BAB 5

4.1K 291 2
                                    

“Engkau sudah mengetahui siapa pria yang mendahuluimu itu?”

Pangeran menatap makanannya.

“Eduardo, engkau sudah mengetahui siapa orang itu?” ulang Raja lebih keras.

Pandangan Pangeran kosong ketika memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

“EDUARDO!” seru Raja, “Eduardo! Engkau mendengarkanku!?”

Pangeran terlonjak kaget. “A…ada apa?”

“Aku bertanya padamu?”

“Bertanya apa?”

“Apa yang sejak tadi engkau pikirkan?” tanya Raja.

“Sikapmu itu seperti orang yang sedang jatuh cinta. Siapakah gadis yang beruntung itu?” tanya Ratu penuh semangat.

“Tidak ada,” bantah Pangeran, “Aku tidak memikirkan apa-apa.”

“Jawablah sejujurnya, Eduardo,” desak Ratu, “Siapa yang sedang kaupikirkan?”

“Penduduk Pienlang,” Pangeran berbohong, “Aku sedang berpikir bagaimana cara untuk membantu mereka semakin cepat pulih dari krisis ini.”

“Bukankah kaukatakan sudah ada orang yang membantu mereka sebelum engkau?”

“Benar, Papa. Tetapi hari ini aku mengetahui dari Dokter Tervis bahwa orang itu tidak akan kembali lagi.”

“Dokter Tervis?” Raja keheranan, “Bukankah ketika engkau akan berangkat, engkau kebingungan mencari dia. Jerver sendiri sampai pusing mencarinya. Bagaimana ia bisa berada di sana?”

“Orang yang mendahuluiku itu yang membawanya.”

“Orang itu lagi,” kata Raja tertarik, “Siapakah dia? Apakah engkau sudah mengetahui?”

“Tidak. Bahkan Tervis sendiri tidak mengetahui siapa gadis itu.”

“Gadis!?” seru Ratu tak percaya, “Hebat! Hebat sekali!” Dengan penuh semangat, Ratu mendesak Pangeran, “Engkau sudah bertemu dia? Menurutmu bagaimana dia? Apakah ia cantik? Apakah ia mempesonamu? Seperti apakah dia? Apakah dia sopan?”

“Aku belum pernah bertemu dia. Selama ini aku hanya melihat punggungnya. Pernah ia bertatap wajah denganku, tetapi ia segera berpaling. Ia sepertinya enggan untuk bertatap muka denganku. Entah mengapa aku merasa ia berusaha menghindariku.”

“Sekarang aku tahu siapa yang kaupikirkan. Engkau jatuh cinta padanya?”

“TIDAK!!” bantah Pangeran, “Berdasarkan cerita Tervis tentang gadis itu, aku yakin ia telah memiliki tunangan. Tervis sendiri berkata gadis secantik dia tak mungkin tidak mempunyai tunangan.”

“Tervis adalah pria yang jarang memberikan pujian. Bila ia sampai berkata seperti itu tentunya gadis itu adalah gadis yang sangat cantik,” kata Raja.

“Kata Tervis ia adalah gadis tercantik yang pernah dijumpainya juga paling menarik. Aku melihat Tervis terkagum-kagum padanya. Demikian pula semua orang di Pienlang.”

“Apakah Tervis pernah bertemu Pelangi Evangellynn?”

“Entahlah, aku tidak tahu. Tetapi para gadis itu sering mendapat undangan, kurasa mereka pernah bertemu.”

Pangeran jengkel mendengar nama Pelangi Evangellynn itu disebut-sebut kembali oleh orang tuanya. Mereka adalah masa lalu Pangeran yang paling menjengkelkan dan paling ingin dilupakan.

Raja termenung. “Gadis itu pasti lebih cantik dari Pelangi Evangellynn termasuk putri bungsu yang kata Emilie paling cantik itu,” gumamnya.

“Dan, ia sudah pasti mempunyai tunangan atau mungkin ia sudah menikah,” tekan Pangeran.

Gadis Hari Ketujuh (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang