Love Scenario

Tiga

*I'm so sorry update lama, mood nulis emang rada rada
Happy reading!

***
Suasana kantin yang mulai ramai tidak mengalihkan perhatian bianca dari wajah Lia, sahabatnya itu terus menunggu penjelasan tentang hubungannya dengan Aldan sang pangeran sekolahnya

"Lu tau Lia? Kalo sampe itu fansnya si Aldan tau. Yang sekolah bukan raga lo tapi nyawa lo doang" Ucap Bianca

"Apaan orang gue ga ada apa apa sama kak Aldan, cuma nganter ke kantin doang woy, ya ampun peduli amat omongan netizen dengan segala kesempurnaanya Bi" Acuh Lia, toh benar kan dia hanya ke kantin.

Bianca memutar bola matanya malas mendengar jawaban acuh sahabatnya itu, nanti aja giliran di hajar netizen nangis kejer kejer. Tak mau memusingkan masalah tadi mereka melanjutkan acara masing masing d kantin. Tiba tiba ara teringat suatu hal

"Eh iya , bi kita ntar pulang nganter kak Aldan bentar, tadi gue udah janji nganter, gue lupa kalo tadi gue brangkat sama lu" ucap ara excited ditambah cengiran andalannya. Sontak bianca menghentikan acara makannya,

"Ga cukup nganter ke kantin doang, sekarang lo mau pulang nganter dia gitu? Sumpah? " Bianca heran sebenarnya apa isi otak ara, bagaimana jika fans Aldan tau? Bisa-bisa mereka menjadi sasaran empuk pelampiasan fans Aldan yang kurang belaian itu.

"Bodo ah, pokoknya kalo sampe fansnya aldan tau, gue angkat tangan plus angkat kaki bila perlu" lanjut bianca, di jawab dengan cengiran dari Lia.

****
"Baik sekarang kalian kumpul kertas ulangan beserta soalnya, kelas dua belas sebelah barat dan untuk kelas sebelas di sebelah timur."

Para siswa dan siswi langsung mengumpul jawaban mereka dan bersiap untuk pulang. Lia menatap punggung Aldan yang perlahan menjauh dan menghilang di pintu depan kelas. Dia lupa kalo pulang sama gue ya? Bodo ah. Pikir lia.

"Bi kuy pulang," Ucap ara disamping meja bianca.

"Bentar" selesai merapikan peralatan ujian mereka pun melangkah menuju basement.

Bianca merasa melupakan sesuatu dan akhirnya bertanya pada lia," li gue ngerasa ada yang penting tapi apa ya? Gue lupa" bianca berpikir keras.

"Ya mana gue tau, pikiran, pikiran lo mana gue tau lu harus inget apa tadi?" Balas lia.

Ting! Ingatan bianca tentang lia yang mengatakan akan mengajak aldan pulang muncul begitu saja. Dia pun spontan memukul bahu ara sedikit kencang.

"Aw! Kenapa lu mukul gue ?" Lia mengusap bahunya yang sedikit sakit.

"Katanya lo mau pulang nganter kak Aldan, kenapa malah ditinggal? Gajadi ya?" Tanya bianca

"Auk, baru aja gue seneng bisa nganter dia pulang, eh malah di phpin. ck!"

"Makanya jangan cepet percaya, dia palingan cuma bercanda doang" bianca tertawa mengejek, bagaimana sahabatnya ini bisa begitu saja percaya kepada Aldan yang notabenenya pangeran sekolah, sedangkan mereka hanya murid biasa yang tidak terlalu terkenal.

"Udahlah biarin besok besok gue gamau ngomong sama dia lagi." Lia pun segera masuk ke mobil disusul bianca, lalu mereka pulang ke rumah masing masing.