Part 2 - Dia

32 3 4
                                    

Akupun melihat ke arah wanita yang berdiri didepanku. Terlihat sosok wanita cantik dengan rambut terurai panjang dan senyumnya yang begitu manis. Tanpa sadar aku terus melihatnya dan mengabaikan uluran tangannya. "Heyy, gapapa?" tanyanya "Ehh gapapa" jawabku sambil meraih tangannya. "Lain kali hati-hati ya" katanya sambil tersenyum "hhhee iya terimakasih" jawabku cengengesan. Diapun beranjak pergi. "oh iya ponselku" kataku sambil berlari kearah kelas. Setelah mengambil ponsel dan menghubungi mamaku, aku kembali ke lapangan.

1 Jam kemudian...

"Ahh capeknya" kataku sambil meraih botol dan meminumnya "Hey bro" kata Andre sambil memukul bahuku seperti biasanya. Akupun merasa terkejut "Haishh kamu itu kebiasaan, untung ga ketelen ni botol" kataku kesal. "Sorry bro, gimana habis main mau kemana kita?" tanyanya. "Aku langsung pulang aja, capek" jawabku "Ya sudahlah, jangan lupa tugasmu.. " kata Andre "Siap bos" jawabku. Aku dan anggota tim pun beranjak pulang.

Sesampai dirumah...

"Pyarrr... " terdengar suara barang pecah. Akupun terkejut dan bergegas berjalan ke arah suara itu. Semakin langkahku mendekat semakin keras aku mendengar suara keributan. Dan ternyata seperti biasa, orangtuaku bertengkar lagi dan lagi. Papa dan mama memang tak jarang bertengkar dan akupun kadang merasa muak dengan hal tersebut. Tanpa menyapa, dengan raut kesal aku masuk ke kamar sambil membanting pintu. "Ribut, ribut dan ributt.. Tak ada satu haripun aku bisa tenang dirumah" Gumamku. Dengan penuh kesal, ku ambil handuk dan bergegas mandi. Setelah mandi aku berbaring sambil mendengarkan musik dengan handset.

Tiba-tiba aku teringat dengan gadis yang tadi menolongku, tanpa sadar peristiwa itu terbayang dipikirkan. Sampai ketika ingatan akan tugas membuyarkan semuanya. Akupun bergegas untuk mengerjakan tugas dan tidur setelahnya.

Keesokan paginya...

Aku bersiap untuk berangkat sekolah. Aku keluar kamar dan ku lihat mama sedang menyiapkan sarapan. Tanpa bicara aku terus berjalan keluar. "Gak sarapan kak?" tanya mama. "Sudah kesiangan, nanti bisa makan di kantin" jawabku dengan nada dingin. Akupun berangkat menggunakan motor pribadiku.

Setelah sampai di sekolah...

Aku berjalan menuju kelas, tiba-tiba langkah kaki ini berhenti dan ku lihat sosok gadis yang kemarin menolongku sedang duduk sendiri di taman sekolah. Dia terlihat begitu serius dengan sebuah buku ditangannya. Tak lama kemudian, diapun menoleh kearah. Dengan salting aku membalikkan pandangan dan bergegas ke kelas.

Sampai dikelas aku meletakkan tas dan membuka ponselku. "Hai Dim.. " panggil Adit "Oh hai" sautku. "Tumben berangkat pagi?" tanya Adit. "Males lama-lama dirumah" jawabku "Kenapa lagi?" tanya Adit lagi "Biasalah ortu.. " jawabku "Yang sabarnya, akan ada waktunya mereka bisa rukun" kata Adit sambil menepuk pundakku. Akupun hanya tersenyum. Tak lama kemudia, bel tanda masukpun berbunyi.

Beberapa jam kemudian...

Bel berbunyi, tanda masuk waktu istirahat. Semua muridpun bergegas keluar kelas. Aku, Adit dan Andrepun pergi ke kantin. Kamipun memesan makanan yang ada. Disela makanku, aku kembali melihat gadis itu sedang makan disudut kantin bersama teman-temannya. Akupun penasaran dengan gadis itu dan bertanya ke Adit yang duduk disebelahku "Dit, tau cewe itu" tanyaku sambil melihat kearah gadis itu. "Oh dia Meika, anak jurusan Akuntansi. Kenapa? Naksir ya?" godanya "Eh enggak, dia yang nolong aku pas kepleset kemarin, jadi penasaran aja dia siapa" kataku "Naksir juga gapapa" katanya sambil tertawa. Akupun melanjutkan makan hingga bel tanda sudah masukpun berbunyi.

Bersambung ke Part 3....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang