Helo Gaesss Author balik lagi nih... Ada Yang kangen Author ga nih? Author bawa Part selanjutnya nih... Dibaca yah 😄 Jangan lupa Vote and Comment.
Cerita Sebelumnya : Joshua diperkosa oleh Bang Sakti, Apakah Bang Sakti akan bertanggung jawab?
Penasaran kan? Cuss Baca Part Selanjutnya 😄
"Abang Jahat..." gue nangis terisak isak
"Lu kenapa sih?"
"Abang udah bikin keasalahan sama gue."
"Kesalahan?"
"Iya..." gue masih nangis dipelukannya.
"Emang gue ngapain?" Bang Sakti menggaruk kepalanya.
"Lu memperkosa gue bang."
"Apa!!! Ja - Jadi mimpi semalam itu?"
"Mi - Mimpi?" tanya gue yang tidak mengerti ucapannya.
"Jadi semalam gue ngimpi ngentot sama cewe gue, ternyata itu elo?" Bang Sakti merasa bersalah, dia menutupi seluruh mukanya menggunakan tangannya.
"Ma - Maafin gue. Gue khilaf. Gue ga maksud." Bang Sakti meluk gue lagi. Gue mulai berhenti menangis. "Gue bakal tanggung jawab. Lu mau gue lakuin apa? Biar lu mau maafin gue."
*Deg....*
Jatungku berdetak sangat keras. Apa maksudnya? Kenapa gue tiba tiba deg deg an deket sama Bang Sakti? Ga ini Ga mungkin. Apa gue jatuh cinta padanya? Ahh... Ini tidak boleh terjadi. Gue harus meninggalkan tempat ini.
"Bang gue ma..."
"Ga boleh lu harus tinggal disini. Gue mau tanggung jawab atas perbuatan gue semalem."
"Tapi bang..."
"Ga ada tapi tapian. Gue mau tanggung jawab." Bang Sakti menggendong gue ke kasur.
Ditaruhnya gue dikasur. "Lu mau makan apa? Gue yang beliin.""Na - Nasi goreng bang." Gue jadi gugup. Ini kenapa astaga.
"Ok gue beli dulu." Dia pergi ke luar pintu. 10 menit kemudian dia membawa sepiring nasi goreng.
"Buka mulutnya."
"Gue masih bisa makan sendiri bang." Gue cemberut.
"Buka! Gue mau nyuapin elu." Akhirnya gue pasrah gue buka mulut.
"Aaa... Nah pinter makan yang banyak."
"Lu kira gue anak kecil bang."
"Hahaha..." Dia tergelak.
"Ga lucu bang." Gue cemberut lagi.
"Uuuu... Gemes deh." Dia mencubit pipi gue sambil tertawa. Gue merasa pipi gue memanas, mungkin saja sudah memerah. Kenapa Bang Sakti jadi seperti ini yah? Gue jadi makin suka padanya.
Eitss... Gue ngomong apa dah ngawur aja, gue ga bakal mungkin dapetin dia. Secara dia itu Macho dan dia itu Straight. Jadi pasti bakal sulit banget naklukikin dia.
"Ayo satu suapan lagi, buka mulutnya." Gue buka mulut.
"Yeey abis, pinter pinter. Nih minum dlu." Dia meberi ku segelas air putih, gue minum air itu. "Udah istirahat disini aja ya. Abang mau cuci piring dulu." Gue mengangguk, dia tersenyum kemudian meninggalkan gue di kamar sendiri.
Gue pun terlelap, ntah berapa lama gue tertidur gue merasa dipeluk oleh seseorang. Yang tidak lain adalah Bang Sakti, gue merasakan kehangatan dalam pelukannya dan gue makin terlelap.
Gue merasakan ada yang berjalan jalan disekujur tubuh gue. Ternyata itu tangan Bang Sakti, tangannya mengelus elus dada gue, kemudian dipilinnya puting gue. Bang Sakti berbisik dikuping gue.
"Abang horny dek."
Dia menggesek gesekkan kontolnya di pantat gue. Gue mendesah pelan, badan gue dibalik. Bibir gue dicium olehnya, awalnya gue tidak mau membuka mulut takut kelepasan.
Tapi karena lidahnya terus memaksa masuk akhirnya gue pasrah dicumbu oleh pria ini. Cukup lama kami bercumbu, setelah itu dia membuka kaosnya dan membuka kaos gue juga.
Dia mengigau atau memang sengaja melakukan ini? Soalnya mata dia terpejam tapi sepertinya dia sadar, karena dia tau letak persis kancing celana gue.
Dia semakin bernafsu mencumbu gue. Gue hampir tidak bisa bernafas karena cumbuannya itu. Dia membuka matanya, kemudian tersenyum pada gue, ternyata dia sadar.
Gue memberikan isyarat agar dia mengunci pintu. Dia berdiri kemudian mengunci pintu, kemudian kembali ke kasur dan bebaring. Dia melucuti celana dan dalamannya, dan menunjukan penis besarnya itu dalam keadaan lemas.
"Isep dek." Gue menatapnya sebentar, memastikan kalo dia berada dalam keadaan sadar. Kemudian gue bergerak ke arah penisnya itu. Entah darimana keberanian ini datang, gue menyentuhkan lidah gue ke penisnya.
"Ughhh...." Dia melenguh saat gue menyentuhkan lidah gue ke kepala penisnya. "Kulum dek." Gue mengikuti perkataannya.
"Ughhhh... Mulut lu enak dek anget anget gitu." Dia memuji kuluman gue, gue pun semakin bernafsu mengulum penisnya. Gue menaik turunkan kepala gue di penisnya. "Ughh... Jangan kena gigi dek, ngilu jadinya."
Gue berusaha menahan gigi gue agar tidak mengenai penisnya. Rahang gue mulai kaku gue menghentikan kuluman gue dan menggantinya dengan tangan gue.
"Uhhh... Ahhh... Mantephhh.... Ahh......" Dia mendesis tak karuan.
5 menit kemudian badannya mengejang.
"Arghhh... Gue keluar dek...."
*Crott..... Crottt...... Crottttt.....*
Sepuluh semprotan pejuh itu berhasil mengenai dadanya. Dia memeluk gue, kemudian berbisik pada gue.
"Makasih dek." Kemudian dia mengecupku kening gue.
Gue hanya bisa membalas tersyenyum. Kemudian gue menarik tangannya ke kamar mandi, gue menyalahkan shower dan mandi bersama dengannya.
Gue menggosok tubuhnya dengan sabun agar bersih, saat berada di daerah selangkangannya gue menggodanya. Gue menggoyang goyangkannya kemudian gue kocok pelan.
Bang Sakti melenguh kemudian ngeliatin gue. "Lu jadi demen sama penis gue dek?" Gue menunduk malu. "Penis gue buat lu dek mulai sekarang." Gue senengnya bukan main.
Gue mengulum penis itu lagi hingga tegang. "Ughhh... Manteppphhh... Arghhh...." Bang Sakti melenguh lagi. Bang Sakti memaju mundurkan pinggulnya, mengentot mulut gue.
"Nungging dek abang horny lagi nih. Gue menggeleng pelan. "Kenapa? Masih sakit pantat kamu?" Kamu? Biasanya Lu Gue. Apakah? Bang Sakti mulai menerima gue dikehidupannya? Gue mengangguk.
"Ya udah tapi mulut kamu masih kuat kan?" Gue mengangguk yang berarti iya."Buka dek mulutnya abang horny beneran nih." Gue membuka mulut, kemudian Bang Sakti memasukan Penisnya ke mulut gue.
Dimaju mundurkan pinggulnya, penisnya keluar masuk mulut gue. Badan Bang Sakti mulai mengejang, itu artinya dia akan mengelurkan lagi pejuhnya. Gue mengatupkan bibir, agar pejuhnya tidak ada yang keluar.
"Arghhhh... Abang keluarhhh dekk.... Argghhhh..." Ucapnya memperingatkan
*Crott... Crott.... Crott...*
Semburan peju hangatnya meleleh di mulut gue. Gue dibantu berdiri kemudian kami bercumbu buas dikamar mandi.
Bertukar ludah dan pejuh, rasa asin gurih bercampur dimulut kami. Arghhh Gue makin sayang sama Bang Sakti. Gue harus memiliki Bang sakti seutuhnya.
-Part 4 Selesai-
Sekian dulu dati part ini 😄 Ditunggu yah part Selanjutnya 😘 Jangan lupa Vote dan Comment cerita ini biar lanjut terus 😘
See you next part 😘