Awan-awan yang seperti kapas mulai menutupi cahaya senja sore ini. Tapi hal itu tidak membuat laki-laki yang satu ini berhenti memantulkan bola basketnya.
Dadanya naik turun, pertanda ia sudah cukup lama bermain dengan hobinya itu.
Gerakan dribble-nya terhenti saat sehelai handuk kecil menyapa rambutnya yang basah oleh keringat.
Lalu ia mencari seorang pelaku yang berani melemparinya. Saat sedang memperhatikan sekeliling halaman belakang rumahnya itu, tiba-tiba sebotol air mineral terlempar ke arahnya. Membuat ia dengan sigap menangkap botol itu.
"It's enough boy!" Seorang pria dengan kacamata tipis mengampirinya.
"Ah thanks." Ucapnya singkat dan langsung meneguk air mineral.
"Try to speak Indonesian. Because tomorrow, you are going to Indonesia, your village."
"Hahaha buat apa aku berlatih lagi untuk menguasai bahasaku sendiri paman. Tenanglah, aku bisa mengatasi semuanya."
***
"Ma, besok kita bakal balik ke Indonesia?" Dengan baju yang basah akan keringat, laki-laki ini nekat duduk disamping ibunya.
"Bukan kita, tapi cuma kamu doang yang ke Indonesia." Jawab sang ibu tanpa menoleh ke arah putranya dan masih sibuk dengan majalah yang ia baca.
"Loh, kok cuma aku, Ma?"
"Papa mau kalau kamu mengelola restoran Papa yang ada di Indonesia." Jawab sang ibu, masih berkutat pada majalahnya.
"Ah aku kira itu ga bakal terjadi." Laki-laki tadi mengusap rambutnya. Kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat. Hal itu membuat keringat di sekujur kepalanya menyipratkan bulir bulir air yang mengenai tangan sang ibu.
"Alga! Kamu ngapain??"
"Panas Ma." Laki-laki itu semakin menjadi setelah melihat wajah kesal ibunya.
"ALGAZY ARDIANTARA! Kamu mandi atau mama nggak bakal kasi makan lagi?!" Suara ibunya naik beberapa oktaf. Yang dibentak malah tertawa dan berdiri dari sofa. "Iya iya. Alga mandi dulu."
Alga pun langsung ngibrit ke kamar untuk mengeringkan keringatnya.
.
.
Masih menunggu kritik dan saran dari kalian nih.
Menarik ga perkenalannya? Huaweeii
See u ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
You Completed Me
General FictionSetelah kamu membuatku terbang bersamamu, seketika kamu melepas genggaman tanganmu. Aku terjatuh, dengan kenangan tentangmu, yang melekat dalam pikiranku.