Kim Jongin menendang krikil di jalanan sepi, wajahnya tertekuk.
Ingatannya terlempar beberapa jam ke belakang, di mana ia melihat Kyungsoo tersenyum dengan memukul pelan lengan Baekhyun tertawa bahagia seakan dunia milik mereka saja.
Suho dan Lay saling bergandengan, sesekali mengerjakan tugas dengan candaan kecil. Tao yang menjahili Chen, Luhan yang menggoda Xiumin.
Juga ada Chanyeol di suapi makanan oleh Kris yang bermain game di ponsel, meski keduanya sibuk dengan dunia masing-masing tak menyurutkan keromantisan yang mereka lakukan dengan sederhana.
Bibirnya mengerucut, menginjak tanah beraspal dengan gemas. Kenapa Sehun tidak seperti seme lainnya?
"Kau sedang apa?"
"!"
Jong-in mengerjap, memegang dadanya yang terkejut dengan kedatangan Sehun yang tiba-tiba.
"Ih Sehunie!! Kenapa mengagetkan Jongie?!"
Sehun meringis kecil, pukulan Jong-in tidak main-main di lengannya.
"Aku bertanya, tidak bermaksud mengagetkanmu."
Jong-in semakin sebal dengan nada datar yang selalu keluar dari mulut kekasihnya itu, tidak bisakah Sehun mengucapkan kata yang lebih manis?
Dengan kaki yang terhentak, Jong-in pergi meninggalkan Sehun.
"Sehunie tidak peka," sudut matanya menoleh, mendapati Sehun yang hanya diam di tempat, melihatnya yang sedang merajuk.
" :( Kenapa Sehunie tidak mengejar Jongie?!"
"Untuk apa?"
" 😡 Jongie kan sedang marah, harusnya Sehunie bujuk Jongie."
"Salahku apa?"
"ARGHHH!!"
Jong-in berlari, kesal dengan makhluk tembok tak berhati itu. Lagi pula, bagaimana bisa Jongin menjadi kekasihnya? ...oh iya, Jong-in lupa. Kan dia yang menembak Sehun dan beruntungnya Sehun menerimanya.
Tapi, kenapa malah makan hati?
Jong-in merebahkan kepalanya di kursi umum, sinar matahari sore dan angin laut sedikit membuatnya tenang.
Matanya menutup merasakan angin berhembus kencang, amarah yang berkumpul perlahan mereda.
Di kejauhan Sehun melangkah kecil ke arah Jong-in dengan menenteng bubble tea rasa coklat, earphone putih terpasang apik di telinga. Topi hitamnya tak luput tertinggal, hanya saja posisinya menghadap ke belakang, kacamata terlihat memperjelas pesona Oh Sehun.
Jong-in mengerjap, merasa jika cahaya yang terpantul di kelopak mata menghilang.
"S-sehunie?"
Sehun menyedot bubble tea tanpa mengalihkan tatapannya dari Jong-in yang berkedip manis.
"Kau mau?"
Sehun menyodorkan sisa Bubble tea miliknya tanpa canggung sama sekali, Jong-in menerima dengan bingung, sekali lihat minuman itu terlihat nikmat apalagi di cuaca sore yang sedikit panas. Jong-in pun menyedot bubble tea Sehun anteng mengapit gelas plastik tebal itu dengan kedua tangannya.
Kursi yang di sediakan cukup luas, hingga saat Jong-in menyandarkan punggung, kakinya sedikit terangkat membuat pemuda Kim itu mengayun-ayunkan kaki.
Sehun ikut duduk di samping Jong-in, melepas sebelah earphonenya dan memasangkan ke telinga kanan Jong-in.
Meski sedikit terkejut, Jong-in kembali diam. Alunan nada With you terdengar menyejukkan, wajahnya memerah. Jong-in pikir lagu itu di putar acak, tapi ternyata hanya lagu ini yang terus Sehun putar.
"Ini lagu yang kau kirim padaku di hari yang sama, hari saat kau menyatakan cinta."
Deburan ombak terdengar menderu, membiasakan suara camar ikut memecahkan karang.
"Sehunie," Jong-in merasa senang sekali, jantungnya berdebar keras.
"Aku tidak mempunyai lagu lain selain yang kau kirimkan,"
"Kenapa?" Suara Jong-in mencicit di tengah suara lautan.
"Karena kau,"
"Apa?"
"Karena itu kau, aku suka."
Jong-in meremat pelan gelas bubble tea yang hampir habis.
"Saat pelajaran membuatku bosan, aku mendengarkannya. Aku merasa jika kau ada di sampingku dengan senyuman, membuatku merasa lebih semangat."
"...Jong-in,"
"Y-ya?" Jong-in menjawab cepat di terpa rasa gugup membuatnya tak mampu melihat Sehun yang menumpu dagu sambil menatapnya intens.
"Kuharap kau tidak iri lagi pada mereka, aku tidak sesumbar itu memperlihatkan perasaan."
"Maaf Sehunie,"
"Tidak apa-apa, oh iya aku menemukan satu lagu untukmu. Kau mau dengar?"
Jong-in mengerjap semangat, perlahan pipinya merona lagi.
Step by step, I follow you
Without you knowing, I match my footsteps with yours
Your scent passes by my clothes
Why am I so nervous? It’s so sweet
That small and pretty hand is almost about to touch
Almost about to touch, it tickles my heart
I’m holding onto this soft warmth
Our innocent love story has only been told to meSehun menyentuh ujung cuping telinganya, menandakan jika dia sedang gugup.
"Sebenarnya, aku sudah menyukaimu sedari lama. Tapi, kau itu sangat terkenal dan banyak sekali yang menyukaimu. Aku mundur saja, pengecut sekali bukan."
Sehun memegang tangan Jongin, menatapnya dengan dalam.
"Aku sangat senang karena kau juga menyukaiku, cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Terimakasih,"
'Kenapa Sehun tampan sekali, Mama?!!'
Sehun yang tersenyum, Sehun yang menggenggam tangannya saja, bagi Jong-in ...itu sudah cukup.
"Sayang,"
(///∇///)
"Jongie sayang,"
"Y-yya,"
"Mau lihat sesuatu?"
"Apa?"
"Coba lihat mataku dengan jelas," Sehun membuka kacamatanya, lantas duduk lebih dekat dengan Jong-in yang jelas sekali terlihat gugup.
"Memangnya ada apa dengan matamu?"
"Apa kau lihat sesuatu?"
"Pupil, kornea?"
"Maksudku, pantulannya."
"Eng, aku?" Jong-in menggaruk pipinya bingung.
"Kau melihatnya dengan jelas?"
"Iya,"
"Itulah masa depanku,"
"Apa?"
Sehun tersenyum, menarik kepala Jong-in dan menempelkan bibirnya di bibir Jongin yang terbuka.
"Bibirmu manis, aku suka."
Jong-in menutup seluruh wajahnya dengan telapak tangan, memunggungi Sehun yang kembali menyedot sisa Bubble tea bekas Jong-in.
Ehe
KAMU SEDANG MEMBACA
GROWL [OS]™✓✓
Krótkie OpowiadaniaGue gak suka manis, kecuali Hunkai ❤ Hunkai Krisyeol And other