GERIMIS

9 3 4
                                    

Kota Bandung sedang memasuki akhir tahun yang berarti hawa dingin dan tetesan berkah dari Allah sedang berjatuhan.

Ditengah hujan kecil yang melanda seorang gadis yang berlari menghadang hujan dengan bulir air asin yang mengalir dari pelupuk indahnya.

Berlari dan terus berlari, tak kala hati terus mengucapkan istigar 'astagfirullah ..asta.g..firullah' matanya berbinar melihat tujuannya rumah bercat biru.

clekk...

"a..assalamualaikum mah, may pulang" ucapnya masuk kedalam rumah dan meraih tangan ibundanya

"wa'alaikumsalam de, ko hujan  hujanan, tangan nya dingin cepet mandi sana" ucap ibunya sambil menunjuk kamar mandi.

" baik mah, may ambil anduk dulu" may melangkah menuju kamarnya

Dengan langkah yang lemas, may duduk dan mengeluarkan ponsel dari tasnya

melihat banyak panggilan tak terjawab dari sehabatnya mia dan sebuah nama yang membuatnya selalu tersenyum dan tersipu, namun sekarang hanya membuatnya kecewa dan marah.

tring.. tring...tring...

ponsel may berdering bertuliskan 'RIFQI_Rohis', dengan hati yang bercampur aduk may menyimpan ponsel lalu menyambar handuk bergegas ke kamar mandi

May terlihat segar setelah mandi namun mata nya berkaca kaca, di pipinya masih ada bekas tetesan air mata

flashback on

May duduk di bangku taman dekat masjid salman itb menunggu sang pujaan hati melaksanakan sholat jumat

may sedang menonton yt dikagetkan oleh seseorang yang menutupi layar ponselnya

"maaf lama nunggu" ucapnya lalu duduk disebelah may sambil memakai sepatu

"ga papa bentar ko, tadi katanya mau ngomong"

"hmm... May sebenernya kita udah lama bareng kan, terus kita bareng gini ada tujuan ga sih??"

Raut muka may yang semula biasa saja menjadi kesal "maksud omongan kamu apa qi??"

"aku ingin kita jaga jarak may, aku mau fokus kuliah dulu, aku pengen bebas ga kekekang gini, jadi aku ingin pisah may"

may merasa banyak jarum menusuk nusuk rongga dadanya hingga sulit berbicara "tapi..tapi qi, kan kita punya tujuan mau nikah kan ??"

"may kita masih kuliah, kita baru 20 tahun, maaf may aku belum siap, aku pamit duluan, assalamualaikum" ucap rifqi lalu pergi

May masih mencerna perkataan rifqi, beranjak dari kursi dan mulai melangkah pulang

di perjalanan pulang may berdoa agar rifqi mengejarnya, may selalu menoleh kebelakang berharap rifqi ada namun nihil

awan mendung mulai menyelimuti jalan may pulang.

flashback end

diambilnya ponsel mengabaikan banyaknya panggilan dan pesan yang berdatangan.

may membuka yt memutar mutar lagu yang membuatnya semakin larut dalam kesedihan

REK KITU WAE..

Suara ustadz evie membuatnya terkejut rupanya yang terputar selanjutnya adalah kajian evie evendi. may mendengarkan hingga selesai

May merasa apa yang dilakukan selama ini untuk apa, mengorbankan waktu untuk beribadah pada Allah malah digunakan untuk bersama Rifqi.

may menyadari sesuatu yang hilang dalam dirinya mulai terisi kembali, may melanjutkan mendengarkam  kajian hingga tertidur ditemani hujan kecil diluar kamarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang