Haruto Adinata

240 24 3
                                    

Deringan alarm pagi terdengar nyaring di kamar kos-kosan yang terdiri dari dua ruangan, kamar tidur dan sebuah kamar mandi kecil di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deringan alarm pagi terdengar nyaring di kamar kos-kosan yang terdiri dari dua ruangan, kamar tidur dan sebuah kamar mandi kecil di dalamnya. Eluhan dan erangan malas terdengar dan menjadi satu dengan suara alarm, sehingga tercipta sebuah harmoni yang hancur.

Haruto atau lebih akrab disapa Kahar, si penunggu kamar nomor 13 baru saja terbangun dari mimpi kuda poninya, dengan malas dia mematikan alarm dan mengecek waktu.

Pukul 05.05 a.m, ya.. butuh waktu 5 menit untuk membangunkan Kahar, anak pemalas yang entah kenapa bisa masuk SMA favorite di kotanya.

Kahar berdiri sambil menggaruk-garuk badannya yang terasa gatal karna di gigit nyamuk, tadi malam dia tidur tanpa menyalakan obat nyamuk dan tanpa menggunakan baju atasan alias telanjang dada.

Kos-kosan Kahar cuma kos-kosan kecil yang murah, walaupun murah dia masih nyicil untuk bayar perbulannya.

Kahar masuk kedalam kamar mandi dan mulai melakukan kegiatan rutinnya di kamar mandi, yaitu melamun sambil berjongkok diatas toilet. Dia menerawang hampa kehidupan disekolahnya yang membosankan.

Helaan napas berat keluar. "Hari ini gua piket, uang kas juga nunggak sebulan."

Kahar itu tipikal anak yang kalem, alias kayak lembu. Dia juga anak yang kurang bersosialisasi sama sekitar, tapi anehnya dia punya banyak teman dan banyak koneksi.

Pernah suatu hari dia sedang berbicara dengan Pak Waryono atau Pak War di tengah lapangan yang ramai, tiba-tiba seseorang meneriaki namanya dan menyuruhnya untuk membayar utang kas yang telah lama menunggak.

Kahar hanya menatap kalem orang tersebut dan memberikannya uang dua ribu, serta dengan entengnya dia mengatakan, "sisanya gua bayar bulan depan."

Membuat orang-orang terheran, itu muka ganteng tapi kelewat pelit atau kelewat irit.

Waktu menunjukkan pukul 05.45 a.m, Kahar baru saja selesai sholat subuh dan bersiap untuk berangkat kesekolah.

Hidupnya itu sangat sederhana, dia berangkat kesekolah dengan berjalan kaki yang memakan waktu 30 menit. Ditemani dengan tas di punggung, headset yang terpasang di telinga, dan sebungkus mi sedap goreng mentah sebagai sarapan paginya.

Sederhana sekali kan.

Bukannya Kahar ga mau make ojek atau ga punya motor. Semenjak Mama sama Bapaknya cerai, Mamanya Kahar jadi single parent dan sering kerja lembur dikantor.

Kahar tau kalau nyari uang itu ga mudah, jadi dari pada merengek meminta motor kepada ibunya. Kahar merengek untuk dibiarkan hidup mandiri di kos-kosan, dan kerja paruh waktu di warung makan mie ayam dekat kos-kosannya.

Walau mama mengiriminya uang sangu lebih dari 1 juta perbulannya. Kahar tetap kokoh akan pendiriannya. Dia tetap berkerja paruh waktu dan sama sekali tidak menyentuh uang pemberian sang mama di akun banknya.

BENDAHARA ; HARUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang