jika hati sudah dikecewakan Hati itu sulit disembuhkan.
-Abellic
🌸🌸🌸
Saat di Mobil
Tiba tiba, Abell memukul Kepala Abangnya dari belakang, dalam keadaan duduk Dan sudah memakai sabuk pengamannya.
"Aduhhh!!" Ringis Azra
" Lu gila apa gila?!, Kenapa nepak gue??!" Kesalnya lagi pada Abell.
"Balas Dendam." Tegas Abell sambil memasang muka cemberut.
Azra yang melihat wajah Abell yang sedang ngambek hanya menahan tawanya.
"Ya elah, gitu aja ngambek, Jan ngambek- ngambek gitu lah..., Ntar cantiknya ilang lho..." Hibur Abangnya walau itu percuma, karena jika hati sudah dikecewakan Hati itu sulit disembuhkan.
Pfttt, Tiba tiba aja kata kata itu terlintas di kepalanya, sepertinya itu bukan tipe Abell sama sekali.
Mereka terdiam sesaat, Dan Azra segera membuka pembicaraan setelah siap untuk mengemudi.
"Oke, berarti Kalo lo kek gitu gue ngebut ya, biar gak buang buang waktu" ucap Azra sambil siap untuk menge-gas pedalnya.
Abell segera menengok ke arah Abangnya yang sama gila dengannya, dengan tatapan memohon untuk tidak mengebut.
Azra hanya memamerkan senyum smirk nya , Dan...
"ABANG!!!!!, JANGAN NGEBUT-NGEBUT!!!" teriak Abell sambil memegang erat sabuk pengamannya.
Azra hanya tertawa lebih tepatnya tertawa jahat. Emang Adek ama Kakak gak Ada bedanya ya...
Sesampainya di Sekolah
Dengan cepat Abell membuka sabuk pengamannya Dan segera menggendong tas ranselnya, kemudian Ia segera pergi meninggalkan kakaknya yang memanggil namanya untuk kebeberapa kalinya.
Abell Tak menghiraukan karena kesal akibat kejahilan Abangnya, walau ia sering di jahili Abangnya.
Dari Jauh Azra hanya tersenyum 'sekarang adek gue udah mulai tumbuh dewasa yak ' batinnya bangga telah menjaga Adik satu satunya itu , walau dengan caranya sendiri.
Abell yang sudah berada di Koridor sekolah hanya menatap lantai dengan langkah yang cepat.
Abell sudah Tak menghiraukan lagi kejahilan yang dilakukan kakaknya, tapi sekarang yang ia pikirkan hanya bagaimana cara membalas Dendam pada kakaknya.
Dan sepertinya dugaan Azra yang mengangap Abell sudah dewasa Salah besar.
Abell yang terlalu serius untuk membuat rencananya barunya, hanya fokus pada rencananya sampai- sampai ia Tak sengaja menubruk orang yang lewat di arah yang berlawanan.
,Abell menubruk seseorang laki-laki, Abell segera meminta maaf "sorry gue gak sengaja" maafnya sambil menatap wajah seseorang yang ia tabrak.
Abell hanya menatapnya Dan segera meminta maaf lagi. 'mukanya datar banget Jan Jan dia terlalu emosi lagi' batin Abell sedikit khawatir jika dia akan memarahi Abell.
'Aromanya kok juga familiar banget yak??' batinnya.
'wait , itu bukannya orang yang dibilang ganteng ama Zerra waktu kemaren yak? ' batin Abell lagi untuk ketiga kalinya dengan penuh Tanda Tanya.
" Juna!, Di panggil Bu Dessy di ruang Guru!" Teriak teman sekelasnya yang berada di depan kelasnya.
Cowok yang diketahui Juna itu tanpa menjawab ia segera pergi ke ruang Guru.
Abell yang masih berada di tempat hanya dapat melihat punggung lebar Juna.
'Sombong amat!' umpatnya dengan tempo yang cepat Dan bergegas pergi ke kelasnya.
🌸🌸🌸
"Juna, kamu sudah Tau kalau nilai kamu nilai dengan rata rata tertinggi disekolah?" Tanya Bu Dessy dengan nada yang lembut.
Juna hanya diam.
Bu Dessy yang cepat memahami sifat Juna yang dingin, segera melanjutkan kata-katanya.
"Padahal kamu anak Baru tapi udah bisa mendapat nilai nilai tertinggi, ibu bangga padamu"
"Oh iya, Apa kamu Ada waktu sebentar setelah kegiatan sekolah selesai nanti?, Ada yang ingin ibu bicarakan denganmu" ucap bu Dessy lagi dengan tutur kata yang lembut.
Juna hanya mengangguk sekali.
"Baiklah, Kalo begitu kamu boleh balik ke kelas kamu" ucap Bu Dessy lagi.
Juna segera menunduk satu Kali sebagai Tanda salam Dan segera pergi ke luar ruang Guru.
'yaampun, Baru liat anak murid kayak dia, juna.....juna....'batin Bu Dessy, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya disertai senyuman kecil.
🌸🌸🌸
'Benar, perempuan itu mirip dengan dia' batin Juna sambil memasukan bola basket ke dalam keranjang basket. Dan menangkapnya kembali kemudian men-Dribbling bolanya.
Ia mengulanginya beberapa Kali, Dan semua itu selalu tepat sasaran, Sampai ia bertemu dengan perempuan itu, perempuan yang sedang berlari di koridor sambil memegang berkas berkas milik sahabatnya.
Bola yang seharusnya masuk kedalam keranjang, malah mengenai kepala Abell.
Abell yang terkena bola basket hanya terdiam di tempat sambil merintih kesakitan.
ia Tak memedulikan siapa pelakunya, dan hanya fokus pada tujuannya.
Ketika Juna ingin menolongnya, Abell segera berlari lagi, dengan tangan sebelahnya yang memegang kepalanya yang sakit.
Juna yang melihat itu sempat tertawa kecil melihat tingkah Abell yang sangat terburu-buru.
Juna segera sadar bahwa ia tertawa untuk Kali pertama dari sekian lamanya.
🌸🌸🌸
Tbc
Hi guys, sorry lama updatenya 😜 dikarenakan jadwal author lagi padat, Dan di sela-sela melakukan jadwal itu author juga sempetin bikin cerita sekalian ngurangin stress 🤗,
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA... 💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweet Cold
Teen FictionAbellica Belviana, perempuan berimajinasi tinggi yang ingin memiliki laki-laki yang mirip aktor Korea. Abellic atau biasa di panggil Abell, memiliki sifat labil atau ilfil yang tinggi. kisah Tak terduga akibat sifatnya pun terjadi. (idk mw desc ap...