Day 5

393 48 10
                                    

Rumah terasa sangat sepi tanpa kehadiran Kuro dan Hajime. Rasanya seperti hidup sendiri lagi. Kau pun bangun menatap sekitar dan kembali merebahkan tubuhmu. Kali ini, menghadap ke samping kanan.

"Haah, sepi sekali ...." gumammu lirih dan tak lama kembali tidur. Entah kenapa kau merasa malas sekali untuk sekedar membuka mata saja malas sekali.

***

Waktu berjalan dengan cepat. Tak terasa kau tidur hampir seharian. Sekarang jam menunjukkan pukul 8 dan kau belum makan sama sekali dari pagi.

Tak punya uang cukup untuk makan diluar kemaren juga kau tak sempat membeli bahan makan malah membeli buket bunga. Kau pun akhirnya dengan sangat terpaksa mengemis makan malam yang dirapel dengan sarapan dan makan siang ke mama Procella karena kau tak ingin melihat wajah suamimu.

"Moshi moshi, Yoru."

"Ha'i, Yoru desu." balas Yoru dari seberang

"Apa kau di dorm sekarang?" tanyamu berharap.

"Ya, aku ada di dorm ada apa [Name]-san?"

"Apa aku boleh ke dorm Procella?"

"Tentu saja Shun-san akan senang jika tau kau akan datang." jawaban Aoi membuatmu mendadak semangat.

'Makan gratis tanpa ketemu Hajime-kun!' batinmu sambil meninju udara.

"Ah, kalau begitu aku akan segera kesana. Ano, Yoru aku juga akan makan malam disana apa tak apa?" tanyamu mendadak merasa tak enak.

"Tentu saja! Kami juga kebetulan belum makan malam jadi kami akan menunggumu!"

"Yoru, bau apa ini?" ganggu sebuah suara yang saaangat kau kenali. Suara yang setiap hari kau dengarkan sampai kau hafal caranya bicara.

"Ah! [Name]-san kututup ya!"

Dan telpon pun ditutup secara sepihak oleh Yoru. Kau merenung sejenak memikirkan konsekuensi kedua pilihan.

Pilihan pertama membatalkan makan gratis di dorm Pr. Pilihan kedua tetap makan gratis di dorm Procella dengan resiko bertemu dengan Hajime yang secara kebetulan ada disana.

Jika melakukan pilihan pertama ia akan kelaparan seharian ini. Jika dia memilih pilihan kedua kau jelas akan bertemu orang yang paling tidak ingin kau temui saat ini.

Kruyuk ....

"Terserahlah! Urusan perut pertama!" gerutumu sambil menyibak selimut dan mengambil pakaian secara asal dari lemari.

***

Kau tiba dengan selamat dan kini kau berdiri dengan setia di depan lift yang menunjukkan akan turun. Sambil mengelus-elus perutmu yang akan segera terisi kau menunggu turunnya lift. Sampai akhirnya bunyi 'ting!' yang khas terdengar. Dengan semangat kau memasuki lift membayangkan rupa makan malammu.

Kau tiba di depan pintu. Masih ragu membuka pintu seperti biasanya. Padahal biasanya tanpa ragu dan sungkan kau akan membuka pintu seolah-olah membuka pintu rumahmu sendiri.

"Woah [Name] tumben sekali datang?" tanya Koi membukakan pintu yang daritadi enggan kau buka.

"Ah, kebetulan aku tak masak dan baru saja bangun, hehehe ...." ucapmu sambil mengusap tengkukmu canggung.

"Yasudahlah, masuklah." ucap Koi mempersilahkanmu. Dengan langkah canggung kau pun masuk ke dalam mendapati ruang santai yang sepi. Koi yang baru menutup pintu pun membalas, "semua sudah menunggu di meja makan jadi ayo." ajak Koi. Kau pun mengekor dibelakangnya.

***

"Ah, makan malam ku enak sekali ...." gumammu sambil menepuk-nepuk perutmu. Kau kekenyangan akibat terlalu banyak makan. Yoru dan Rui sibuk membersihkan peralatan makan. Sedangkan member yang lain sibuk membahas banyak hal.

Kau sendiri pun bersiap untuk pergi saat Hajime menarikmu keluar dari ruang makan. Hajime membawamu ke kamarnya. Dia nampak mencari sesuatu di dalam laci mejanya. Di atas kasur bisa kau lihat Kuroda yang diam memperhatikan Hajime.

"Ah, ketemu." gumam Hajime agak keras. Hajime berbalik lantas memberikan selembar kertas padamu, "disini. Tanda tangan di kertas ini takkan butuh waktu lama untuk memprosesnya."

Kau sepertinya terlalu banyak makan sehingga banyak gula yang menyumbat laju otakmu. "Memproses apa?"

"Perceraian kita." begitu Hajime mengatakannya otakmu langsung terkonek. Kau menggangguk-angguk mengerti tak lama matamu mulai terasa panas.

"Jadi kamu serius?" tanyamu lirih sambil menatap Hajimr tak percaya.

"Aku bosan denganmu. Aku hanya perlu sebuah tanda tangan darimu dan aku akan resmi lepas darimu." jawab Hajime.

"TERUS KENAPA KAMU MELAMARKU DULU KALAU AKHIRNYA KAMU BOSAN?! KAMU PIKIR PERNIKAHAN SAMA DENGAN PACARAN?!" teriakmu frustasi air mata mengiringi tiap nada tinggi yang kau keluarkan. Kau mengelap air matamu dengan kasar lantas merebut surat cerai di tangan Hajime "terserah apa maumu. Akan kuberikan setelah selesai kutandatangani."

Segera setelah itu kau berlari pulang. Bahkan kau sempat menabrak beberapa member yang berdiri menghalangi larimu menuju pintu. Kau berakhir duduk menangis di kursi taman yang lumayan sepi.

"Hiks ... Kuroda ...." ucapmu memanggil nama si kelinci hitam besar itu. Kau mengusap air matamu dengan lenganmu lantas berdiri. "aku harus pulang. Aku harus tidur agar lupa dengan rasa sakit ini."

TBC

Jadi hamba lupa:'v dorm mereka kan kaya gabung gitu:' v setelah rewatch lagi daq baru sadar:'v astagfirullah ampuni aku:' v

-Narteliuz

10 Days To DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang