PROLOG

26 7 2
                                    

Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus menerus. Ku berjalan secara perlahan lahan di kegelapan yang sunyi ini. Angin risau dan gemerisik pepohonan mengiringi hujan di beranda rindu. Aku terguguh dalam gigil memeluk malam engkau. Melipat tangan ku pada dada ini, dan melihat sekitar jalan yang sangat begitu sepi. Hanya ada diriku disana. Tetesan air mata ini terjatuh ketika mulut tak sanggup lagi mengungkapkan sebuah kesakitan. Air mata ini datang dari hati yang di sakiti. Menangis karena kecewa, disaat cinta menyatakan selamat tinggal. Tak ada yang tau bahwa hatiku sedang terluka.

Seketika aku menghentikan langkah kaki ini, dan mengangkat kaki kananku. Aku melihat kebawah kaki, dan menemukan sebuah koin berwarna merah. Koin ini sebesar koin 500 rupia, agak tebal dan mengkilap. Entah mengapa setelah aku memegang koin ini, suasana sekitar semakin sunyi dan hening. Sekejab aku melihat sebuah bayangan yang melewatiku dengan sekilas. Saat itu bulu kudukku pun mulai berdiri. Tak lama setelah aku melihat bayangan itu, tiba-tiba saja aku mendengar bisikan di telinga ku, "Ini hanya rahasia kita berdua," kata-kata ini kedua kali nya terucap di telingaku yang membuatku sangat pensaran. Tanpa berpikir apapun, aku langsung lari ketakutan dan menjatuhkan koin itu di jalan.


Cerita pertama 🙄
Maaf klo g nyambung..  Kyk otakku 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
#gktaulah
#pusingdiriku
😂🤣

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret 🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang