:::::::::::::::
Satu persatu pisau yang Couna lempar menancap tepat di tubuh korbannya. Emosinya kini memuncak jauh lebih besar daripada biasanya.
Biasanya setelah korbannya mati, ia akan membuang jasadnya ke sungai. Tetapi kali ini tidak, ia malah menancapkan semua pisau miliknya ke keseluruhan badan korbannya.
Semua itu ia lakukan karena untuk
melepaskan segala amarahnya.Ia sangat tidak mengerti dengan pola pikir keluarganya. Mereka menyuruh Couna untuk bertunangan dengan seorang anak dari kerabat perusahaan mereka. Tentu saja setelah itu Couna menolak dengan mentah-mentah.
Saat ini Couna sedang memikirkan cara agar membatalkan pertunangannya. Tidak ada yang tahu bahwa setelah kejadian lama itu, Couna mengidap philophobia.
Keluarganya hanya merasa bahwa setelah kejadian itu, Couna hanya akan terkena depresi ringan. Ya memang setelah kejadian itu Couna sempat terkena depresi ringan, tetapi tidak ada yang tahu bahwa semenjak kejadian itu Couna mengidap fobia terhadap cinta atau biasa disebut philophobia.
Rasa psikopat pun muncul dalam diri Couna dan dia berjanji akan membunuh pria yang brengsek.
Dia sangat membenci pria brengsek setelah kejadian lama itu.Couna tidak bisa membayangkan bagaimana pertunangannya akan berjalan. Ia takut pria yang akan bertunangannya adalah pria brengsek. Ia takut keluarganya tahu jika ia memiliki sifat psikopat. Tetapi setiap melihat pria brengsek, di dalam pikiran Couna hanya ada keinginan untuk menyiksa dan membunuh. Couna bingung sangat bingung.
"Ketua apakah anda memiliki masalah?" tanya bawahan Couna yang sudah lama membantu Couna untuk melancarkan aksi psikopatnya itu yang bernama Axel.
"Benar"
"Bisakah anda cerita apa masalah anda ketua? Karena tidak biasanya saya melihat ketua memiliki emosi sebesar ini"
"Saya akan bertunangan dengan pria yang saya tidak tahu apakah dia brengsek atau tidak"
"Mungkin saja dia tidak brengsek"
"Kau tahu sendiri kan bagaimana susahnya saya untuk bersikap baik di depan pria normal?"
"Ya saya tahu sekali"
"Bagus jika kau mengerti, kalau begitu sekarang kau ambil semua pisau yang tertancap lalu masukkan ke tempat penyimpanan bawah tanah dan jangan lupa buang itu ke sungai" kata Couna sambil menunjuk korbannya.
"Baik ketua akan saya laksanakan"
Couna lalu pergi keluar dari markas miliknya yang terpencil di tengah hutan. Ia memasuki mobil mewah miliknya lalu mengendarainya keluar dari hutan. Tujuannya sekarang adalah pergi ke rumahnya dan tidur di ranjangnya. Ia harus menghemat tenaga untuk aksi malam ini.
::::::::::::::::::::
"Ayah ingin mengajukan kepada kamu sebuah tawaran"
"Apa tawaran yang ayah maksud?"
"Saya ingin tawarkan kamu untuk bertunangan dengan anak dari rekan bisnis perusahaan saya, jika kamu tidak setuju dengan tawaran saya tidak apa-apa."
Senyum licik tercetak di bibir milik Raple. Ia tersenyum licik membayangkan bagaimana tunangannya akan tersiksa dengan perlakuan Raple nanti.
Kali ini Raple tidak akan menyiksa fisik terlebih dahulu, tetapi akan menyiksa mental. Karena menurut Raple menyiksa mental tunangannya akan lebih terasa menyenangkan. Setelah mental tunangannya terganggu, ia akan membatalkan hubungannya.
Ah Raple tidak sabar menunggu hari pertunangannya. Sungguh tidak sabar ingin melihat wanita yang akan menjadi korban selanjutnya.
"Bagaimana Raple apakah kamu setuju dengan tawaran saya?"
"Tentu saja ayah, malah kalau bisa percepat hari pertunangannya karena saya sungguh ingin melihat siapa wanita yang ayah pilihkan untuk saya" kata Raple dengan sedikit bersemangat.
"Baiklah kalau kau ingin seperti itu, saya akan meminta agar pertunangannya dilaksanakan minggu depan dan persiapannya kamu tidak usah khawatir serahkan saja kepada saya" kata Herandes lalu meminum sedikit kopi hitamnya.
Raple sungguh menunggu hari pertunangannya tiba. Hari yang merupakan awal bencana besar bagi tunangannya. Tangisan memohon untuk pergi pun, Raple tidak akan melepaskannya. Sebelum mental tunangannya menjadi gila, Raple tidak akan melepaskannya.
Walaupun Raple memiliki wajah yang tampan, postur tubuh yang sangat ideal, dan kecerdasan yang tidak perlu dipertanyakan lagi, bukan berarti dia tidak memiliki sifat psikopat kan?
::::::::::::::::
Hari pertama masuk sekolah, hampir semua siswa maupun siswi memasuki area sekolah dengan ekspresi semangat. Tak terkecuali Raple, dia memasuki sekolah dengan senyum yang mengembang dan membuat Raple terlihat sangat menawan. Niatnya untuk menghancurkan perasaan para perempuan semakin besar. Menurut Raple, melihat perempuan menangis kesakitan adalah hal yang menyenangkan.
Raple memasuki kelasnya yaitu kelas 12 IPA 1. Raple menduduki tempat favoritnya, yaitu kursi paling pojok di barisan paling belakang. Saat memasuki kelas, tidak lupa Raple tersenyum menawan yang membuat dirinya dicap sebagai cowo terganteng di angkatannya. Tentu saja para cewek di kelas itu terkesima dengan ketampanan yang dimiliki Raple.
Saat bel berbunyi, semua murid duduk di kursinya masing-masing. Wali kelas 12 IPA 1, Bu Ayu, memasuki kelas bersama seorang murid baru perempuan yang sangat cantik. Tentu saja kelas menjadi heboh.
"Selamat pagi anak-anak," ucap Bu Ayu.
"Selamat pagi bu," jawab seluruh murid di dalam kelas.
"Jadi ibu mau mengucapkan kepada kalian selamat hari ini adalah hari pertama kalian di kelas 12 dan sekarang di samping ibu adalah teman baru kalian. Silahkan perkenalkan dirimu ya nak," ujar Bu Ayu kepada murid perempuan baru itu.
"Perkenalkan nama saya Couna Zareyna Hawres, kalian bisa memanggil saya Couna, saya pindahan dari salah satu sekolah swasta di Bali, saya harap kalian menerima kehadiran saya di sekolah ini," ucap Couna dengan datar.
Setelah memperkenalkan diri, Bu Ayu menyuruhnya duduk di bangku yang kosong. Kursi yang kosong itu terletak di barisan paling depan tepat di depan meja guru. Couna duduk dan
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Couple
Mystery / ThrillerTiada yang tahu rahasia mereka bahkan keluarganya sendiri pun tak tahu. Awal pertemuan mereka adalah pertunangan yang dipaksakan. Siapa sangka justru mereka menjadi sangat dekat karena mereka sama-sama seorang psikopat. Apakah si psikopat dapat menc...