(1) Kolam dan Jalan

72 8 18
                                    

^_^Happy Reading^_^

Seorang gadis sedang duduk di taman belakang rumahnya sambil terus memandang ke depan, di mana terdapat sebuah kolam kecil dan jalan setapak. Namanya adalah Merry.

Saat Merry masih kecil, ibunya pernah menceritakan sebuah kisah tentang kolam dan jalan setapak itu sehingga membuatnya sangat penasaran. Ibunya mengatakan bahwa kolam itu dijaga oleh seorang peri dan jalan setapak itu merupakan jalan menuju rumah peri itu yang berada tepat di tengah hutan.

Sayangnya Merry tidak bisa pergi ke sana karena ibunya bilang jika dia pergi ke sana, dia tidak akan kembali sampai peri itu yang mengembalikannya. Merry percaya perkataan ibunya dan sampai sekarang ia tidak pernah ke sana. Ia hanya melihatnya dari kejauhan meskipun keinginannya menelusuri tempat itu sangat besar.

Saat ini ayah dan ibu Merry sedang pergi ke luar kota. Tinggallah Merry seorang diri dengan anak anjing putih peliharaannya yang bernama Pony. Telinga kiri Pony berwarna hitam pekat sedangkan bagian tubuh lainnya berwarna putih cerah dan tidak pernah dijumpai pada anjing-anjing lain.

Dia berencana untuk melihat kolam itu tanpa perlu bertemu dengan Si Peri dan pergi ke rumahnya. Ia takut hal yang ibunya katakan menjadi nyata. Pikirnya tidak mungkin seorang peri akan berbuat jahat pada anak berumur 12 tahun yang ingin melihat kolam.

Akhirnya Merry dan Pony sepakat untuk pergi ke dalam hutan itu meskipun hanya pendapat Merry yang didengarkan karena Pony adalah seekor anjing.

"Kolam ini indah sekali. Airnya sangat jernih dan terdapat ikan-ikan kecil di dalamnya. Pasti peri itu menjaga kolam ini dengan baik. Tapi di mana peri yang ibu katakan?" gumamnya saat melihat tidak ada siapapun di tempat itu selain dia dan Pony.

"Mungkin aku harus mengikuti jalan setapak itu. Siapa tahu dia ada di rumahnya?" lanjutnya lalu mulai berjalan menelusuri jalan setapak yang tertutup dedaunan kering. Pony hanya diam dan terus mengikuti arah langkah Merry yang semakin lama semakin membawa mereka masuk ke tengah hutan.

"Wah, lucu sekali. Aku ingin memilikinya. Apa aku harus mengambilnya?" Suara itu terdengar samar di telinga Merry. Dia menoleh ke segala arah, namun tidak menemukan siapapun.

Dia tidak ambil pusing dan terus berjalan. Tiba-tiba dia menyadari sesuatu.

"Pony.." ucapnya pelan. Ia tidak menemukan Pony dimanapun.

"Pony?! Pony...!" ia terus memanggil-manggil anjing kesayangannya itu.

"Guk.. guk.. guk!" terdengar gonggongan Pony. Secepat mungkin Merry berlari ke sumber suara. Semakin lama semakin nyaring dan langkah Merry semakin cepat.

"Guk! Guk!"

"Kenapa? Apa kau marah? Apa kau tidak suka denganku?" tanya seorang gadis kepada Pony. Sekarang Pony berada di tangan gadis itu dan Merry hanya bisa memperhatikan dari balik semak-semak.

Terdapat sebuah pondok kecil di belakang gadis itu. Gadis itu memiliki sepasang sayap bening sehingga yang kelihatan hanya corak dan tepinya.

"Sepertinya dia peri itu." gumam Merry.

Ternyata dugaannya benar. Tiba-tiba peri itu terbang dan membawa serta Pony bersamanya menjauh dari pondok itu.

Dia berusaha mengejar mereka. Sayangnya ia hanya memutari tempat itu dan kembali ke tempat semula, di mana terdapat sebuah pondok kecil. Ia kembali berlari ke arah lain. Berlari dan terus berlari, tapi hasil yang dia dapatkan selalu sama.

"Sepertinya aku tersesat.. Bagaimana caranya aku kembali? Apa aku akan di sini selamanya?" monolognya. Dengan terpaksa, dia berhenti berlari dan masuk ke dalam pondok kecil itu untuk beristirahat sambil menunggu kembalinya peri itu dan Pony.

My OneShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang