***
"Halo warga rumah, inces homing nihhh" teriak Lia"Berisik banget lu iler sapi" Jawab Frida
"Bodo amat, mama mana kak?"
"Di dapur kayaknya cari dulu baru tanya"
Liana melenggang pergi dari ruang keluarga menuju kamarnya ia mengganti baju seragamnya dengan kaos polos berwarna navy dengan celana pendek rumahannya. Ia menyempatkan diri mengecek hpnya apakah ada notif atau tidak, dikarenakan efek jomblo jadi hp Lia dipenuhi OA yang anpaedah. Lia pun membanting hpnya lalu turun ke bawah untuk makan siang
"Mamaaa inces laper nih " ucapnya yang disambut jitakan sayang dari sang kakak Frida
"Laper ya makan kok malah laporan sih, gubluk emang adek gue yah" ucap Frida
"Kakak bahasanya sayang " ingat sang mama kepada Frida yang hanya dibalas cengiran.
"Gimana sekolah kamu dek? Katanya senin depan kamu ujian? Mata pelajaran apa?" Tanya sang ibu runtut
"One by one mom iya senin depan aku ujian and mata pelajaran aku belum nanya mom, mama tau ga kelas aku di bagi 2 mom setengah ke kelas 3IPA 7 setengah lagi tetep dikelas, kan kesel ma ga seru kali kelas cuma setengah" seru Lia
"Kenapa kesel dek? Bagus dong bisa kenalan sama kakak kelas, punya temen baru punya kenalan baru kan?" Ibunya menggeleng heran dikasi temen baru malah ga suka, ga monoton apa temennya gitu gitu aja?
"Bilang aja pasukan kerjasamamu jadi berkurang kan? Ngaku aja lu! " ketus Frida
"Eh bulu babi diem. Btw kok lu bisa berpikiran gitu hah? Jangan jangan lu dulu kayak gitu ya? Ngaku aja lu!" sengit Lia tak mau kalah
"O so pasti lah kerja sama dibutuhkan kalo tujuan sama cuy, gue emang dlu sering kerja sama. Napa lu protes?" Balas Frida.
"Diem gak? Ribut banget kalian mama pusing dengernya kalo mau berantem noh di kebun belakang mau mama siapin apaan? Pisau? Tongkat baseball? Garpu? Sekalian jambak jambakan biar kayak di sinetron sana!" Omel sang ibu yang nafasnya memburu anaknya tidak pernah mah akur sama sekali apa salah dan dosa hambamu ini Tuhan batinnya
Dua bersaudara itu langsung diam tak berkutik mendengar omelan ibunya. Meja makanpun kembali hening dan acara makan kembali dilanjutkan.
***
Baiklah ini saatnya gue menunjukan kepinteran yang selama ini gue sembunyikan. Lia menapakan kakinya di kelas 3 IPA 7 dia melihat lihat meja untuk mengetahui bangkunya karena dipojok kanan atas meja ada kartu identitas setiap murid yang duduk di bangku tersebut.Setelah menemukannya Lia langsung menaruh tasnya dan duduk di bangkunya sendiri. Ia melihat beberapa kakak kelas yang sudah datang dan baru berdatangan mereka seperti membuat kelompok kelompok tersendiri. Ia melihat identitas siswa yang akan menjadi teman sebangkunya selama 1 minggu nanti
Aldan mahendra
Hmm sepertinya nama ini tidak asing, Lia seperti pernah mendengarnya tapi dimana? Entahlah tapi ada satu hal lagi, dimana bianca? Ia belum menemukan sahabat laknatnya itu. Apa anak itu terlambat bangun lagi? Tanpa pikir panjang ia langsung menelepon bianca.
Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar-
PipBabi! Bianca kemana sih, tak lama kemudian bianca datang dengan watadosnya langsung mencari tempat duduk tanpa menghiraukan Lia yang sedari tadi menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Fiksi Remaja"Karma atau ini memang jalan cinta gue" Liana stevani *** "Lu cuma punya pilihan terima atau iya " Aldan nugraha