*Bertahan?*

28 0 0
                                    

Terkadang aku kasian melihat pikiran ini, ia selalu saja tersakiti hanya karna hati ini. Aku selalu berusaha untuk mengajari hati ini agar tak selalu egois. Namun, pengajaranku berujung luka pada diriku sendiri. Seaakan pikiran selalu ingin bertengkar dengan hati.

Aku tak mengerti harus mendengarkan siapa tanpa harus menyakiti siapa pun. Jika aku berdiri pada suara dari pikiran,  yang menyuruhku untuk melupakan dia, maka hati ku akan terasa terluka yang menyuruhku untuk tetap bertahan. Namun, aku tak mau jika selalu mendahulukan hati yang membuat pikiranku selalu sakit.

Saat aku sibuk dengan hati dan pikiranku, ternyata dia sibuk dengan urusan percintaannya. Berkata didepan semua orang, bahwa dia telah menjalin hubungan dengan seorang perempuan yang cukup cantik (menurutku). Itu adalah perempuan idamannya. Sungguh hari yang sangat terkutuk bagiku.

Teng teng teng.. bunyi bel sekolah ku sedikit mengobati celah hari ini. Betapa girangnya hati saat jam pelajaran harus diakhiri sebelum waktunya.

"Yeayy kita pulang" (teriak seorang dari luar kelas)

"Ohh iyaa hari ini guru sedang mengadakan rapat kesiswaan" (jawabku dalam hati)

Saatnya bergegas dan merencanakan pulang sekolah ingin kemana. Ide yang sangat bagus. Aku dan temanku yang berkisar enam orang memutuskan untuk pergi kesalah satu tempat makan yang harganya sesuai nominal kantong kami. Langkah demi langkah meninggalkan lapangan sekolah yang begitu luas. Kami segera naik ke angkutan umum untuk menuju tempat mengenyangkan perut itu.

Sampai-pesan-gosip-makan-gosip-foto-gosip-pulang.

Maklum saja, skenario makan perempuan remaja memang selalu begitu.

Saatnya pulang. Masing-masing sibuk mengambil jalannya sendiri. Karna memang angkutan umum menuju rumah kami berbeda nomor. Kebetulan angkutan umumku sudah dapat dan aku sendiri langsung menaikinya. Perjalanan yang sangat membosankan+menakutkan. Aku harus sendiri didalam angkot, karna tak mau mood ku dihancurkan oleh kebosanan ini, aku mencoba melihat sekelilingku yang dipenuhi oleh pedagang kaki lima gorengan.

Yaa.. aku adalah perempuan yang suka makan dan aku tidak malu untuk disebut "cewek gendut".

Ternyata ide bagusku menghasilkan sakit hati kembali. Mata ku tak sengaja mengarah kesalah satu cafe yang ada disebelah.

"Mataku yang diarahkan oleh pikiranku, terimakasih atas pemandangan ini" kataku dalam hati.

Aku melihat silebah dengan perempuan idamannya sedang makan diluar kafe itu. Dengan makanan yang ada dihadapan mereka berdua, dan ekspresi wajah yang tersenyum membuatku tak mau lagi mendengarkan kata hatiku. Mengalahkan ego hati dan mendengar pikiran. Itu adalah tindakan yang tepat.

Hari yang penuh pembelajaran tentang rasa. Malam ini membuatku berpikir tentang dia. Aku tak mau tersakiti hanya karna cinta. Perlahan tanpa ku sadari air mata mencoba ingin keluar. Namun, aku menahan semampu yang ku bisa. Aku sudah berjanji pada seluruh organ tubuhku agar tidak pernah menangis hanya karna rasa ketertarikan cinta pada seseorang lelaki. Ohhh.. Tuhan kenapa rasa cinta sesakit ini??
Aku belajar, jika cinta itu kasih tapi kenapa seakan cinta berubah menjadi pemberontak yang hanya bisa menyakiti.

Namun aku juga sadar, cinta itu menyakitkan apabila hanya sebelah lingkaran rasa itu yang hanya berjuang. Jika hanya sebelah perjuangan, maka hasilnya akan sebagian, tidak seutuhnya.

Ternyata sungguh sulit untuk mengalahkan ego hati. Berulang kali pikiran ku mengingatkan hati untuk tak terus bertahan dalam sakit, namun, semua hanya sia-sia. Hati tetap saja hanya memikirkan rasanya sendiri tanpa memikirkan sedikit pun rasa pikiran.

"Baiklah, aku harus memutuskan sekarang juga" kataku kepada diriku.

Aku tak mau lagi mendengarkan ego hatiku, dimana aku sendiri saja yang selalu tersakiti.

"Aku harus melupakan dia..Aku harus melupakan dia..Aku harus melupakan dia" (teriakku dalam hati)

Tanpa sadar, cahaya terang dari sela gorden kamarku sudah membuat mataku terbangun. Aku hanya mengingat terikan hatiku tadi malam, setelah itu aku tak sadar apa yang terjadi. Tiba-tiba saja sudah pagi.

Tubuh ini seakan tak bisa dipisahkan dari selimut. Menolak untuk meninggalkan tempat tidur. Maklum saja, hari ini adalah hari minggu. Namun, aku harus bergegas membersihkan rumah agar tidak terlambat pergi kebaktian digereja. Mengalahkan rasa malas adalah hal tersulit bagiku. Tapi apa boleh buat, kegiatan yang padat ini menuntutku untuk berjuang mengalahkan rasa malas ini.

Ditambah lagi, ibuku yang marah jika melihat rumah berantakan. Ahhh.. menjijikkan.

Waktu berjalan sesukanya saja dan semua hal yang membuatku jijik itu akhirnya berlalu. Tak terasa hari sudah sore saja. Karna tak ada kegiatan aku memutuskan untuk bermain sosial media ku saja. Tanganku mengambil hp yang sedang dicok dan ternyata aku melihat ada pemberitahuan dari WA.

Haaa... ternyata pemberitahuan chat dari dia...


BERSAMBUNG

Part 3
.
.
.
Stay

Mencintai Dengan Syarat👸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang