ASTORET 4

245 8 0
                                    

Story by : Santi Lumban Gaol

Happy Reading

Aku tidak punya banyak waktu membenci orang yang membenciku. Karena aku terlalu sibuk mencintai orang yang mencintaiku

*******
Kemilau asa di ufuk timur menjanjikan sejuta keinginan, semula titik langkah perlahan menjadikan bumi semaian harapan. Sisa purnama tenggelam bayang malam ketika pandangan itu tetap tersenyum, ufuk timur menjanjikan harapan menebar rindu menuai damai. Tetes embun terakhir jatuh perlahan seiring fajar menyapa dedaunan, dunia kecil bangun perlahan menyambut asa hari itu.

Seiring mentari tebar senyuman bias asa tersirat seraut wajah rona merah sibak selaksa makna. Dan nanti sejuta aksara dalam misteri terkuak perlahan mengupas naif menjanji rindu. Min Young, gadis itu mengucek lembut nan malas kedua bola matanya yang masih tertutup. Membukanya perlahan untuk menatap silauan kecil yang menciumi kulit wajahnya.

Dilihatnya sekeliling masih dengan bingung yang bertahan. Menatap langit-langit kemudian berakhir pada deret buku di sudut ruangan. Oh membaca bukan gayanya. Jadi sudah pasti bukan kamar miliknya.

"Sial"

Umpatnya, semakin sadar dan ingat setelah melihat kekacauan di kamar yang malam lalu dilihatnya sangatlah rapih nan bersih. Dia sedang tidak mempermasalahkan apa yang sudah dilakukannya dengan Seo Joon. Karena dengan siapapun dirinya melakukannya tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah saat ini adalah, kenapa dia malam lalu harus sedikit mabuk dan berujung menjatuhkan harga diri dengan mengajak pria itu lebih dulu? Jika keadaanya seperti itu, maka Seo Joon akan besar kepala.

Seo Joon?
Oh bicara tentang Seo Joon. Dimana pria sialan itu? Setelah apa yang terjadi, pria itu hanya pergi dan tanpa mengatakan apa-apa?

Oh persetan dengan itu, karena menurut Min Young memang lebih baik seperti itu. Min Young sungguh benci jika mendadak Seo Joon pura-pura baik hanya karena merasa bersalah telah tidur dengannya. Ayolah, Min Young sudah cukup lelah menghadapi orang-orang yang suka berpura-pura. Seo Joon jangan ikut menjadi seperti itu.

"Seseorang, tolong bawa aku ke neraka"

Min Young memandang pasrah pada tubuhnya yang berada di bawah selimut, menatap sedikit jengkel pada jam di dinding setelahnya. Yang membuat Min Young demikian adalah, haruskan dia melakukan itu tadi malam? Masih banyak waktu, kenapa harus tadi malam? Astaga, setidaknya masa suburnya berlalu lebih dulu. Oh semoga saja Min Young beruntung.

Min Young bergerak untuk turun dari ranjang, membersihkan diri entah akan kemana selanjutnya. Karena Min Young hanya seorang gadis pengangguran yang hanya bisa menghabiskan uang dan yang bisa tidur dari malam hingga malam kembali. Tidak seperti Seo Joon yang harus bangun pagi, meninggalkan kamar begitu saja setelah meniduri seorang wanita.

Tak lebih 30 menit Min Young sudah keluar dari dalam kamar mandi Seo Joon, menggunakan handuk pria itu hanya karena terlalu malas menuju kamar yang disebutnya sebagai kamar miliknya setelah pindah tanpa izin ke rumah Seo Joon.

"Menjijikkan"

Umpatnya pada diri sendiri di depan cermin kamar Seo Joon. Mengamati seluruh isi kamar dan merasa geli pada akhirnya. Tak tahan kejadian malam itu membuatnya terus-terus mengumpat, Min Young akhirnya memilih membersihkan kamar Seo Joon, menyingkiran segala spray yang membuatnya bergidik itu. Mengerjakan sesuatu yang tak pernah dikerjakannya.

Berlalu beberapa waktu akhirnya Min Young memandang bangga kamar Seo Joon, kini kembali bersih dan rapih. Bahkan kini susunan kamar serta peletakan barang-barangnya sudah sesuai dengan yang Min Young suka. Seolah itu adalah kamar miliknya.

ASTORET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang