ASTORET 1

1.2K 28 1
                                    

Astoret

Starring: Park Seo Joon, Park Min Young

Story By : Santi Lumban Gaol

Happy Reading

*******

Bulan menatap miris, dibisikkannya kepada pekat yang sedari tadi meringis. 'Lihatlah Tuan itu' ujarnya kemarin. Sayapnya terkepak indah, helaian asa disulamnya, tanpa lelah ia berikan hatinya kepada langit namun lara menghempaskannya dengan sengit.

Kini, sayapnya patah. Hatinya terluka parah. Dikepalanya ia terus saja bertanya. Apakah baginya tak ada jeda antara tawa dan air mata?

Semua itu hanya tentang Rindu yang tak bertuan.

Rindu tau kapan dia akan menang, menyakiti manusia seolah bermain rindu merupakan hal yang membuatnya menjadi pemilik dunia. Merdeka saat yang merindu berdiam diri, menangis dan merenung. Merdeka saat yang merindu menghabiskan waktu untuk memanjatkan doa, bertemu yang dirindu kemudian melepas rindu.

Rindu terkadang memang menjadi hal paling menyebalkan di dunia. Karena harus menunggu seseorang itu datang, atau bahkan hal yang paling buruk adalah yang dirindu adalah seseorang yang tidak bisa bertemu lagi.

Bicara soal rindu. Pernahkah kau rindu namun tidak bisa melakukan apa apa untuk bertemu?

Pernah?
Sakit?
Menyedihkan?

Maka apa yang kau rasakan sama dengan apa yang dirasakan si perindu yang duduk memandang langit di atas bangunan beton yang dipagari sekelilingnya.

Kopi hitam yang di seduh di dalam gelasnya mungkin kalah jika itu tentang rasa pahit yang ditancapkan di dalam dadanya. Malu sekaligus kasihan pada dirinya sendiri karena malam sepi seolah sedang menertawakan serta mengejek hidup menyedihkannya saat ini. Banyak bintang di langit sana, tapi dia masih sangat merasa kesepian.

Pria berlesung pipit yang duduk dengan kaki menyilang itu menghabiskan cukup banyak waktunya dengan merenung, berpikir sekaligus merindu.

Angin sepoi yang menciumi kulit lehernya tak berhasil untuk menghentikan apa yang dilakukan pria itu di luar sana. Dia tak lagi merasa dingin, karna saat ini sudah tak ada lagi rasa yang lebih dingin dari hatinya.

Jika ini tentang ekspresi, tak ada lagi juara ekspresi paling tak bersemangat yang bisa ditunjukkannya selama hidup selain saat ini. Air mata memang tak jatuh dari pelupuknya, tapi tak ada lagi kesedihan yang bisa membuatnya sesedih saat ini.

Park Seo Joon. Begitulah nama lengkap pria menyedihkan itu.

Seo Joon, begitu pula orang memanggilnya.

Bicara soal Seo Joon, pria berkulit putih itu sebelumnya bukanlah sosok yang akan menggunakan sedikitpun waktunya untuk berdiam diri di balkon rumah sambil menatap kosong langit. Bukan juga pria yang akan termenung ditemani kopi hitam untuk tetap membuatnya terjaga, karena tidak ada saat ini yang lebih penting dilakukannya selain menghukum dirinya.

Sebenarnya pria itu lebih suka mengatur setiap detik waktunya untuk melakukan hal berguna termasuk tidur tepat waktu demi bangun pagi tanpa harus takut rezekynya ditandaskan ayam lebih dulu. Dia juga benci membuang buang waktu untuk meratapi seseorang, karena dengan waktu itu dia bisa tertawa bersama yang dikasihinya, bekerja untuk menghasilkan banyak won, atau bahkan menghabiskan waktu dengan teman-temannya.

Hal paling disukainya adalah tersenyum kepada semua orang, membuat orang lain tertawa, dan berusaha melakukan segala hal untuk membuat orang disekitarnya merasa bahagia.

Begitulah pria tampan itu pada awalnya.

Yang menyedihkan adalah saat kebiasaan itu berhenti sejak 89 hari yang lalu. Seo Joon yang ramah tamah kini berubah menjadi sosok yang teramat dingin. Seo Joon yang menyenangkan berubah menjadi Seo Joon menyebalkan yang tak suka semua orang. Seo Joon yang punya empati tinggi berubah menjadi sosok sombong yang membenci semua orang.

ASTORET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang