Reyhan's pov
Ini adalah hari pertama gue masuk sekolah, sebagai anak baru tentunya. Akhirnya setelah gue nemuin pak kepsek, seorang guru yang gue gak tau siapa namanya nganterin gue menuju kelas. XI IPA 2, itu adalah kelas baru gue. Gue lihat didalam sudah ada guru yang sedang mengajar, namun tanpa ragu gue melangkahkan kaki ke dalam kelas tersebut membuat semua mata kini tertuju kepada gue. Kebanyakan dari mereka menatap gue dengan tatapan kagum. See? Sekali prince charming akan tetap menjadi prince charming.
"kamu anak baru itu ya? Ayo silahkan kenalkan dirimu" ucap guru itu yang gue balas dengan anggukan
"Kenalin Nama gue Reyhan Alvino Pratama, gue pindahan dari SMA PELITA" ucap gue tak lupa dibarengi dengan senyum andalan gue. Dan... bisa dipastikan kini hampir semua wajah cewek di kelas ini berubah merona. Hampir, karena gue masih bisa lihat ada tiga orang yang tidak terpengaruh dengan senyuman gue. Bahkan salah satunya malah melihat gue dengan pandangan melotot. Huh? Sepertinya gue pernah melohat cewek itu."sekarang kamu bisa duduk di sebelah Vino, Vino tolong acungkan tanganmu"
Tak lama kemudian seorang cowok berkulit putih dengan mata yang sedikit sipit mengacungkan tangannya. Gue berjalan kearahnya dan segera duduk.
"kenalin nama gue Vino"
"Reyhan"Kami kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing. Gue yang emang gak ada kerjaan akhirnya memilih untuk bermain game. Entah ini hanya perasaan gue aja atau memang daritadi ada orang yang merhatiin gue, gue mencoba mengabaikannya tapi gue rasa bukan Cuma gue yang terganggu dengan pandangan itu karena selanjutnnya Vino berbisik ke arah gue.
"perasaan gue aja atau emang daritadi Sindi lagi melototin lo"
"siapa Sindi?"
"itu cewek tomboy yang rambutnya dikuncir kuda" ucap Vino sambil meliri ke arah seorang cewek. Cewek itu kenapa terasa sangat familiar? Gue mencoba mengingat kembali dimana gue pernah ngelihat cewek bernama Sindi itu. Potongan kejadian tadi pagi kembali terlintas di benak gue, sekarang gue ingat dimana gue pernah lihat cewek itu."dia kan cewek yang gue tabrak tadi" gumam gue namun masih di dengar oleh Vino
"lo nabrak dia?" ucap Vino terlihat sedikit kaget
"hmm"
"terus lo minta maaf sama dia?"
"iya, tapi berhubung gue lagi buru-buru makanya gue ninggalin dia tadi" ucap gue acuh
"lo beruntung dia gak ngapa-ngapain lo"
Gue terkekeh kecil, "emang apa yang bisa dilakuin cewek kayak dia ke gue?"
"lo gak tau dia siapa, saran gue sih lo jangan pernah berani nyari masalah sama dia atau lo bakal nyesel"Gue Cuma mutar mata males, ayolah apa sih yang harus ditakutin dari cewek kayak gitu. Dia terlalu berlebihan.
*****
"Rey kantin yuk" ajak Vino yang langsung gue anggukin.
Gue dan Vino berjalan ke kantin. Sepanjang perjalanan gue bisa lihat banyak pandangan mata tertuju ke arah kami. Yah mau gimana lagi, gue tau gue ganteng (ini fakta bukan karena gue kepedean) sehingga gue udah gak heran jika banyak yang mandang gue dengan tatapan terpesona. Vino sendiri juga keliatannya tidak terlalu terpengaruh dengan tatapan-tatapan yang diberikan kepada kami, sepertinya dia sendiri udah biasa dapet perlakuan kayak gini."lo mau pesen apa Rey?"
"jus mangga aja"Vino mengangguk dan pergi untuk membeli pesanan. Beberapa menit kemudian dia kembali dengan dua gelas jus mangga dan semangkuk bakso. Dia menaruh pesanan kami di atas meja dan segera melahap pesanannya dengan rakus. Gue geleng-geleng kepala liat kelakuannya, nih anak laper apa doyan? Makan kayak orang udah gak dikasih makan selama seminggu. Untung dia ganteng, jadi gak terlalu bikin illfeel cewek yang liat dia.
"hey, boleh ikut duduk disini gak?" ucap seorang cewek dihadapan gue
Hmmm.. boleh juga nih cewek, dia cantik walaupun bisa gue lihat kalo wajahnya dipenuhi oleh make up. Sepertinya dia mangsa yang bagus buat gue jadiin pacar baru gue. Gue tersenyum manis dan mempersilahkan dia duduk. Tanpa menunggu lama dia sudah duduk disebelah gue sementara temannya (yang baru gue sadari kehadirannya) duduk disamping Vino. Entah ini perasaan gue aja atau emang tapi wajah Vino berubah jadi kusut saat cewek itu duduk disampingnya."kenalin namaku Kayla dan ini sepupuku Vanessa" ucapnya sembari menjulurkan tangannya yang tentu saja dengan senang hati gue terima.
Tapi sepertinya apa yang gue lakuin tadi adalah sebuah kesalahan karena selanjutnya Kayla gak mau ngelepasin tangannya dari tangan gue. Oke, jadi dia ini tipe cewek agresif huh. Tapi maaf saja gue gak suka cewek agresif karena mereka terlalu menyusahkan dan pastinya gue sama sekali gak merasa tertantang untuk mendapatkannya. I am a playboy remember, semakin sulit seorang cewek untuk didapatkan maka semakin tertarik gue untuk mendapatkannya.
"ehm itu tangan bisa kali dilepas" ucap Vino yang dihadiahi delikan oleh Kayla
"apasih lo ganggu aja"
"yang ada lo kali yang ganggu, gak liat kita lagi makan. Bikin nafsu makan oerang ilang aja" ucap Vino tanpa menutupi kejengkelan yang dirasakannya
"diem lo, kalo emang lo ngerasa keganggu ya udah pindah aja sana"
"ide bagus, cabut yuk Rey"Gue udah bangun dari bangku sambil membawa jus mangga saat gue rasain Kayla memeluk tangan gue dengan erat. Nih cewek gak ada malu-malunya, nempelin cowok seenak jidatnya.
"lepasin gue"
"baby kok gitu, aku kan Cuma nyuruh Vino yang pergi bukan kamu"
"dia temen gue, dia pergi gue juga pergi. Sekarang lepasin tangan gue"Gue sudah berusaha menarik tangan gue namun Kayla tetap ngotot gak mau lepasin tangannya dan jujur aja itu membuat gue kesal sekaligus jengah. Akhirnya dengan tenaga yang lebih besar gue menarik tangan gue dari tangannya. Kesalahan besar karena apa yang terjadi selanjutnya membuat semua orang di kantin mendadak henin, jus yang gue pegang tak sengaja tumpah ke baju salah satu cewek yang lewat di depan gue. Dan mau tau apa bagian terbaiknya? Cewek itu adalah Sindi. Iya, Sindi yang itu, si cewek yang menurut Vino cukup menyeramkan untuk saat lo punya masalah sama dia.
Mata Sindi menatap gue dengan tajam. Andai aja tatapan bisa membunuh gue rasa gue udah mati dari tadi. Gue baru sadar kalo dia bisa berubah jadi nyeremin kalo lagi marah, macan aja kalah seremnya dari dia. Dan apa-apaan ini, kenapa suasana kantin mendadak mencekam kayak gini.
"apa-apaan lo nyiram gue, lo pikir gue tanaman yang harus disiram pake air" bentaknya
"sorry gue gak sengaja"
"gila ya dua kali gue ketemu sama lo dan dua kali juga gue ketiban sial. Lo emang bener-bener Cuma bawa nasib buruk buat gue"
"woy santai dong, gak usah ngegas kayak gitu. Gue kan udah bilang gue gak sengaja'
"lo..."
"udah Sin, kita pergi aja yuk. Gak enak diliatin sama yang lain" bujuk temannya
"kali ini lo aman, tapi awas aja lain kali gue bener-bener bakal ngabisin lo" ucapnya lalu pergi diikuti dua temannya yang lainKeadaan kantin yang tadi sepi kini kembali normal. Jujur aja bar kali ini gue dibentak sama cewek, biasanya sih setiap cewek yang gue temuin malah suka mohon-mohon biar bisa jadi pacar gue. Dia menarik dan gue rasa gue tertantang buat bisa naklukin dia. Gue bakal buktiin bahwa Reyhan bisa naklukin semua cewek yang dia mau. So, Let's start the game.
Yeay double update. Semoga kalian suka. Maaf bila ada typo atau kalimat yang kurang enak dibaca because this is my first story jadi kuharap kalian memakluminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unperfect Love
Teen FictionApa jadinya jika orang yang tidak percaya akan cinta dipertemukan dengan orang yang belum pernah jatuh cinta? Sindi, si cewek tomboy yang gak percaya akan cinta hidupnya berubah jungkir balik setelah adanya Reyhan, playboy dengan sejuta pesona namun...