12. You Have To Fight For Me!

9.5K 923 72
                                    

Haiiii... Good evening... 😆😆😆

Hujannya ⛈⛈⛈ deras banget tapi aku suka hujan... 😍😍😍

Apa kabar semua?
Maafkan  🙏 aku yang lama update ya...
Semoga masih setia menunggu pasangan ini.

Happy reading all...

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Clement mengambil cuti tahunannya selama 12 hari penuh untuk berangkat menuju London. Perjalanan panjang kali ini dinikmati Clement sebagai penumpang. Hatinya diliputi ketakutan. Takut Aleeza akan menolak dan mengusirnya tapi tekadnya sudah bulat.

"Kamu tahu nggak Clem, bagaimana kisah cinta Daddy dan Mama?" tanya Rafael di malam setelah mereka bertarung sengit.

"Hanya sekilas saja, Dad. Ketika kami tahu bahwa Kak Al bukan darah daging Daddy, tapi terlahir dari Papa Choky, suami pertama Mama."

"Kamu tahu bagaimana perjuangan Daddy mendapatkan Mamamu?"

Clement hanya bisa menggeleng pelan.

"Kayla adalah wanita yang paling setia bahkan setelah Choky meninggal dunia. Mamamu baru menerima Daddy sebagai kekasihnya setelah setahun Daddy bersamanya sebagai teman. Ketika Mama bersedia menjadi istri Daddy, malah Daddy yang melarikan diri hanya karena Opung Doli [kakek] kalian menolak Daddy dan mengatakan bahwa Mama harus menikah dengan Om Sudung."

"Om Sudung?"

"Om Sudung dulu juga sangat mencintai Mamamu tapi kalah cepat dari Papa Choky."

Clement menatap Rafael tidak percaya. Mamanya? Kayla Anastasia diperebutkan 3 pria? Wow... Clement malah kagum melihat Daddy yang berhasil mendapatkan Mama.

"Maksud Daddy adalah jangan jadi seperti Daddy, Clem. Daddy lepaskan Mamamu dengan kemarahan. Mamamu melarikan diri ke Seattle bersama Allegra dan bagi Daddy waktu itu adalah 3 tahun terpanjang dalam kehidupan Daddy. Kalau Daddy terlambat sedikit saja, Mama akan jadi istri dokter lain yang sudah lama mengejar Mamamu!"

"Jangan sampai kau menyesal ketika pada akhirnya Aleeza berhasil melupakanmu dan yang lebih parah lagi, kau melihat anakmu dimiliki pria lain! Itu hal yang paling menyakitkan dalam kehidupan seorang pria!"

Clement tertunduk dalam-dalam. Dia bahkan tidak berani membayangkan ada pria lain yang mengambil Aleeza dari sisinya.

"Apakah kau bahagia ketika bersamanya?"

"Bahagia, Dad."

"Apakah dia bisa membuatmu tertawa dan merasa berdebar saat bersamanya?"

"Iya Dad. Jantung Clement serasa mau lepas ketika melihat Aleeza tertawa kepada pria lain."

"Itu artinya kau mencintai Aleeza, Bodoh! Apa sih susahnya mengakui cinta pada Aleeza? Karena gengsi? Makan tuh gengsi sampe kenyang trus nangis-nangis deh karena Aleeza keburu diambil si Alex itu!"

"Bisa kuhabisi si Alex itu, Dad kalau dia berani!"

"Jangan ngomong doang! Kejar sana, minta maaf, sujud di kakinya kalau perlu!"

"Kalau Aleeza masih marah juga, Dad?"

Rafael menatap anaknya sambil geleng-geleng kepala. "Kau kenal baik Mamamu nggak?"

Clement mengangguk.

"Mamamu itu wanita Batak tulen sama seperti Aleeza yang juga berdarah Batak asli. Kalau kau bisa menaklukkan Mamamu, berarti kau bisa menaklukkan Aleeza. Just as simple as that!"

"Daddy kok pinter banget sih?" goda Clement sambil tertawa.

"Ya pinter lah, Daddy kan Dokter Spesialis Jantung. Emang kamu? Udah cape-cape sekolah Pilot tapi menjaga satu wanita aja nggak bisa! Pokoknya siap-siap aja Daddy sulap jadi bodat kalau nggak bisa bawa pulang Aleeza!"

Bukan karena takut disulap Daddy jadi bodat makanya Clement mengejar Aleeza tapi karena Clement sadar bahwa dia memang mencintai Aleeza.

Hanya Aleeza sekarang dan selamanya.

Pesawatnya baru akan mendarat besok pagi jadi lebih baik Clement tidur agar siap menghadapi kemarahan Aleeza ketika melihat dirinya.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Aleeza bisa tertawa mendengar celoteh Alex Bryce yang lumayan menghibur dirinya tapi tetap saja hatinya tidak bisa ikut tertawa. Selalu ada celah dimana wajah Clement menyelinap masuk tanpa bisa Aleeza cegah. Dan setiap kali itu terjadi, rasa mual mulai datang.

Dan rasa mual itu semakin menjadi ketika matanya menatap sosok itu berdiri di tangga masuk rumah pasangan Neil dan Tobias, rumah tempat Aleeza menetap selama sebulan ini.

Mata yang berbinar senang itu berubah dingin melihat tangan Alex berada di bahu Aleeza. Clement mendekat dan sosok tinggi besar yang mendominasi itu menyingkirkan tangan Alex dari bahu Aleeza dengan kasar.

Tangan Clement meraih tangan Aleeza dan menariknya menjauh dari Alex.

Alex tersenyum kaku dengan dahi yang berkerut. "Well Aleeza, it was a great dinner for me. Perhaps we can have another dinner another time?"

"IN YOUR DREAM!" tukas Clement dengan wajah datarnya. "You will be invited to our wedding next month!"

Aleeza mendelik dengan kesal dan tatapan maafnya terarah pada Alex. "Thank you, Alex for tonight. I really enjoyed it! Drive safely then!"

Begitu Alex berbalik menuju mobilnya, Aleeza menghentakkan tangan Clement dan menaiki tangga masuk ke dalam rumah. Clement mengejarnya dan mendapati pasangan Neil dan Tobias menyambutnya dengan seringai yang menyebalkan.

"Well... well... well... finally Mr. Dimitri comes for Aleeza." Neil merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Clement yang langsung ditepisnya.

Dikejarnya Aleeza ke kamarnya tapi sayangnya kamar itu dikunci dari dalam. "Nol... please... kita harus bicara! Sayang...!"

Pintu tetap tidak terbuka tapi suara Aleeza yang sedang muntah terdengar jelas. Tobias segera mengambil kunci cadangan dan membukanya. Mereka bertiga berebutan untuk masuk dan melihat Aleeza terduduk lemas di lantai kamar mandi.

Aleeza menghapus airmatanya dengan kesal. Selalu seperti ini, setiap kali dia muntah dan baru kali ini dia mengalaminya di malam hari. Biasanya muntahnya terjadi di pagi hari tapi ketika melihat Clement berdiri dan menggenggam tangannya, perutnya kembali berulah.

Jantungnya berdetak lebih cepat ketika Clement memeluknya dari belakang. Rasanya ingin lama-lama berada dalam pelukan pria yang dicintainya tapi Aleeza tahu Clement datang karena dia hamil dan Aleeza tidak menginginkan itu. Jadi sebelum Clement sempat bicara, Aleeza bangkit dan berjalan menuju pintu.

"Get out, all of you! Especially YOU!" tunjuknya pada Clement. "Aku tidak ingin melihat wajahmu saat ini!" tukasnya tanpa mau menatap Clement.

"Liz... please... Aku merindukanmu!"

Oh shut up! jerit Aleeza dalam hati. Kuatkan hatimu, Liz. Clement hanya ingin bertanggung jawab! Aleeza benci kata itu.

"Well, I don't miss you!"

Bohong besar, Liz! Aleeza tidak akan pernah mengakui kalau dia merindukan pria ini dan mencintainya setengah mati.

If you love me, you have to fight for me!

"Good bye!" Aleeza membanting pintu dan menguncinya lagi.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Semoga suka yaaaa 💋😘

Makasih sudah sabar nunggu update ya. Jangan lupa VOTE dong 😍 😍 dan komen2 lucunya ya 😆😆

Love you all,
-def-
IG: dee_sibarani25

CLEMENT - Penerbangan Menuju Hatimu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang