"Kenapa mereka bisa menemukan kita?'' Naruto berteriak diantara deru napasnya yang tidak teratur akibat berlari menghindari kejaran orang - orang bayaran yang dikirim Obito.
"Mana kutahu'' Sentak Sasuke emosi.
Keduanya lari bersisian sepanjang jalan setapak gang kecil dan sempit dibatasi bangunan flat - flat murah berlantai tiga yang cukup padat penduduk. Sengaja mereka lakukan agar menyulitkan pengejar mereka yang berjumlah lima orang. Atau mungkin sebenarnya mereka terjebak di daerah itu karena baik Naruto maupun Sasuke tidak bisa leluasa berlari. Beberapa orang, penghuni daerah itu sangat kesal karena aktifitas mereka terganggu. Naruto menabrak tumpukan kantong sampah yang memang sengaja di kumpulkan di salah satu sudut dekat tiang listrik, menunggu petugas yang akan datang sekitar lima belas menit lagi untuk mengangkutnya.
Dua pemuda itu tidak menyangka jika keberadaan mereka bisa di ketahui dengan begitu mudah oleh orang - orang itu. Keduanya sedang membeli makanan untuk sekedar mengisi perut, sandwich isi yang biasa di jual di tepi jalan, favorit orang - orang yang sedang dikejar waktu. Menikmati makanan yang terbuat dari roti sembari duduk di kap mobil memikirkan apa yang harus mereka lakukan untuk keluar dari masalah, masalah Sasuke tentunya, Naruto hanya ikut saja apa keputusan yang akan diambil temannya itu dan tiba - tiba orang - orang yang semalam mengejar mereka muncul mendadak dengan tampang bengis dan garang. Tidak ada pilihan lain selain kabur.
Dorr... dorr...
"Aku pikir sekarang mereka tidak ingin menangkapmu, tapi melenyapkanmu'' Naruto kaget bukan main saat mendengar letusan senjata api tapi pemuda itu menutupinya dengan kekehan pelan yang justru membuat Sasuke kesal. Beberapa peluru terlontar ke arahnya dan Sasuke, beruntung keduanya masih bisa menghindar.
"Tutup mulutmu! Bisa - bisanya kau tertawa disaat nyawa kita terancam'' Sasuke menundukkan kepala saat lagi - lagi suara tembakan dari arah belakang menyerangnya. Peluru melewati atas kepalanya beberapa mili saja jaraknya, membuat Sasuke meneguk ludah dan seketika tubuhnya meremang memikirkan apa yang mungkin bisa terjadi seandainya dia tidak membungkuk tadi.
Keberadaan mereka di jalanan sempit sedikit menguntungkan karena sedikit menghambat pergerakan para pengejarnya. Naruto dan Sasuke bahkan sengaja menendang kantong - kantong dan bak sampah di pinggir jalan untuk semakin menyusahkan orang - orang yang masih saja mengejar keduanya tanpa menyerah.
"Memangnya siapa yang membuat nyawa kita terancam?'' Naruto melompati besi pembatas jalan begitu keduanya keluar dari jalanan sempit, berlari menembus pejalan kaki yang akan beraktifitas. Berlari sepanjang trotoar. Tempat umum terasa lebih aman karena para pengejarnya tidak akan sembarangan menembak. Resikonya terlalu besar jika ada korban peluru nyasar.
"Jadi kau menyalahkanku sekarang?'' Seru Sasuke disela deru napasnya yang terengah ''Kau yang ingin mengikutiku. Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk pergi saja. Lagipula aku tidak butuh bantuanmu''
Sasuke mendahului Naruto, berbelok ke kiri membuatnya nyaris menabrak seorang pejalan kaki yang tengah asik mendengarkan musik lewat headphone jika saja reflek Sasuke tidak cepat dan segera memiringkan tubuhnya. Si pejalan kaki yang sepertinya pelajar sekolah menengah ikut terlonjak kaget melihat wajah Sasuke yang begitu dekat dengannya.
"Hati - hati''
Naruto meraih pergelangan tangan Sasuke, menariknya masuk ke lautan manusia yang bersiap menyeberang. Menyamarkan keberadaan mereka. Naruto menaikan penutup kepala di jaketnya, menutupi rambut pirangnya yang menyolok, beruntungnya Sasuke yang memiliki rambut hitam.
"Lepaskan!'' Sasuke menyentakan tangan Naruto, masih kesal dengan ucapan pria itu ''Aku kesal padamu'' sahut Sasuke lalu berjalan cepat mendahului Naruto.