"Tante Tina datang!" pekik Afika riang.
Afika melonjak-lonjak gembira saat tantenya itu baru mulai memasuki rumah. Afika memang sudah lama tak bertemu Tante Tina. Oleh perusahaan tempatnya bekerja, Tante Tina ditugaskan ke China. Ia dipercaya untuk menjadi sekretaris di perusahaan cabang di sana.
Afika berkali-kali memeluk Tante Tina. Mama dan Kak Asri tertawa melihat tingkahnya.
"Duh, segitu kangennya, ya?" ledek Kak Asri.
Afika tersipu. Sementara itu, Tante Tina tersenyum. Dibelainya rambut Afika dengan sayang. "Keponakan tante sudah kelas berapa sekarang?"
"Kelas empat, Tante," jawab Afika sambil mengangkat keempat jari tangan kanannya.
"Wah, sudah besar, ya," Tante Tina pura-pura terkejut. "Masih ngompol atau tidak?"
"Masih...!" seru Kak Asri sambil tertawa.
Afika langsung cemberut mendengarnya. "Tidak dong, Tante. Kan, Afika sudah sekolah."
Tante Tina, Kak Asri, dan mama tertawa mendengarnya.
"Sudah, ya. Biar Tante Tina beristirahat dulu," ucap mama mengingatkan. Tante Tina pasti lelah setelah menempuh perjalanan sejauh itu.
"Tante, kejutannya apa?" tanya Afika dengan santai.
Sontak mata mama dan Kak Asri melotot ke arahnya. Afika langsung tertunduk, biasanya mama akan seperti itu kalau Afika melakukan kesalahan. Namun kira-kira, kesalahan apa yang sudah ia lakukan, ya?
Sekilas, Afika melihat Kak Asri menggeleng. Afika tersentak. Oh iya, tadi kan mama bilang kalau Tante Tina harus istirahat. Afika sedih menyadari kesalahannya.
"Tidak apa-apa, kok," ucap Tante Tina sambil tersenyum. "Tante memang mau memberikan oleh-oleh ini dulu sebelum beristirahat. Tante mau tahu, kalian menyukai oleh-oleh yang Tante bawa atau tidak."
Mata Afika langsung berbinar. Ia buru-buru duduk di samping Tante Tina. "Apa oleh-olehnya, Tante?" tanyanya tak sabar. Sementara itu, Kak Asri sudah ikut duduk di samping Afika. Sepertinya, ia juga sudah tak sabar ingin melihat apa yang dibawa Tante Tina.
Afika melirik kesal. "Huh, tadi kenapa malah marah-marah?" gerutunya di dalam hati.
Tante Tina membuka kopernya, lalu mengeluarkan sebuah bungkusan. "Ini untuk Afika dan Asri," ucapnya sambil meletakkan sebuah bungkusan.
Afika segera mengambil bungkusan itu, lalu membukanya. Ternyata agak sulit. Kak Asri langsung membantu membukakan.
"Wah, baju khas China!" seru Afika gembira memandangi baju terusan panjang berwarna merah, dengan kancing kait berwarna kuning. Baju itu juga bergambar bunga yang sangat cantik.
"Bagus sekali," puji Kak Asri yang juga memandangi baju miliknya. Baju terusan panjang berwarna pink dengan kancing kait berwarna putih.
"Kalian suka?" tanya Tante Tina.
"Suka...! " jawab Afika dan Kak Asri serempak.
Tante Tina tersenyum. "Duh, manisnya keponakan Tante," pujinya. "Untuk dua anak yang manis, Tante berikan sesuatu yang manis lagi, deh."
Tante Tina meletakkan sebuah kotak. Afika melihatnya dengan gembira. Kak Asri mengambil kotak itu, lalu membukanya. "Wah, gelang yang cantik!" serunya.
"Ini gelang kaca, ya?" tanya Afika dengan mata berbinar.
Tante Tina mengangguk, "Iya, benar. Kalian suka atau tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Pencurian Vas
CasualeDon't forget to vote and comment:) Thanks for reading^_^