2. Baru

27 1 4
                                    

Kabar berlalu begitu cepat bahwa A.J. dan Clara sudah berteman.
Hampir seluruh sekolah membicarakan tentang mereka.
Pasalnya A.J. yang sangat sangat tampan, ceria, ramah dan merupakan idola semua gadis berteman dengan Clara, gadis misterius, dingin dan bisa di bilang anti-sosial.

Sepanjang perjalan menuju kelas selalu saja terdengar bisikan-bisikan tajam.

"Mereka terlalu berbeda. A.J. sepatutnya tidak berteman dengannya"
"A.J. salah memilih teman. Kenapa ia berteman dengan anak aneh itu ? Padahal aku 'kan lebih cantik."
"Mungkin kah Emerson memantrai dirinya ?"

******************

"Hey, A.J. ! Aku dengar kau telah berteman dengan Clara. Hebat sekali kau ini !" Teriak Alex menyapa A.J. di cafetaria sekolah.
"Apa yang sangat hebat dengan itu ? Aku hanya berteman dengannya saja,"
"Itu sangat hebat ! Kami belum pernah melihat ada seorang pun yang mau berteman dengannya." Jelas Alex heboh.
"Benarkah ?" Tanya A.J. sambil memainkan salad buah di piringnya.

A.J. sangat bingung. Ada apa dengan Clara hingga membuat tak seorang pun yang mau berteman dengannya.

Tiba-tiba...
Seorang gadis bersweater hitam berlari-lari panik ke arah meja kantin.
"Nyonya Anne, cepat ! Kami perlu es batu !"
Nyonya tua itu bergegas memberikan sekantung es batu pada gadis itu.
Tanpa bicara, gadis itu berlari kencang meninggalkan cafetaria.
"Bethanny, apa yang terjadi ?" Tanya Alex setengah berteriak.
"Kaca jendela kami tiba-tiba pecah." Jawabnya sembari berlari.

"Kaca ?"
"Kelas ?"
"Pecah ?!" A.J. tersedak jus apelnya. "Kelas siapa ? "
Alex menepuk dahinya, "Ya Tuhan ! Betthany 'kan ketua kelasmu "
"Iya benar,"
A.J. langsung berlari meninggalkan Alex dan makan siangnya begitu saja.

Begitu sampai di kelasnya, A.J. sangat terkejut. Kelasnya benar-benar berantakan, kaca jendela hancur dan berserakan di mana-mana. Tak ada seorang pun yang ada di kelas.
Hanya ada Clara yang duduk di bangkunya dengan tatapan kosong dan dingin.
"Clara" panggil A.J.
Dengan susah payah, ia berjalan melewati serpihan-serpihan kaca yang berserak di lantai.

Clara terkejut, ia seolah-olah baru terbangun dari mimpi buruknya.
"Kau tidak apa-apa ? Apa yang terjadi ?"
"Kaca jendela kelas kita pecah,"
Ia tersenyum dingin.

"Pecah ?"
"Bagaimana ?"
Clara menggeleng,
"Aku tidak tahu,"

"Kau tidak apa-apa 'kan ?" Tanya A.J. sambil menarik tangan Clara yang dingin.
Clara terkejut, ia buru-buru menarik paksa kembali tangannya.
"Jangan," katanya tertahan
"Kenapa ?" Tanya A.J.

Clara tersenyum,

*******************

Seminggu berlalu,
Dengan ceria A.J. berjalan memasuki kelasnya. Namun keceriaannya menghilang ketika melihat bangku Clara kosong.
Ya, sejak seminggu yang lalu Clara tak hadir di sekolah.
"Clara si gadis aneh itu tidak masuk lagi hari ini,"
"Tentu saja. Dia pasti malu karena telah memecahkan kaca jendela."
A.J. mendengar ada 2 gadis lain membicarakan  Clara.

Jam makan siang pun tiba.
Dengan lesu A.J. mengaduk yougurt-nya.
"Ada apa A.J. ?" tanya Alex sambil mengunyah roti lapisnya.
"Soal Clara ?" Ia memandang sinis.
A.J. menghela nafas, ia tahu bahwa Alex merasa kesal karena Clara-lah Betthany harus repot-repot ke sana kemari.
"Alex, benarkah Clara yang memecahkan jendela kelasku ?"

Alex tersenyum sinis,
"Aneh sekali. Kau 'kan temannya Clara, masa' kau tidak tahu ?"
"Tanyakan saja pada Betthany,"

Setelah menghabiskan makan siangnya, A.J. pergi mencari Betthany.

A.J. mendapati Betthany sedang berada di ruang OSIS.
Lalu ia mengetuk pintu,
"Betthany, bisa aku tanya sesuatu ?"

*******************

Sorceress'sagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang