04

1.7K 368 73
                                    

Jumat, 23 Juni 2017

Changmin benar-benar bingung dengan kalkulatornya itu. Kalkulatornya sudah memakan banyak korban. Dimulai dari yuvin lalu ke dua orang yang ia sayang hingga ke teman sekelasnya.

Changmin menatap intens kalkulator yang dipegangnya itu. Layar lcd-nya sudah menghitam. Ya ini memang kalkulator lama punya kakeknya yang tertinggal di rumah ini. Sekarang kakeknya tinggal di kecamatan yang berbeda.

Changmin berhati-hati menaruh menaruh kalkulatornya di sisi pojok meja, berniat agar ia tidak sengaja memencet tombolnya biar tidak memakan banyak korban.

Setelah yakin tidak akan ada benda yang jatuh biar tidak memencet tombol itu, changmin menaruhnya di laci meja belajarnya dan menguncinya. Lalu ia segera keluar dari kamar dan pergi ke sekolah.































"no gua curiga deh," ucap changmin ke kino.

"Curiga apaan?"

"Keknya yuvin, cheng, kak gyul itu mati karena sesuatu."

"Sesuatu apa?" Ucap kino seolah tidak tahu.

"Keknya ada hubungan ama kalkulator gua."

"Ha? Kalkulator? Apa hubungannya geble"

"Jadi kalkulator gua itu rada-rada deh. Trus suka keluar angka-angka gak jelas. Dan angka itu ternyata tanggal. Nah, tanggal itu tanggal kematian mereka."

"masa?"

"Serius dah. Korban pertama tuh yuvin no. Trus kak gyul dan ada seseorang. Abis itu cheng."

"Anjir serius lo?"

"Serius anjir. Gua juga takut tuh kalkulator kenapa coba?! Masa di rasukin setan?"

"Ya—"

"kino changmin fokus!" Ucap pak minhyuk di depan kelas.

Kino, changmin tersentak lalu mengganguk dan mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Sampai akhirnya bel istirahat berbunyi dan pak minhyuk pun keluar.

"kyu trus kalkulator lu gimana?" Kino melanjutkan obrolan tadi dengan kyu alias changmin. Ya, kyu merupakan panggilan changmin. Ntah kenapa dia dipanggil nya seperti itu.

"Gatauu. Sekarang sih lagi gua kunci di laci gua biar kenapa-napa." Ucap changmin jujur.

"Menurut lo yang ngelakuin itu mahluk atau manusia?"

"Mahluk sih yang gua rasa. Mungkin bisa aja manusia tapi dia mana bisa masuk kamar gua? Dari jendela pun gak bisa."

"Lo gak curiga sama mak lo?"

Changmin menoyor kino,"geble gak mungkin lah!"

"Yauda si,"

Tidak lama dahyun datang menghampiri kino, "no ntar anterin gua ke rumah sakit dulu ya. Donghan kan masih dirawat,"

"ngapain sih jengukin donghan? Dulu gua sakit lo gak jenguk!"

"Donghan kembaran gua bege! Lagian dulu lo sakit gak bilang-bilang di rawat di mana."

"Yaudah iya maap."



























Sepulang sekolah changmin tidak langsung pulang, ia ke ruang guru dulu untuk memberikan tugasnya. Setelahnya changmin keluar dari area sekolahnya dengan motornya dan memakai jaket.

Lalu ia melihat dahyun yang sedang ada di depan gerbang dengan payungnya, ya sekarang memang sedang hujan. Makanya changmin memakai jaket dan dahyun memakai payung, walau tidak terlalu deras.

"Woi, lo ngapain? Gak ama kino?" Changmin menyapa dan bertanya kepada dahyun.

"Au ah! Dia tadi malah ke ruang guru trus katanya ada remed." Ucap dahyun dengan wajah kesal

Ouh pantes tadi kino ada di ruang guru ucap changmin dalam hati.

"Yaudah gua duluan!" Ucap changmin dan langsung melaju kan motornya. Dahyun hanya mengangguk.

Tidak lama, angin berhembus kencang sehingga payung yang dahyun pegang hampir terbang. Karena tubuhnya yang kecil dahyun pun ikut terhembus angin tapi dahyun mampu menahannya.

Sayangnya saat dahyun menahan tubuhnya agar tidak ikut terhembus angin, malah payungnya yang ikut terhembus angin. Sehingga payungnya terbang mengenai wajah dahyun.

Dan leher dahyun tertusuk kawat yang ada di payung. Darah pun bercucuran, orang-orang yang melihatnya panik dan segera menelpon ambulan. Tapi naas, nyawa dahyun tidak dapat di selamatkan.



































"Ini apaan lagi angji?!" Ucap changmin saat membuka laci dan melihat kalkulatornya tertulis angka 230617 dengan tanda centang.

"Siapa lagi yang meninggal bangsta?!"

Apasi anjir ini cerita gak ada serem-serem nya :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apasi anjir ini cerita gak ada serem-serem nya :(

Calculator✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang