Chapter 6

20 4 0
                                    

Play sound di mulmed ya :')

31 Desember 2346
Palembang, Indonesia.

"Ah, Neo! Akhirnya! Perbaikanmu lama sekali, kami lelah melihatmu tidur terus, tahu. Bahkan, Ver saja sudah sembuh sejak dua minggu yang lalu." Oceh Foss ketika perempuan yang terbaring lemah di kasur itu membuka matanya, memperlihatkan mata amber-nya yang indah.

"Hei, dasar. Kau melupakan kecepatan penyembuhan milik Ver. Dia beruntung mendapatkannya." Neo berkata dengan nada jengkel yang masih terdengar lemah sambil bangkit berdiri dan kembali berkata, menyindir Zo'r yang lain, "Salah siapa juga yang membuat perbaikanku lama?"

"Maaf, kami tidak mengerti mesin, dan Si Jenius Vil ini berkata bahwa banyak alat bagian di tubuhmu yang rusak, harus diganti yang baru." Jawab Xi pelan, membuat Neo mengalihkan pandangannya, sehingga dia berakhir jatuh terduduk di lantai dan mengaduh kesakitan dengan jengkel. "Aduh. Hei, apa kalian tidak memperbaiki pergelangan kakiku? Aku tidak bisa berdiri kalian tahu."

"Masih baik kau masih kami perbaiki, jika kami jahat, kami telantarkan saja kau hancur begitu." Jawab Vil santai sambil menyenderkan tubuhnya ke dinding berwarna abu-abu itu, membuat Neo mengukir senyum miring, "Yakin, Vil? Sayangnya, jika kalian tidak memperbaikiku, siapa yang akan memberi tahu rencana selanjutnya?"

"Aku bisa membuat yang baru tahu." Jawab Vil sambil memajukan bibirnya ke depan, membuat yang lainnya tertawa, sehingga Vil menutup mukanya yang memerah sambil berucap galak, "Apa? Apanya yang lucu?"

Namun, yang lainnya semakin keras tertawa hingga Ver menghentikan tawa itu dengan pertanyaannya, "Oh iya, kapan kau menyiapkan rute pelarian itu?"

"Bukan aku, tapi Sir Luz." Jawab Neo santai sambil memperbaiki posisi duduknya di lantai, yang langsung mendapat ucapan terkejut dari Mel, "Apa? Hei, jika begitu, bukankah, Sir Luz harusnya bisa mengejar kita dengan cepat?"

"Tidak, bukan itu maksudku, itu rute pelarian milik Sir Luz saat membawaku, saat kalian sibuk dengan para bodyguard yang menelantarkanku di lantai itu dan Sir Luz yang sibuk dengan Sir Maxime, aku diam-diam mencari rute itu dengan semua tenagaku yang tersisa. Kalian tahu, bukan, menggerakkan kamera-kamera itu dari jarak jauh membutuhkan banyak tenaga? Untung saja Sir Luz tidak menyadari ada kamera yang menempel di bajunya, jadi aku tahu rupa jalan itu, dan aku menemukannya." Neo berkata santai, sambil memainkan kakinya, membuat yang lainnya menyadari satu hal, yang langsung disuarakan oleh Xi, "Jadi, maksudmu, tenagamu masih lebih dari cukup untuk lepas dari dua bodyguard yang menahanmu itu sebelum kau menghabiskannya untuk mencari jalan keluar?"

"Tentu saja." Jawab Neo yang langsung diberi tatapan jengkel oleh yang lainnya dan suara Foss yang sangat jengkel, "Kau jahat. Kami pikir kau benar-benar tidak berdaya."

"Hei, lagi pula jika aku melepaskan diri, itu juga tidak ada gunanya. Aku tidak bisa berdiri karena ada masalah di pergelangan kakiku, bukan? Itu hanya akan mengurangi tenagaku saja." Perempuan berambut merah muda dengan beberapa helai pirang itu menurup matanya pelan, sambil menyenderkan tubuhnya ke sisi kasur di lantai itu. "Aku lelah, rasanya ingin melaksanakan itu sekarang juga."

"Tidak, tidak boleh. Itu harus menjadi adegan penutup kisah kita sebagai pembunuh nanti." Ucap Vil sambil mendudukan dirinya seperti yang lain dan kembali menyenderkan punggungnya ke dinding abu-abu di belakangnya. Setelahnya, senyum miring muncul di wajahnya, "Aku penasaran, apa reaksi dari Sir Luz? Apa dia akan bahagia? Ataukah semakin membenci kita? Ah, sudahlah."

"Cukup, hentikan. Sekarang, perbaiki pergelangan kakiku." Ucap Neo sambil bangkit perlahan ke atas kasur, walau sesekali ia mengaduh kesakitan, membuat yang lainnya menahan tawa, jarang sekali mereka melihat Neo kesakitan. "Apa? Menertawakanku di tengah kesengsaraanku? Dasar, kalian tidak punya hati."

"Baiklah, baiklah. Aku akan memperbaiki sendiri, ambilkan aku peralatannya, kalian tahu apa saja yang kubutuhkan." Neo menghembuskan napasnya kasar sambil berbaring terlentang di kasur yang tidak terlalu besar itu, membuat ke-dua ujung tangannya menggantung di udara. Ketika salah satu dari mereka beranjak untuk mengambilnya, Neo kembali berkata, membuat yang lainnya menatap Neo malas seolah berkata: kau itu ... sebenarnya niat atau tidak, sih?, "Ah, sudahlah. Aku malas. Panggil Leva dan Mai saja."

Tidak lama, Levasseur dan Lemaigre tiba di sana, dan tanpa berkata-kata langsung memperbaiki Nona mereka yang malas itu setelah menon-aktifkan Neo agar tidak terasa sakit ketika diperbaiki. Setelah selesai, Neo kembali diaktifkan, dan perempuan itu langsung berlari seperti anak kecil di ruangan itu, membuat yang lainnya menatap datar ketua mereka yang childish itu, "Ah, kaki, aku rindu kamu. Akhirnya kamu bisa diajak berlari lagi."

"Neo, apa prosesor di kepalamu baik-baik saja?" Tanya Foss dengan muka polos, tetapi dengan nada yang menyindir. Namun, yang disindir tidak merasa dan malah menjawab dengan muka yang tidak kalah polosnya, "Sepertinya tidak ada tanda-tanda kerusakan, ada apa memangnya?"

"Oh iya, bukankah, seharusnya kalian memanggil Leva dan Mai saja untuk memperbaikiku? Atau Si Jenius Vil itu sengaja mau melakukan sesuatu di tubuhku?" Neo bertanya dengan nada selidik yang ditujukan kepada Vil, membuat laki-laki itu salah tingkah. "Ah, ah, iya. A-aku baru kepikiran mengenai Leva dan Mai."

"Hei, Vil, katakan. Apa yang kau perbuat?" Neo berkacak pinggang di depan Vil, membuat lelaki itu semakin tergagap, "Ha-hanya i-ingin me-melihat pro-prosesor di ke-kepalamu, kok! So-soalnya, ku-kupikir  itu ber-berbentuk se-seperti o-otak. Se-seperti di fi-film yang pe-pernah kutonton."

"Ya ampun, Vil. Bukankah, kau bisa bertanya padaku setiap saat? Kenapa tidak kau tanyakan saja?" Neo tertawa terbahak-bahak, membuat yang lain juga ikut tertawa ketika mendengarnya, "He-hei! Ti-tidak ada yang lucu! Dasar kau, Neo!"

Bukannya berhenti, Zo'r lain malahan semakin keras tertawa, membiarkan Vil tenggelam dalam rasa malunya. Namun, sebuah pertanyaan dari Mel menghentikan tawa itu, "Sebenarnya, kita sedang apa, sih?"

"Senang-senang, tentu saja." Jawab Xi dengan nada tidak peduli, yang diangguki oleh yang lain kecuali Mel yang kini kembali berkata, "Oh, maaf. Aku hanya berpikir sekarang kita sedang mengukir momen yang menyedihkan."

"Hentikan, Mel. Jangan katakan lebih banyak lagi. Bukankah, kita masih punya rencana untuk holiday bersama?" Neo berkata, sesaat dirinya memandang kosong, tetapi dia dengan cepat kembali ceria, di waktu yang telah hampir mencapai tengah malam itu, Neo bersorak girang, "Selamat tahun baru 2347 untuk kita semua!"

---

Aw sweet. Tapi, bersiaplah untuk akhir cerita, dududu~

Udah mau tamat nich wkwk. 1/2 chap lagi :') heheheh.

Oke, bhay.

Regard,
Fs.

Bye, WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang