d r e i

403 80 8
                                    

Mari budayakan vote+comment sebelum membaca

🌹🌹🌹🌹

Sekretaris pribadi.
_____________


Tak terasa sudah seminggu rutinitas sebagai sekretaris pribadi ku jalani. Tidak ada yang spesial selain bisa makan gratis plus enak dan menghadapi bos tampan yang menyebalkan.

Rasanya seminggu ini tidak ada kata tenang dalam diriku ketika menyangkut bosku yang tiap hari mengusikku. Ada saja hal menyebalkan yang diperbuat oleh lelaki itu untuk membuatku kesal. Barangkali sudah menjadi hobinya, mungkin? Bahkan aku sendiri saja bingung dengan jobdesk sekretaris pribadi yang sebenarnya.

Bagaimana tidak, di setiap kesempatan seorang Jean Josh Algar selalu ikut menyertakan Alraisha Maheswari di segala urusannya baik masalah kantor maupun pribadi. Contohnya seperti belanja kebutuhan pribadinya, memanggilnya di pagi hari buta hanya untuk memasakkan sarapan dan menyiapkan segala kebutuhannya bahkan untuk memasangkan dasi dan kemeja pun terkadang ia menyuruh sekretaris pribadinya itu.

Seperti seorang istri saja!

Tak terkecuali hari ini pun juga sama.

"Bapak gak ada niatan cari calon istri gitu?" Tanyaku ketika memakaikan dasi untuk pak bos yang satu ini.

"Bukan urusan kamu." Jawab Jean datar, seperti biasanya.

"Memang bukan urusan saya sih, pak. Tapi gini loh, saya kan juga punya kehidupan pribadi yang harus dijalani. Capek loh pak tiap pagi buta ke apartemen bapak ngelakuin tugas kayak istri begini. Kalau bapak punya istri kan jadi lebih enak, tuh!" Celetukku panjang lebar.

Sedangkan yang diajak bicara? Hanya mengerutkan keningnya heran sebagai respon.

"Jadi?"

"Jadi intinya bapak harus cari istri! Kalau perlu saya cariin deh. Kurang baik apalagi coba." Jawabku enteng dengan kedua tangan bersidekap, cukup bangga atas saran yang ku berikan.

"Sekarang saya tanya, di sini yang jadi atasan siapa?" Tanya Jean bersidekap menurunkan sedikit tubuhnya menatap tepat di mataku dengan senyum tipis ketika menatap ke arah bibirku.

Wajahnya kian mendekat. Bahkan deru nafasnya saja bisa terdengar olehku. Hanya beberapa inci saja jarak yang ia buat, mungkin apabila orang lain melihat posisi kami seperti sedang berciuman. Ku yakin jika saja dalam keadaan normal pipiku pasti akan sangat memerah. Namun sayang, situasi saat ini tidaklah tepat untuk hal itu.

"Ya jelas bapak dong!" Jawabku membalas tatapannya. Mencoba tetap tenang meski ku yakin degupan jantungku sangatlah cepat.

"Terus kenapa ngatur-ngatur saya buat nyari istri?" Jean menampilkan sedikit senyum miring di bibirnya.

Sial! Aku kehabisan kata-kata meladeni perkataan pria ini.

"Kan saya cuma menyarankan aja sih." Jawabku kikuk mengusap tengkuk leher belakangku.

"Kalau begitu saran kamu, saya tolak." Ucapnya lugas dan berlalu meninggalkanku yang masih mematung di sini.

"Kalau gak mau, setidaknya bapak nyari asisten rumah tangga kan bisa." Teriakku yang entah didengarnya atau tidak.

"Tidak. Karena saya sudah ada kamu sebagai sekretaris PRIBADI yang saya perkerjakan." Balasnya dari kejauhan dengan menekankan kata 'pribadi'.

Menyebalkan! Bagaimana bisa ada pria yang semenyebalkan dia! Rutukku kesal menghentakkan kaki dengan cukup pelan agar tidak terdengar olehnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oh My Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang