Pertemuan

28 3 0
                                    

"Hai,ngapain kamu nangis disini?. Kata mamahku gak boleh nangis sembarangan. Apalagi ditempat umum"ucap seorang lelaki kecil yang usianya mungkin sama denganku atau bahkan lebih tua dariku.
Dia mencoba menghiburku

"ayo bangun. Dan main bersamaku"lanjutnya sembari ia mengadahkan tangannya untuk meraih tanganku

"kamu siapa?"tanyaku

Aku hanya memandanginya sembari ku tadahkan wajahku ke arahnya. Pada saat itu aku lagi menangis di meja belajarku yang berwarna merah dan kuning. Dan saat itu usiaku baru beranjak 7 tahun. Dan aku masih belajar di TK.

"tanganku keram nih. Kamu gak mau nerima tanganku?"ucapnya karena ia merasa tanggannya telah lama menjulur.

Apalah daya aku hanya bisa menerima tangannya. Tetapi pada saat itu aku tidak bisa berbuat apa apa. Bukan karena aku gak bisa berjalan ataupun bergerak tetapi karena aku canggung bahkan takut untuk berbuat sesuatu.

Aku baru mengenalnya bahkan wajahnya sangat asing bagiku. Dalam batinku sepertinya dia orang luar. Siapapun pasti tau bahwa dia anak luar atau biasa disebut anak campuran indo.

"ayo main bareng. Aku punya kapal mainan bagus lho. Aku juga punya mainan lain. Kamu boleh minjem kok"ucapnya sembari menunjukkan permainan miliknya di tangan kirinya

Aku hanya tersenyum.akupun bermain dengannya

Bel pulang memisahkan kita berdua. Dia dijemput oleh seorang lelaki tampan nan putih yang memiliki rambut coklat dan mata biru.sepertinya lelaki itu ayahnya.

Sedangkan aku dijemput oleh mamah tersayang.
Aku iri dengannya. Dia memiliki ayah yang baik dan juga menyayanginya sedangkan aku hanyalah anak yang tidak diinginkan kehadirannya oleh ayahku.

"mamah, ayah mana?"tanyaku

"ayah lagi cari uang nak"selalu saja mamah bilang gitu. Sudah beribu kali aku mendengarnya.

Aku tahu ayah gak sayang ke aku. Aku tahu ayah lebih mementingin kerjaan daripada aku. Tapi apa salahnya buat sedikit aja aku tersenyum.

                              ****
Sesampai di rumah aku melihat ayah sedang berbenah untuk keluar lagi dari rumah. Aku gak tahu ayah mau kemana lagi setelah ayah kerja.

"ayah. Ayah mau kemana?. Tadi alya buat gambar buat ayah dan mamah.ayah. ayah lihat gambar alya."pintaku

"nanti nak,ayah buru buru"sudah biasa aku diacuhkan oleh ayah. Selalu saja ada alasan saat aku minta kehadiran ayah.

"ayo nak makan dulu. Kamu pasti lapar. Mamah masakin ayam goreng kesukaan kamu"ada alasan tersendiri aku suka ayam goreng.saat itu ayam goreng menyatukan ayah dan mamahku.

Aku langsung menuruti perkataan mamah.aku makan dengan lahap.dan entah mengapa mamah menangis saat aku memakan ayam goreng itu.

"mamah kenapa nangis?. Alya salah ya?. Maafkan alya mamah. Mamah jangan nangis lagi. Alya gak bakal nakal lagi kok"setelah ku berkata seperti itu. Entah kenapa mamah malah menangis lebis keras. Dan bahkan mamah memelukku.

"engga sayang mamah gak nangis kok. Kamu gak salah. Kamu gak nakal. Mamah cuman bahagia aja punya kamu. Sayang. Mamah sayang kamu"mamah terus memelukku dan terus berusaha untuk tidak menangis dihadapanku.

"alya juga sayang ama mamah"ucapku

Baca lagi ya kawan. Lanjutin bacanya. Semoga senang.

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang