Mobil SUV hitam itu sudah terparkir rapi di parkiran rumah sakit. Sang pemilik mobil sudah siap untuk keluar tapi urung setelah melihat sesuatu di kursi belakang. Dia berbalik dan menggambil tas berwarna merah muda itu, dilihat dari bentuknya sudah pasti tas itu berisi bekal makan siang untuk sang dokter.
"aigooo.... Kapan dia menyiapkan ini" ujarnya sembari tersenyum dan meletakkan di pangkuannya. Dibukanya tas itu guna melihat isinya, namun urung dilanjutkan ketika dia menemukan sebuah note di atas kotak pertama.
Ini makan siang untuk oppa. Semoga operasimu hari ini berjalan lancar Dr. Kim. Dari kekasihmu Jitchuuuuu~~~
Ps: nanti saja melihat isinya. Segeralah ke ruanganmu, operasimu sebentar lagi akan di mulai!
"omo kyeopta hehehe"
Setelah menutup kembali tas itu si pria langsung bergegas keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa, hampir saja di melupakan jadwal operasinya karena melihat kotak bekal makan siang itu.
***
Ruangan yang seharusnya di isi canda tawa di hari weekend yang cerah ini menjadi berantakan bak kapal pesan. Kertas berhamburan dimana-mana, pensil, penggaris bahkan bekas-bekas rautan pensil tercecer di lantai itu. Hari ini seharusnya Jisoo bisa bersantai sembari menonton tayangan favoritnya di televisi, namun semua berubah setelah ponselnya berdering dan membuatnya menjadi kacau balau begini.
"yaakh Lee Mijoo sialan akan ku pastikan kau mendapatkan balasan atas semua ini" umpatnya sambil tetap mencoret-coret di atas kertas putih yang entah sudah lambar ke berapa.
"bisa-bisanya dia memberitahuku di h-10 begini wanita itu sungguh ingin di lenyapkan. Huuuuh" amuknya.
Iya Lee Mijoo lah pelaku kekacauan yang dialami Jisoo saat ini. Clien sekaligus sahabat sejak spermanya ini tiba-tiba merubah gaun yang akan digunakannya untuk pesta pernikahannya itu. Padahal untuk merancang gaun yang saat ini ada saja Jisoo butuh waktu sebulan untuk mencari bahan serta mengikuti kemauan sahabatnya itu. Sungguh jika dia bukan sahabat Jisoo mungkin saat ini dia tidak akan melakukan semua itu.
Tiit tiit tiit... bunyi password pintu yang menandakan ada seseorang yang ingin masuk.
"Jisoo-ya... bagaimana semuanya sudah selesai"
Pertanyaan yang membuat Jisoo menghentikan pekerjaannya dan berbalik sembari melempar bantal sofa pada pasangan yang berdiri dengan senyum lebarnya itu.
"Yaakh... Mianhe chingu hanya kau yang bisa ku andalkan dan menolongku. Tenang tidak usah cemberut seperti itu, aku sudah membawa semua makanan kesukaanmu. Setelah pekerjaanmu selesai kau juga boleh meminta apapun pada ku. Ne chingu-ya..." ujarnya sambil duduk dan memeluk Jisoo dari samping.
"singkirkan tanganmu Lee Mijoo sebelum aku mengagalkan pernikahanmu dengan Hoseok" tanpa menoleh dan tetap menggambar.
Hoseok yang sudah duduk di sofa sedari tadi hanya tertawa melihat Mijoo yang cemberut dengan bibir di majukan itu membuatnya ingin segera menikahkan gadis hyper itu.
"berhenti menganggunya Mijoo-ya" ujar Hoseok setengah menoleh pada calon istrinya dan kembali fokus dengan tv.
"demi apapun aku tak tau dosa apa yang kau perbuat di kehidupan sebelumnya hingga kau mendapatkan wanita seperti ini, Seok-ah" ujar Jisoo.
"molla... ku pikir dulu aku adalah pendosa berat sehingga dikehidupan ini aku menerima hukumanku. Huhuhu" dengan pura-pura menampakkan wajah sedihnya.
"waah kalian berdua berselingkuh ya bisa-bisanya kalian mengataiku terang-terangan begini. Baiklah aku pergi" drama Mijoo dimulai, dia mulai bangkit meninggalkan mereka. Tenang Mijoo bukan marah sungguhan, dia tau calon suami dan sahabatnya itu hanya bercanda. Bergegas mengambil tas belanjaan tadi dan berjalan menuju dapur dengan kaki dihentak-hentakkan.
"hati-hati sayang" ujar Hoseok senang setelah berhasil menjahili calon istrinya itu.
"mianhe Jisoo-ya, sudah merepotkanmu kau tau seperti apa sahabatmu itu" ucap hoseok dengan sangat menyesal.
"kali ini apalagi yang terjadi, berat badannya bertambah atau tiba-tiba ada noda di gaunnya" meremas kertas untuk yang kesekian kali.
"iya akhir-akhir ini dia makan seperti orang gila, hmm... kau taulah bagaimana wanita hamil" ujarnya dengan tersenyum memperlihatkan giginya.
Jisoo menoleh dan melempar penghapus pada pria itu "ooh jadi juga ternyata. Sudah ku katakan agar kalian bersabar sedikit, tapi tetap saja. Jadi sudah berapa lama?" tanyanya
"baru 6 minggu. Hehehe kau tau sahabatmu itu terlalu menggemaskan untukku. Karena itulah dia tidak mau menggunakan gaun sebelumnya katanya takut membuat anak kami sesak" ucapnya bahagia dengan senyum secerah matahari.
"aigoo... sungguh ibu yang baik. Arraseo akan ku buatkan gaun terbaik untuk ibu mengandung itu tanpa menyakiti keponakanku" teriaknya keras, sengaja agar di dengar oleh Mijoo yang ada di dapur.
"gomawo uri jitchuuuu" teriakan mijoo dari dapur.
***
"terima kasih dokter kim... terima kasih sudah menyelamatkan anakku" ucap seorang pria paru baya sambil terus membungkukkan diri dihadapan dokter Kim.
"sama-sama tuan, akan hanya perantara tapi Tuhan lah yang menyelamatkan anak anda" ujarnya tersenyum dan membungkukkan diri juga.
Dia masuk ke dalam ruangannya melepaskan jas dokter setelah berganti baju tadi kemudian membaringkan diri di atas sofa panjang itu. Ekor matanya tertuju pada tas berwarna pink yang belum sempat di sentuh sejak masuk ruangan tadi. Kemudian dia bangkit dan membuka tas itu dan menggeluarkan kotak-kotak di dalamnya.
"hampir saja aku lupa akan bekal ini. Waah dia menyiapkan ini semua untukku, bahagianya" ucapnya sembari mencoba satu-satu makanan itu dengan senyum bahagia yang terpantri di wajahnya.
Baru memakan beberapa suap sudah ada teriakan seseorang dari luar sana yang memanggil namanya.
"dokter kim dokter kim....ada pasien darurat yang harus segera di operasi" kata pemuda yang menggunakan seragam perawat itu dengan ngos-ngosan.
Niat ingin melanjutkan makannya pun tertunda, bagaimana pun dia sudah mempunyai sumpah dan apapun itu pasien harus di utamakan, walau saat ini dia ingin menghabiskan semua makanan itu.
"baiklah sebentar lagi aku akan kesana" sembari memasukkan kembali kotak makanan itu ke dalam tas.
"tidak bisa dokter, harus segera pasien dalam keadaan darurat. HARUS SEKARANG DOKTER KIM SEOKJIN!" teriaknya dan diakhiri dengan bentakkan yang membuat pemilik nama itu menganga akan perilaku perawatnya ini.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and Back, Him
RomanceSemua berjalan indah dan lancar selama 7 tahun ini. Hingga pada suatu hari di minggu kedua musim salju itu dia kembali. Dia yang selama ini telah menghilang tanpa ku tau dimana keberadaannya kini berdiri tepat di depan pintu rumah kekasihku.