***
2 tahun lalu
Disaat aku duduk dibangku SMP, Aku, Naira dan juga Tara kami bersahabat. Sahabat yang selalu menyayangi, rela berkorban dan dan tak lupa saling membantu disaat teman yang lain membutuhkannya. Dan kali ini aku mengalami nasib, nasib yang tak pernah kulupakan sampai sekarang.
Aku telah mengorbankan perasaanku demi kebahagiaan sahabatku sendiri. Yah cinta yang membuatku memahami apa itu perasaan. Perasaan yang terdendam dilubuk hatiku diam-diam aku sembunyikan rapat-rapat agar tak ketahuan dari sahabatku sendiri. Katakanlah aku egois tapi aku tak pernah mengumbarnya.
Hingga akhirnya yang tak pernah aku ketahui ternyata sahabatku sudah berhubungan dengannya. Sungguh hatiku hancur saat itu, Aku mundur dan merelakannya demi sahabatku walau sebenarnya sakit.
Aku berjalan dikoridor membawa sebuah buku yang begitu banyak ditanganku. Sebenarnya aku begitu malas untuk melakukan hal ini tapi mau bagaimana lagi ini sekolah dan aku harus nurut dalam peraturannya.
Dan disaat aku ingin memeriksa buku takut kalau ada yang ketinggalan tiba-tiba seseorang menabrakku dari depan hingga akhirnya buku yang tadinya ditanganku seketika jatuh dilantai. Untung sepi batinku.
Bruuk.
"Sorry ya... sini aku bantuin." Terdengar nada gusar sekaligus rasa bersalah. Ia langsung membantuku dan juga membantuku untuk berdiri.
"Kamu gak apa-apa?"
"Nggak apa-apa kok. Makasih ya." Dengan senyumku yang sederhana.
"Kenalin Arfan Fahreza panggil aja Arfan." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Arsyila Nazeefah." Balasku.
"Biar aku bantu ya syila?" Ucapnya ingin mengambil buku yang tadi ia berikan kepadaku tapi aku menolaknya karena tujuanku sudah dekat.
"Nggak usah Fan, bentar lagi nyampe kok. Makasih ya." Tolakku halus.
"O-oh yaudah. Hati-hati ya." Ucapnya tersenyum dengan menekankan kata 'hati-hati' aku serasa terbang mendengarnya apalagi dengan pemilik senyumnnya itu.
Aku mengangguk lalu berlalu dari sana meninggalkan lelaki yang sempat aku kagumi beberapa detik yang lalu.
Bel istirahat berbunyi
Semua siswa-siswi keluar untuk mengisi perut mereka yang keroncongan begitu juga Aku, Naira dan juga Tara yang sangat kelaparan menunggu bel istirahat berbunyi. Kami duduk disalah satu bangku kosong paling pojok, karena disana adalah bangku favorit kami saat jam makan tiba.
Sebelum nunggu pesanan tiba Tara memulai pembicaraan, yang tadinya hening ricuh seketika dengan gelak tawa masing-masing.
"Eh Nai, Syil gimana habis ini kita ke Mall?" Disela-sela tawanya Tara menawarkan ajakanya sambil menatapku dan juga Naira secara bergantian.
"Boleh, lama juga sih kita nggak have fun bareng ya, kan." Seru Naira
"Gimana Syil, mau nggak?" tanya Tara yang melihatku sedaritadi diam tak bicara.
"Aku ikut kalian aja." Balasku membuat mereka bersorak senang.
Setelah bel pulang berbunyi kami pun segera pergi ke Mall untuk have fun bareng. Mulai dari toko baju, sepatu, tas, nonton, main games, dan terakhir Cafe. Lelah. Hanya itu yang kami rasakan saat ini tapi bahagia. Karena setelah kami lewati semuanya kami terasa senang sekaligus happy bareng apalagi sama sahabat sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rela Untuk Sahabat
Short StoryMasih tahap belajar😁 Dan jangan lupa selalu vote + comment ya teman-teman.