Chap7

517 55 12
                                    


"Kau berhati-hatilah untuk saat ini." Ucap seorang di seberang sana pada satu kawannya.

"Waegurae? Apa kau sedang menakutiku, Park Soyeon." Ia tertawa dengan riangnya menanggapi apa yang Soyeon katakan, sementara Soyeon mendesah dengan tanggapan dari kawannya itu, jika saja mereka berbicara berhadapan ia bersumpah akan memukul keras kawannya.

"Im Yoona, dia melarikan diri." Ia membisu, memandang soft drink yang ia pegang di tangan kirinya.

"Boram Unnie mengatakan padaku, kita harus hati-hati terlebih kau. Kepergian Yoona dari penjara sangat misterius, entah dia melarikan diri atau ada kaitannya dengan polisi, itu yang Boram Unnie katakan." Ia memainkan soft drinknya sebelum diminum sambil berpikir atas apa yang baru saja di dengar.

"Jangan menampakan diri mu sebenarnya di hadapan orang yang kau jumpai, arraso?"

"Eoh. Aku tau harus berbuat apa." Jawabnya dengan senyum evil yang sedetik kemudian nampak dan meneguk soft drinknya hingga habis.

"Jaksa dan Detektif itu dua orang yang akan aku handle terlebih dulu." Ujarnya membuat Soyeon di Busan mengerutkan dahi.

"Apa yang Boram Unnie pikirkan sama denganmu eoh?"

"Eum. Aku rasa memang kepergian Yoona dari penjara sangat aneh jika dipikir, aku sudah menyelidiki penjara itu sebelumnya, hampir setiap sudut tidak ada jalan keluar." Soyeon mengangguk mengerti.

"Tapi kau tenanglah, bukankah tujuan utamamu sudah kau habisi, dengan membunuh Robert Hwang bukankah dendam mu sudah terbalas?" Ia menatap luar jendela kamarnya, memainkan jarinya di kaca jendela, menggambarkan beberapa karakter disana.

"Awalnya, namun kali ini sangat berbeda jauh, pihak kepolisian sedang merencakan sesuatu, aku yakin itu. Siapa Boram sebenarnya aku rasa sudah diketahui, mau tidak mau aku akan menghabisi siapa saja yang ingin mengetahui tentang aku." Soyeon mengerjapkan matanya berkali-kali atas pernyataan dari kawannya itu.

"Kau sedang bercanda? Jangan mengambil resiko yang tinggi, dengan membunuh Robert Hwang saja sudah membuatmu tak tenang. Bagaimana jika ada korban lain huh?"Ia tidak menghiraukan ucapan Soyeon, justru menutup panggilannya, berfokus pada apa yang ia gambar. Beberapa karakter terlihat di kaca jendela dengan urutan yang akan ia hadapi, karakter Hyomin, Sunny, Yoona dan seorang yang ia temui di penginapan tak lain teman baru Soyeon yakni Cury.

Ia menutup wajahnya dengan topi ketika ambulance membawa Eunjung dan Hyomin dari tempat meledaknya mobil Jaksa itu, ia sedikit kecewa ketika melihat bukan Hyomin yang celaka namun orang lain. Akan tetapi ia tak kehilangan akal untuk melakukan rencana membunuh Hyomin. Ia pergi dari tempat itu melewati semak-semak yang ada di hadapannya.

Hyomin menangis ketika Eunjung tak sadarkan diri, ia melihat darah mengalir dari kepala bagian belakang.

"Chagi ireona, aku mohon bangunlah." Dengan bercucuran air mata Hyomin berusaha membangunkan kekasihnya saat sudah masuk di ruang ICU. Dengan gesitnya beberapa dokter dan perawat langsung menangani Eunjung.

"Eunjung-ah bangun sayang." Hyomin memegang tangan Eunjung dengan erat tidak beranjak sedikitpun dari ruang ICU.

"Jaksa Park, sebaiknya anda keluar terlebih dulu. Serahkan semua pada kami." Hyomin menggeleng ketika salah satu dokter menyuruh Hyomin untuk keluar dari ICU.

"Aku tidak ingin terjadi apapun dengannya, tolong lakukan yang terbaik." Dengan penuh mohon ia berbicara pada dokter di rumah sakit ini.

"Kami akan melakukannya, tapi kami mohon Jaksa Park keluar terlebih dulu."

Blue Collar CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang