O.2 : Choi Yena

130 22 0
                                    

Jinyoung datang ke sekolah pagi-pagi buta hanya untuk melihat anak yang bernama Choi Yena itu. Jinyoung ingat kata Sehun kalau si Yena itu selalu di antar-jemput sama Chanyeol.

Saat Jinyoung sedang asik melihat langit, tiba-tiba motor lewat di depannya.

Terlihat dua orang di depan sana, satunya perempuan dan satunya lagi laki-laki.

"Oppa, Yena duluan ya," kata-kata itu yang terdengar di telinga Jinyoung. "Yena? Choi Yena? Oh jadi itu anaknya. Keliatannya gak sedingin yang Daniel bilang dah," batin Jinyoung.

Gadis yang bernama Yena itu pergi berlalu masuk ke dalam kelasnya. Orang yang tadi mengantarnya pun sekarang sudah ilang.

Jinyoung memasuki kelas IPA 11-2 yang masih terlihat sepi. Hanya ada satu anak perempuan dan satunya laki-laki sedang asik membaca bukunya.

"Hai," sapa Jinyoung terhadap perempuan itu.

Yang disapa hanya melihat sebentar ke Jinyoung dan kembali melakukan aktivitasnya.

Sekarang yang terjadi adalah seorang Bae Jinyoung yang selalu di puja-puja oleh anak-anak perempuan disekolah, sedang di kacangi oleh anak perempuan yang bernama Choi Yena itu.

"Hai," sapa Jinyoung untuk kedua kalinya, dan tetap saja ia terkacangi oleh Yena.

Karena kesal, Jinyoung menarik tangan Yena dan membuat Yena menatap Jinyoung dengan tatapan kaget dan jangan lupakan kesal.

"Apa?" tanya Yena dengan muka datar. Jinyoung baru pertama kalinya melihat anak perempuan yang tidak menatapnya dengan tatapan suka atau memuja. Yang ia lihat di depannya begitu datar dan terkesan dingin.

"Tadi gua nyapa lu, lu denger kan?" Yena hanya mengangguk tanda ia berkata iya.

"Terus kenapa lu diem aja? Kenapa gak jawab?" Yena melepaskan tangannya yang sedari tadi di pegang oleh Jinyoung. Lalu ia melihat ke arah Jinyoung, "malas," jawab Yena.

"Cuman bales 'hai juga' atau 'iya' lu males buat bilang itu?" saat Jinyoung melihat ke arah Yena, ternyata Yena sudah menghilang dari tempatnya dan entah pergi kemana.

"Astaga pagi-pagi itu anak bikin gua emosi aja," Jinyoung pergi meninggalkan kelas Yena dan pergi ke kelasnya sendiri.

"Gimana? Udah ketemu Yena?" Daniel melihat Jinyoung masuk ke kelas dengan wajah kusut.

"Sepertinya tidak berjalan mulus rencananya, batu sih kalo dibilangin," batin Daniel.

"Udah ketemu sih, tapi anaknya nyebelin jir," Jinyoung menatap Daniel dengan mukanya yang sangat kusut itu akibat Yena tadi.

"Kan gua udah bilang sama lu, lu nya pake acara batu lagian," Daniel ingin tertawa namun karena Jinyoung ini sahabatnya, ia tidak tega menertawai Jinyoung untuk keadaan seperti sekarang.

"Gua liat tadi pagi pas si Yena di anterin Chanyeol ke sekolah itu kaga ada namanya 'dingin' cuk, eh pas gua sapa di kelasnya gua dikacangin, terus mukanya datar banget kagak kayak cewe-cewe lainnya pas gua sapa," jelas Jinyoung panjang lebar.

"Terus sekarang lu mau ngapain? Kaga ada usaha lagi apa buat deketin dia?"

Jinyoung menatap Daniel dengan percaya diri, "cara gua mah banyak buat deketin dia lagi, seorang Jinyoung nyerah? Kaga banget dah." Jinyoung dan Daniel tertawa karena tingkah Jinyoung sendiri.

---

Sekarang waktunya istirahat, Jinyoung masih gencar mendekati Yena, ia lihat Yena duduk sendirian di meja kantin pojok sana.

Buru-buru Jinyoung mendekati Yena dan duduk di sebelahnya. "Hai Yen," sapanya. Yena melanjutkan acara makannya dan tidak memperdulikan anak yang ada di sampingnya itu.

"Yena, liat gua bentar," Jinyoung menarik wajah Yena agar melihat ke arah dirinya.

"Yen, gua suka sama lu sejak pertama kali liat lu, lu mau gak jadi pacar gua?" Yena melepas secara paksa wajahnya dari tangan Jinyoung, karena sedari tadi di tahan olehnya.

"Gak." Itu adalah jawaban yang sangat tidak di harapkan oleh Jinyoung. Ia berfikir kalau Yena akan terima dia.

Yena mengangkat tempat makannya lalu pergi meninggalkan Jinyoung di sana sendirian.

"Anjir gua di tolak, parah banget jir, gua seumur-umur baru pertama kali nembak orang dan langsung di tolak mentah-mentah gitu aja?" itulah sebagian monolog kekesalan dari Jinyoung.

Kalian pasti tidak percaya kalau Jinyoung baru pertama kali mengajak orang jadian? Ya itu lah kenyataannya. Jinyoung selalu di tembak oleh perempuan, namun semua dari mereka Jinyoung tolak.

Alasannya karena apa? Difikiran Jinyoung tertanam sebuah kalimat.

"Jomblo lebih enak, bebas mau ngapain aja, bisa ngegombal sana-sini, kaga ada yang ngatur-ngatur."

Itu kata Jinyoung kalau ditanya kenapa ia tidak pernah berpacaran selama ini.

Maka dari itu, penolakan ini sukses membuat harga diri Jinyoung tergores.

Jinyoung kembali ke kelasnya dengan raut muka berantakan dan moodnya berantakan juga.

TBC
13-01-19

Reckless ¦ Jinyoung - YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang