Chapter 3

7 3 3
                                    

"Namaku Darellow Virlone, biasanya dipanggil Darell, kelas 10-C, dan... salam kenal yahh, Sora 😉😁"

".........." -Sora

"Napa... Kok diam? Jadi, sekarang uda tau kan Darellow itu yang mana?"

"........." -Sora

"Btw, tadi, makasih lohh, uda muji ganteng" kata Darell dengan senyum ledekan.

"........" -Sora

"Hoi, Kok diam gitu sih dari tadi? Bicara napa?"

"Jadi... Dari tadi kau mempermainkan aku? Gitu?" kata Sora kesel.

"Nggak tuh" jawab Darell santai.

"Hhh" Sora menghembuskan nafas. "Huft, dasar, nyebelin banget sih, muji diri sendiri" tambahnya.

"Kenapa? Salah?" tanya Darell lembut.

"Udah ah, aku mo balik"

Aku pergi meninggalkan Darell dari meja itu, dan kembali ke kelas.

"Wess, Cie... Lagi pdkt nih ceritanya?" kata Dicko tiba-tiba, setelah Sora pergi.

"Apaan sih? Biasa lah... Keuntungan jadi cowok ganteng, ya di manfaatin lah" jawab Darell.

"Haha, tapi kayaknya dia enggak tertarik sama kau"

"Cewek yang tadi? Well, i dont care"

"Bener nih nggak ada perasaan? Cuman iseng?"

"Ya... Belom"

"Belom? Ohh... Belom yahh? Nanti?"

"Liat aja nanti" jawab Darell.

*Dicko= teman akrab Darell

.
.
.

Saat pulang sekolah, biasanya aku menunggu di gerbang depan, untuk naik angkot. Disana, banyak juga anak-anak yang menunggu dijemput.

"Hai Sor" sapaan Darell tiba-tiba.

"Oh? Hm" sapa Sora balik dengan suara kecil.

"Blom pulang?"

"Kalau uda pulang ga mungkin aku masih disini"

"Ya, cuma nanya sih"

Brrrmmmmmm,,, Ckkiiittt,,,,, seketika angkot datang.

"Kau naik angkot?" Tanya Darell.

Ga dijawab :v
.
.
.
.
.

"Aku pulang~"

"Oh? Uda pulang? Haii Sor, ini aku Cheryn, masih ingat?"

"Loh? Cher? Lagi datang kesini?"

"Iya, keluargaku pindah kesini, btw kangen banget lohh, kamu apa kabar?"

"Baik aja lah, kau lagi pindah? Oh seru dong"

"Yap, dan kabarnya lagi, aku bakal sekolah di sekolahmu itu lohh" s.e.m.a.n.g.a.t :")

"Hah? Kau akan masuk ke sekolahku?"

"Iya, emang knp?"

"Nggak, cuman... Kan banyak sekolah yang jauh lebih mewah dan dengan pendidikan yang lebih tinggi dibanding sekolahku, kenapa kau pilih sekolah ini?"

"Sekolahmu termasuk sekolah elit kan?"

"Iya sih, tapi kan 80% beda sama sekolahmu yang dulu"

"Ga masalah lah, asal ada kamu, aku gpp aja"

"Kau yakin?"

"Iya"

"Yasudah, mau makan apa? Btw, Hann belum pulang? Kok kau bisa masuk?"

Love SharpnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang