berpikir cukup panjang bahwa kecerobohannya menyakiti Hinata.

"Hinata aku...." ucapannya terhenti oleh kesinisan amethyst Hinata padanya, bukan.... bukan ini yang Naruto inginkan.

Akhhh!!! Sial....!!! Kenapa semuanya serba salah dan usahanya tak berujung baik. Dia hanya menginginkan Hinata secara baik-baik kedalam pelukannya. Lalu situasi apa yang ada didepannya ini.

"Damn.... it!!" Naruto mendesah frustasi, dia tidak tahu bahwa ini terasa panas membara dan menyakitkan didadanya. Dia hanya ingin memulai dari awal, tapi jalannya berakhir dirinya dijauhi oleh Hinata.

Pergelangan tangan Hinata yang melingkar dileher Shikamaru tertindih oleh tubuh tegap dan beratnya. Dia bahkan meringiskan sakit kala dia menggerakannya.

Mendengar suara ringisan merintih Hinata, hal itu menaikan emosi Shikamaru. Dia menyeka darah segar yang mengalir di pinggir bibirnya atas bogeman Naruto. Dia bangkit tergesa untuk melesatkan tinjunya demi membalas perlakuan bossnya namun, ujung jass-nya ditarik oleh Hinata.

"Jangan membuang tenaga-mu pada hal yang tak berfaedah" tegur Hinata teratur tanpa emosi.

Shikamaru menggeram kesal kala Hinata melarangnya bertindak. Dia tidak mengapa terluka tapi tidak dengan Hime-sama-nya.

MY OWN WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang