"Benar, akulah stalkernya"
Kuroko No Basuke © Fujimaki Tadatoshi
AkaKuro
Ore no Stalker
Ff by MeSaya tak mengambil keuntungan apapun dari fanfiction ini.
Happy Birthday mas Seitan Merah.
--Happy Reading--
Mata aquamarine menatap kertas yang ada didepannya dengan terkejut dan mulut yang mengaga. Beberapa foto milik Tetsuya yang sedang melakukan banyak kegiatan. Gila. Apa ada seseorang yang mau tergila-gila dengan laki-laki yang masih SMA dan menurut Tetsuya sendiri ia masih terbilang buruk rupa.
"Mengerikan, siapa yang mengirim ini?" ucapnya dengan bibir yang bergetar. Namun setelah melihat foto-foto tersebut, Tetsuya terdiam. Satu foto yang membuat Tetsuya tertegun. Foto dimana seorang pria yang ia kenal itu adalah dirinya sedang bermain di pantai, memercikkan air dengan kakinya seolah menentang air laut dengan tendangan. Bukan objek itu yang membuatnya tertegun, sisi visualnya yang membuat ia tersenyum kecil. Pemandangan sunset itu membuat foto itu adalah foto paling bagus dari semua foto mengerikan yang ia terima.
"Ada Apa, Tetsuya?"
"Chihiro-nii... Ah iie, bukan apa-apa... Aku mendapat surat dari sahabat pena-ku..." lembaran foto tersebut ia kumpulkan, lalu ia simpan disakunya.
"Begitu? Cepatlah masuk, diluar semakin dingin..."
Manik aquamarine mengangguk, lalu mendorong kakinya masuk melewati pintu yang selama ini menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan kecilnya.
---
Tetsuya berjalan mendekati lokernya, berniat mengganti sepatunya saat sebuah amplop kembali menghentikan kegiatannya. Amplop yang ada di atas sepatu sekolahnya.
Perasaannya bercampur aduk, berfikir mendapatkan surat cinta dari seorang gadis. Dengan sedikit malu ia membuka isi dari amplop itu. Namun betapa terkejut saat mendapati fotonya yang sedang tersenyum memandangi sesuatu. Jelas Tetsuya tahu kapan kejadian foto itu. Malam tadi, saat ia menerima beberapa foto.
"Stalker..." bisiknya pelan.
"Stalker?" suara bariton yang lembut membuat si surai biru menoleh.
"Ah- Akashi-sensei, ohayou gozaimasu..." menunduk memberi hormat pada guru yang ada didepannya.
"Ohayou, apa yang sedang kau perhatikan?". Pria dewasa yang mengajar Matematika dan Bahasa Inggris itu menatap foto yang sedang Tetsuya pegang.
"Ah- iie, bukan apa-apa?". Bohongnya. Menyembunyikan amplop tersebut dibalik punggungnya.
"Aku mendengar kata 'stalker' tadi. Ada yang menjahili?". Suara bariton itu dengan tegas mengalun. Meminta jawaban pasti.
Yang ditanya hanya diam. Tak berani menjawab pertanyaan guru yang ada didepannya. Sejujurnya, Akashi Seijuuro adalah sosok yang paling Tetsuya kagumi. Selain fisiknya yang bagus, kepribadian lelaki yang telah berkepala tiga itu tegas dan bertanggung jawab.
"Perlihatkan apa yang kau sembunyikan, Tetsuya." Tangan ditadahkan, menanti yang sedang disembunyikan dikeluarkan.
Dengan perlahan, tangan yang semulanya disembunyikan ia keluarkan lagi. Memberikan amplop tersebut pada tangan yang lebih besar.