Chap2

733 57 25
                                    


G.O melemparkan semua file yang ada di hadapannya, ia juga menggebrak meja dengan kesal membaca beberapa laporan bulanan Jung Group, giginya merapat, rahangnya mengeras tak lama ia menangkupkan kedua tangan ke wajahnya, sesekali ia juga memijit pelipisnya. Mendengar sang Presdir dalam keadaan mood yang buruk membuat para karyawannya sedikit was-was, Paman Lee dengan segera memasuki ruang Presdir yang tak lama suara G.O di dengarnya untuk memasuki ruangan.

"Mungkin ada yang bisa saya bantu, Presdir Jung?" G.O sudah bisa menduga jika Paman Lee bertanya dalam hati apa yang baru saja di dengarnya hingga ia mengajukan pertanyaan tersebut. Anak sulung keluarga Jung itu menatap Paman Lee dan menghela nafas panjangnya. Ia memberikan semua berkas yang berserakan di meja kepada orang kepercayaannya itu.

Paman Lee kini paham mengapa G.O moodnya menjadi berubah hari ini, tanpa perintah lelaki paruh baya itu duduk di hadapan G.O dengan menyerahkan berkas-berkas tersebut perlahan.

"Jika dibiarkan Jung Group akan mengalami hal yang sama seperti 5 tahun yang lalu Presdir." G.O mengangguk mendengar tanggapan Paman Lee. Presdirnya itu menghempaskan tubuh dengan berat di kursinya.

"Pengeluaran kita sangat besar-besaran dalam proyek kerjasama dengan Hwang Company, kini berhenti begitu saja setelah dua orang penting itu terlibat kasus, aku harus bagaimana Paman?" G.O kembali memijit pelipisnya begitu pening terasa, bagaimana tidak proyek besar antara Jung Group dan Hwang Company berhenti ditengah jalan sebelum produksi selesai, sedangkan semua apa yang diperlukan sudah G.O penuhi, dan kini banyak tagihan yang harus Jung Group bayar untuk proyek tersebut, meski G.O mampu membayarnya, sudah tentu ini akan berimbas pada produksi dari usaha Jung Group sebagai produsen Industri Baja dan Chip memori. Ia tidak menginginkan hal itu terjadi karena akan fatal jika ia mengambil langkah demikian.

"Sejujurnya Presdir tau langkah apa yang harus diambil hanya saja kini anda sedang dalam mood yang buruk." Dengan sabarnya Paman Lee memberikan satu pemikiran untuk G.O ambil, mendengar hal itu G.O menegakan posisi duduknya. Ia memutar matanya juga berpikir akan pancingan yang di kemukakan oleh lelaki bermarga Lee tersebut. G.O menyipitkan matanya begitu sudah menemukan satu pemikiran yang Paman Lee maksud.

"Haruskah aku?" lelaki yang menjadi lawan bicaranya mengangungguk dan tersenyum pada Presdirnya.

"Percaya saja pasti Presdir mampu dengan saham besar yang anda punya sekarang, ini akan jauh lebih menguntungkan dari sebelumnya." Nampak senyum cerah terlukis dari bibir G.O

"Baiklah akan aku usahakan, gomawo Paman."

***

Sooyoung masih saja gemetaran walaupun malam sudah berganti dengan siang, ia sedikit trauma ketika Boram memasuki ruangannya memainkan belati yang ia bawa meski hanya berkenalan dengan Yoona dan dirinya namun Sooyoung masih dibuatnya takut mengingat siapa Boram sebenarnya, terlebih ia menantang Yoona untuk mengikuti pertarungan yang Taeyeon dan Eunjung adakan di penjara.

"Unnie, kajja kita ambil jatah makan." Yoona menarik cepat Sooyoung yang masih memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk karena satu jeruji besi dengan pembunuh. Matanya terlihat mengelilingi jalan menuju tempat makan yang sudah disediakan oleh pihak kepolisian.

"Kau kenapa Unnie? Sejak malam tidurmu juga tak tenang, sekarang kau bersikap aneh." Sooyoung justru semakin mengeratkan pelukannya pada lengan Yoona.

"Yoong aku harap kau jangan macam-macam dengan yeoja bernama Jeon Boram itu, bahkan caranya ingin berkenalan tidak masuk akal, membawa belati dan memainkanya dihadapan kita.itu sangatlah menakutkan." Dengan hati-hati Sooyoung mengatakan hal mengenai apa yang dialami semalam.

Blue Collar CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang