♡ ; ❝Aku merindukanmu, dengan sangat.❞
***
Pagi ini, Alga datang lebih awal untuk membayar kebutuhannya di sekolah, seperti seragam tentunya. Hanya terlihat beberapa murid yang baru sampai dan langsung berjalan ke kelas mereka masing-masing.
Alga melangkahkan kakinya menuju ruang tata usaha. Disana sudah terlihat dua orang guru yang sedang mengecek beberapa lembar kertas. Dan seorang perempuan berambut sebahu sedang membelakanginya.
Kemudian Alga mengetuk pintu ruangan tersebut. "Permisi bu," Alga melangkah sopan ke salah satu meja. "Saya mau mesan seragam bu," lanjutnya dan diikuti anggukan oleh guru tersebut.
"Nama kamu siapa?" tanya guru tersebut yang ber-name tag Restina.
"Alga Ardiantara, IPA 2" jawab Alga seadanya. Guru itu langsung menulisnya di buku yang lumayan tebal.
Siswi yang sedang berada di seberang mejanya saat ini menoleh ke arahnya. Menatap Alga penuh selidik.
Alga yang merasa diperhatikan pun langsung membalas tatapan perempuan itu.
Deg...
"Kirana? Ah gak mungkin. Setau gue dia gak sekolah disini" batinnya. Ia mengepalkan tangannya. Hatinya berkecamuk saat ini. Rasa bersalah memenuhi dirinya.
"Nak, minggu depan udah bisa ambil seragamnya disini lagi ya." ucap guru tadi dan memberi selembar kertas, membuat Alga melepas kontak mata dengan gadis tadi.
Alga mengambilnya dengan sopan dan sedikit menunduk, "makasih bu, permisi." lalu Alga memutar badannya dan melangkah keluar dari ruangan itu.
***
"Lo ingat kan, cowok yang selalu gue ceritain? Si Alga!" Kirana berkata antusias kepada Vani
Mendengar perkataan Kirana, Vani langsung menegakkan duduknya. Dan seketika rasa kantuknya hilang. Ia membuka lebar lebar matanya.
Ah bagaimana ia bisa lupa. Kirana selalu bercerita tentang Alga.
"Astaga ran. Gue lupa serius. Pantesan waktu dengar namanya gue agak familiar gitu" jawab Vani antusias
"Tadi gue ketemu sama dia di ruang TU." Ada nada getir di setiap perkataan yang Kirana lontarkan. Ia tidak tahu harus berbuat apa saat bertemu kembali dengan cowok itu.
Hubungan yang mereka jalani berjalan tanpa kepastian. Tanpa tahu hati yang mereka miliki masih tetap utuh seperti dulu atau tidak.
"Woe udah pada ngopi belom?" Kirana dan Vani kaget. Benar benar kaget sampai tubuh mereka tersentak hampir bersamaan. Zega memang keterlaluan. Suka sekali menjahili mereka berdua.
"Apa apaan lo Ga. Ngagetin aja tau gak" protes Kirana yang kini sedang mengusap dadanya. Memastikan jantungnya tidak berhenti karena kaget tadi.
Vani reflek memukul lengan Zega dengan sangat keras. Membuat Zega meringis kesakitan. "Tau nih si Zega. Lo ngapain disini hah?"
"Gue kan cuman becanda elah. Lagian kalian serius amat. Sampe mulut Vani kebuka gitu. Ntar masuk lalat, kan galucu." Zega menduduki dirinya di atas kursi tempat ia duduk.
Vani dan Kirana kembali dengan topik yang sempat terputus tadi tanpa menghiraukan Zega melihat kearah mereka dengan tanda tanya
"Terus gue mesti gimana, Van?" Kirana benar benar dilema saat ini. Apakah ia harus marah? Ia rasa itu tidak masalah, karena memang cowok yang bernama Alga itu benar benar keterlaluan. Pergi dan tak pernah memberi kabar semenjak saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Completed Me
General FictionSetelah kamu membuatku terbang bersamamu, seketika kamu melepas genggaman tanganmu. Aku terjatuh, dengan kenangan tentangmu, yang melekat dalam pikiranku.