Prolog

16.6K 595 3
                                    

Thufa baru sampai di rumahnya jam dua siang. Padahal, hari ini adalah pernikahan uninya. Ia baru saja kembali dari Pekanbaru bertemu klien yang sekaligus sahabatnya. Parahnya, ia belum sempat mengganti baju dengan setelan formal. Saat ini, Thufa hanya memakai baju kemeja tanpa dikancing dengan baju kaus hitam dibaliknya, kakinya dibalut jeans yang sudah robek bagian lutut.

Tenda yang dipasang di depan rumah terlihat ramai oleh para tamu. Thufa berencana masuk lewat pintu samping agar tidak ada yang menyadari kedatangan dan tampilannya saat ini. Sial, sang adik malah memergokinya di balik pintu.

"Bang, baru datang? Gue mau minta tolong. Antarin kak Hana beli dus aqua ke minimarket ujung kompleks. Umi yang nyuruh," ucap Aqra lalu menyerahkan kunci motor milik umi ke tangannya.

"Lo aja. Pasti lo yang disuruh umi kan?" Adiknya berdecak lalu menunjukkan kunci mobil ditangannya.

"Gue jemput keluarga Mak Dang. Bentar lagi nyampe terminal." Thufa mendengus melihat adiknya langsung melengos pergi.

"Ck, nyusahin aja," gumam Thufa seraya berbalik keluar menuju halaman tempat parkiran motor.

Ia duduk menunggu di atas motor. Tak lama, ia melihat gadis yang memakai gamis warna dongker serta jilbab bermotif bunga keluar dari tenda lalu berhenti di dekat salah satu motor yang parkir. Gadis itu menoleh ke kiri dan kanan seolah mencari sesuatu, atau seseorang. Cukup lama, Thufa baru sadar gadis itu yang dimaksud adiknya. Bibirnya otomatis melengkung. Thufa memakai helm, lalu melajukan motornya mendekati tempat gadis itu berdiri.

Desember 2018

Zitidi

LuluhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang