Mari kita mulai~
Beijing Airport, China.
Terminal 2
Seorang pria tengah duduk di salah satu tempat terminal penerbangan internasional Beijing Airport untuk menunggu panggilan pesawat keberangkatannya, Pria muda itu tengah menunggu sambil mendengarkan musik yang terdengar dari Earphone yang dikenakannya.
Tampak pria muda itu terlarut dalam kegiatannya tanpa mempedulikan sekitarnya, padahal jika pria muda itu memperhatikan sekelilingnya dia bisa melihat banyak orang yang rata-rata perempuan-perempuan di terminal sama dengannya tengah menatapnya dengan pipi yang bersemu memerah dan saling berbisik dalam percakapan kecil.
Bukan tanpa alasan para perempuan itu bertingkah seperti itu, pria muda itu terlihat tampan memang dengan kacamata terpasang di wajahnya, apalagi di tambah surai coklatnya.
Di sekitar ruangan Terminal 2 pria muda itu juga terdapat beberapa orang yang tengah menunggu panggilan keberangkatan dengan kegiatan masing-masing, ada yang tengah memainkan game, ada yang sedang tidur, dan melakukan berbagai hal lainnya.
Untuk beberapa alasan kemudian, pria itu mengeluarkan smartphone-nya saat merasakan getaran yang terasa. Mata pria itu melihat nama yang tertera di layar smartphonenya sebelum mengangkatnya.
"hm?"
...
"belum, aku masih menunggu di terminal mungkin sebentar lagi"
...
"tentu saja serius, kenapa aku harus berbohong?"
...
"tunggu chat dariku"
...
"Your attention please, passengers of Air Asian on flight number AL
210822 to Indonesia please boarding from door A12, Thank you."Lima menit sesudah pria muda itu memutuskan percakapannya adalah panggilan penerbangan internasional yang telah di tunggunya. Mengambil tasnya, pria muda itu kemudian beranjak dari tempatnya duduk untuk mencari pintu A12 yang menjadi tujuan pesawat keberangkatannya.
"Eh?"
Seorang gadis berdiri di depan pria muda tadi tepat di depan pintu yang menjadi tujuan pria muda itu sehingga pria muda itu menghentikan langkahnya menuju pintu keberangkatannya.
"Ehm... Anu... Itu... Kamu Bara Aditya Wijaya kan?" Pipi putih gadis belia itu terlihat bersemu merah saat dia mengaitkan kedua jarinya dengan gelisah melihat pria muda di depannya itu.
Mengedipkan matanya beberapa kali sebelum sebuah senyum kecil terdapat di sudut pria itu. "Wah... Jadi kamu tahu aku Bara ya?"
"Ehm... Boleh aku berfoto denganmu? Aku penggemar berat Novel Our Will yang Kakak tulis" gadis itu melihat pria di depannya dengan mata yang menunjukkan binar cerah mengingat orang di depannya adalah penulis terkenal dunia.
"Kenapa tidak?" tersenyum, Pria muda yang di panggil Bara itu kemudian melangkah kearah gadis belia yang sepertinya masih berusia lima belas tahun itu hingga tepat berada di samping gadis itu, merangkulnya sebelum mengambil foto dengan smartphone gadis itu.
"Terima Kasih" mata gadis belia itu semakin memancarkan binar cerah saat dia melihat hasil gambar di smartphonenya.
"Okey, kalau begitu aku pergi dulu gadis manis" Kata terima kasih gadis itu dibalas senyum kecil dari Bara sebelum dia menepuk pelan kepala gadis belia itu dan berjalan memasuki pintu keberangkatan A12.
"Waahh... Jadi itu benar-benar penulis novel muda yang terkenal itu yah?"
"kau benar, tidak kusangka bisa bertemu dengannya"
"kelihatannya dia sudah menyelesaikan tur di Shanghai yah?"
Bisikan percakapan antara orang-orang makin keras saat membicarakan orang yang baru saja bersama mereka di terminal 2 dari tadi.
...
...
...
Di dalam sebuah cafe yang memiliki nuansa mewah terdapat dua orang perempuan beridentitas pelajar sedang bersantai menikmati hidangan mereka.
"Vania, Kak Bara benar-benar akan kembali ke Indonesia hari ini?" ucap salah satu perempuan yang menikmati hidangan spageti.
"Iya, Hari ini Kak Bara akan kembali setelah tur pengenalan Novelnya di China selesai" perempuan muda di samping Vania terlihat mengaduk-aduk Spagetinya.
"Tidak terasa yah, 4 tahun lalu Kak Bara masih disini sama kita tapi sekarang dia sudah mempunyai karir sendiri" perempuan disamping Vania menangkup kedua pipinya dengan membayangkan sesuatu dipikirannya. "Aku benar-benar kagum sama Kak Bara, beruntung dia kakakmu Vania"
"Yah itu kan namanya perubahan dalam hidup seseorang, aku sama kamu bakal ngalamin itu juga kok kalau sudah waktunya" Vania agak geli melihat sahabat masa kecilnya melamun.
"tapi tetap saja Kak Bara itu benar-benar hebat" Nanny sedikit agak salah tingkah melihat tatapan Vania. "kenapa kamu menatapku seperti itu?"
"kalau dia dengar kata-katamu nanti malah dia jadi besar kepala tahu" Vania melirik Nanny yang kembali menyantap Spagetinya. Keduanya kemudian menyelesaikan makan siang di cafe itu.
Mengarahkan pandangannya pada jam tangannya yang menunjukkan jam 14.30 Vania melihat Nanny sedang menyeruput Vanilla Juicenya, sebelum mengambil smartphonenya mencari nama sang kakak di dalam daftar nama kontak dan menelponnya.
...
"Kak, Kakak sudah berangkat tidak?"
...
"Serius? Perasaan 5 jam yang lalu juga begitu jawabannya, tidak usah bohong kak"
...
"Iya deh, jadi kapan aku jemputnya?"
...
"Okay, Bye"
"Hm? Kenapa Vania?" ucap Nanny sambil menyeruput Vanilla Juice rasa Strawberry miliknya.
"Tidak apa-apa, Aku cuman mau tahu Kak Bara sudah dimana ternyata dianya masih menunggu" ucap Vania sebelum membuka aplikasi lain di smartphonenya.
"Ohh... Pesawatnya Delay kali ya" Nanny melirik sedikit pada Vania melihat aplikasi yang dimainkannya.
"kamu main Ludo juga Vania?" Nanny mengambil smartphonenya juga lalu membuka aplikasi yang sama dengan Vania.
"Hehem.. Aku baru main ini tadi" ujar Vania tertawa kecil pada Nanny.
"Ya sudah, kita tunggu Kak Bara sambil main Ludo sama-sama saja yah daripada diam saja" Nanny kini terlihat antusias mengingat dia tidak tahu harus apa saking lamanya menunggu di cafe Airport.
...

KAMU SEDANG MEMBACA
Bania
Teen FictionMenceritakan tentang Bara Aditya Wijaya dan Devania Indri Wijaya. Sepasang Kakak dan Adik dengan kehidupan yang berbeda. Bara adalah penulis novel yang telah terkenal di seluruh dunia meskipun masih muda, menjadi seorang kakak juga tidak mudah bagin...