2. DIA

28 4 0
                                    

Bel masuk sudah berbunyi dari dua jam yang lalu, dua pelajaran tidak ada guru yang masuk kelas. Kami hanya bisa diam di kelas, teman-temanku banyak yang bercengkerama dengan teman yang lain, aku ? Aku hanya bisa memasang earphone di telinga dan mendengarkan musik-musik yang aku sukai seperti group band legend asal Indonesia yaitu Kahitna. Aku sangat menyukai lagu-lagunya, aku mendengarkan salah satu lagunya yang berjudul "Rahasia Cintaku" sambil melihat keluar jendela, melihat kakak kelas 12 yang sedang olahraga. Aku tahu itu kelas 12, karena aku melihat seseorang yang aku kagumi -Kak Reihan- lagu yang ku putar berulang kali ini sangat cocok dengan situasi sekarang ini.

###

Pergantian jam dimulai, aku masih asyik dengan lagu dan lamunanku. Tiba-tiba kepalaku dilempari sebuah penghapus oleh seseorang, aku menoleh ke sumber itu dengan wajah kesal, Ernes memberiku kode dengan tangannya yang memeragakan melepas earphone dan melirik ke depan. Aku mengikutinya, ternyata sudah ada seorang guru di depan kelas, guru wanita memakai hijab bermotif bunga, memakai kacamata. Ernes meminta penghapusnya dikembalikan, aku pun melemparnya kembali dan terlempar melebihi mejanya. Aku pun tertawa kecil.

"Ya, tolong disiapkan !" Perintah ibu guru. Seseorang menyiapkan semua siswa.
"Sikap, memberi salam !" Dengan nada tegas, "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Diucapkan oleh siswa yang di dalam kelas.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, baik ini baru pertama kali ibu masuk kelas ya... dan kalian sudah tahu ibu mengajar apa ?" Tanyanya.
"Belum..." Jawab kami serentak.
"Baik kalau begitu, perkenalkan nama ibu Aisyah Ratnasari, kalian boleh panggil Ibu Aisyah. Disini ibu mengajar Pendidikan Agama Islam. Sebelum memulai pelajaran ibu mau bertanya, disini ada yang non muslim ?"
"Saya bu" Suara khas disebelahku membuka suara dan mengangkat tangan, juga ada satu orang perempuan dan dua orang laki-laki juga mengangkat tangan.
"Siapa saja namanya ?" Tanya Ibu Aisyah.
"Julian Betara bu" seorang laki-laki berkulit sawo matang yang duduk di ujung kanan dekat pintu duduk paling depan.
"Caroline Ardelin" Seorang perempuan putih bermata sipit, ya... orang China Indonesia bisa dibilang, dengan tubuh gemuk.
"Steven Parterius" Seorang laki-laki bertubuh tinggi, putih seperti keturunan bule, dengan rambut coklat, hidung mancung, dan mata coklat, tampan menurutku.
"Ernes Arjuna" Seorang laki-laki bertubuh tinggi, bermata sipit, dan senyum manis itu, yang duduk di sebelah mejaku. Ya dia.
-Oh...ternyata dia non muslim- gumamku dalam hati.
"Baik kalau begitu, kalian boleh istirahat dahulu untuk pelajaran ini, kalian boleh menunggu di luar atau tetap di dalam kelas. Itu terserah kalian." Kata Ibu Aisyah dengan nada lembut menawarkan. Ernes, Steven, dan Julian memilih keluar kelas, sedangkan Caroline memilih di dalam kelas. Pelajaran pun dimulai.

Di luar kelas, Ernes dan dua kawan barunya saling berkenalan.
"Hei kalian... perkenalkan nama saya Julian Betara Christof, panggil saya Julian. Saya asli Ambon yang merantau... hehehe..." Dengan suara nyaring khas Ambon, Julian memperkenalkan diri di depan kedua temannya dengan tidak malu dan seperti sudah kenal lama.

"What is your name ?" Tunjuk Julian ke arah Steven dengan laga bahasa inggrisnya, Steven yang sedang duduk di sebelah Ernes menengadah ke arah Julian yang berdiri.
"Nama saya Steven Parterius Van Adolf, ibu saya orang Indonesia dan ayah saya orang Belanda. Kalian panggil saja saya Steven" Jelas Steven memperkenalkan nama dengan bahasa Indonesia. Ernes pun tertawa melihat Julian membelalakan mata karena Steven menjawab pakai bahasa Indonesia tidak seperti dugaannya.
"Kau bisa bahasa Indonesia ternyata, kenapa tidak bilang... sudah susah-susah saya pakai bahasa inggris. Yasudah tidak apa-apa kawan hehehehe... begitu rupanya, kau campuran Indonesia dan Belanda. Pantas saja kamu seperti bule dan tampan pula. Oh iya, kamu tampan bermata sipit satu lagi, siapa namamu ?" Julian sedikit kesal karena Steven ternyata menjawab pakai bahasa Indonesia, dia merasa tertipu. Tapi dia memaklumi karena di negara tercintanya ini sudah banyak yang berdarah campuran. Julian menunjuk ke arah Ernes untuk perkenalan.

"Nama saya Ernes Arjuna Hamasaki, salam kenal" Dengan singkat dan senyum, Ernes memperkenalkan diri.
"Salam kenal...tapi, tunggu sebentar. Nama belakangmu seperti orang Jepang, apa kamu keturunan Jepang ?" Tanya Steven penasaran pada Ernes.
"Ya, begitulah" Kata Ernes singkat dengan malu-malu.
"Konnichiwa Ernes-san" Kata Julian dengan semangat menyapa. Ernes membalas dengan anggukan dan senyum.
"Aku pikir kau itu orang China hehehe... maaf ya kawan..." Kata Julian sambil menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal.
"Tidak apa-apa" Jawab Ernes santai.

Mereka bercerita dan bercengkerama selama pelajaran Agama berlangsung seperti sudah sangat dekat. Apalagi Julian yang tingkahnya benar-benar menghibur. Sejak saat itu, mereka pun berteman.

#Terimakasih sudah membaca cerita "Your Heart" semoga kalian senang dan terhibur.  Tolong Like ya kalau kamu suka ceritanya ... dan maaf bila masih ada EYD yang kurang baik, karena masih belajar... penasaran cerita selanjutnya ? Tunggu ya... sampai bertemu selanjutnya.... ;)

YOUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang