DAY 1

877 61 33
                                    

Saat-saat membahagiakan itu berakhir secepat angin. Bagaikan badai menghancur segalanya. Kamu berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan sumber kebahagiaanmu. Mari kita simak perjalananmu untuk mempertahankan sumber kebahagiaanmu.

***
Dirimu sedang sibuk memasak makan malam saat Hajime pulang hari itu. Sadar akan kehadiran sosok pendamping hidupmu itu kau pun menyambut kedatangannya dari dapur.

"Mandi ya bang habis itu makan malam." ucapmu lantas kembali sibuk dengan menu makan malam kalian.

"aku mau bicara serius sama kamu."

"Ish, ngagetin aja untung jantungku gak kenapa-kenapa." keluhmu sambil berbalik dan berhadapan dengan Hajime. "ngomong apa bang? Segitu pentingnya sampai gamau mandi dulu?"

"Iya, ini lebih penting daripada mandi. Aku mau bicarain tentang kita." jawab Hajime dengan tampang datar.

Kau pun menutup mulut dan menunjukkan ekspresi mengejek, "Wah, bang kode ya mau punya dedek? Mandi dulu lah bang ...."

"Bukan. Aku mau kita cerai." seperti disambar petir kau pun melongo mendengar kata-kata yang paling tak ingin kau dengar keluar dari mulut suamimu. Hajime masih setia menatapmu datar menanti jawaban.

"A, bang kamu pasti capekkan mangkanya kalau ngomong jadi ngelantur gini. Udah gih, mandi biar seger habis itu langsung makan terus tidur." kau pun membalik badan dan kembali menyibukkan diri dengan makan malam kalian yang sebenarnya sudah matang sejak Hajime berdiri di belakangmu. Tak mendapat jawaban Hajime pun langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Kau pun mencoba meyakinkan diri jika yang diucapkan Hajime hanya sebuah candaan. Kau pun menata piring untuk makan malam kalian. Tepat saat kau selesai Hajime pun juga selesai dengan mandinya.

"Dingin ya bang? Makan gih, mumpung masih anget biar nyenyak tidurnya." ucapmu yang tak ditanggapi sama sekali oleh pemuda yang kerap dipanggil Maou-sama itu.

Hajime langsung duduk tanpa repot mendengarkan ucapanmu. "Itadakimasu." kau pun tersenyum kecut dianggap tak ada dan masih mencoba berpikir positif. Tak ingin membuat makan malammu dingin kau pun duduk di kursi yang berhadapan dengan Hajime. Dengan segera kau santap masakanmu guna mengisi kembali tenagamu.

***

"Gochisousama." ucap Hajime setelah menyelesaikan makan malamnya.

"Gochisousama." ucapmu yang juga sudah menyelesaikan makan malam.

Hajime langsung berjalan menuju kamar kalian dan menutupnya. Kau pun lagi-lagi tersenyum, senyum memaklumi kali ini. Kau pun bangun dari dudukmu dan membereskan peralatan makan dan membawanya ke tempat cuci piring dan mulai mencuci.

Sesekali terdengar gumaman nada dari salah satu lagu favoritmu yang sampai sekarang masih tak bosan kau dengarkan maupun nyanyikan. Kimi ni Hana wo, Kimi ni Hoshi wo. lagu yang dinyanyikan oleh Shimotsuki Shun dan Fuduki Kai itu menggambarkan perasaanmu dulu saat menjadi fans Hajime dulu di masa SMA. Beruntung saat itu Hajime memiliki perasaan yang sama denganmu, bahkan sampai berani mengikat janji sehidup semati denganmu yang lebih sering menatap dari jauh alih-alih berbicara dengannya saat itu.

Kau pun kembali teringat tentang ucapan Hajime yang menginginkan akhir dari pernikahan kalian. Berbagai pikiran negatif mulai muncul di otakmu. Pikiran-pikiran pesimis yang beberapa tahun ini hilang kembali muncul di benakmu. Mulai menggerogoti kepercayaan dirimu.

Kau pun sekali lagi meyakinkan jika Hajime tak bermaksud mengatakannya. Walau nada bicara Hajime terdengar begitu serius sampai sulit rasanya mengganggap enteng perkataan Hajime.

Kau pun akhirnya memutuskan untuk melupakannya dan mengganggap ucapan Hajime hanyalah sebuah lelucon belaka. Dengan langkah pasti kau pun berjalan menuju kamar kalian. Membuka pintu mendapati Hajime yang sudah tertidur masih dengan kacamata dan buku di tangannya. Sepertinya Hajime tidak bisa tidur.

Kau pun tersenyum melihat wajah tampan Hajime saat tidur. Bergerak perlahan mengambil buku dan melepas kacamatanya agar tak mengganggu tidur si ou-sama. Lantas meletakkan di meja kecil di sebelah kasur.

Setelah itu kau pun berbaring disisi Hajime yang membelakangimu. Kau peluk dari belakang sosok itu. Tak lama rasa nyaman membuatmu mengantuk dan akhirnya tenggelam ke dunia mimpi yang tak berdasar.

'Semoga yang diucapkan Hajime-san hanya imajinasiku,' batinmu sebelum tidur dengan sangat nyenyak.

10 Days To DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang